aku sedang berada dikantin saat ini bersama Tiara dan beberapa teman yang lain. saat sedang ngobrol dengan teman-temanku, aku mendengar suara keributan. entah siapa yang membuat suara itu, tapi aku seperti mendengar bahwa ada nama Dimas disebut-sebut.
"lo nantangin gue?" kata suara itu
"gue gak nantang lo, tapi bersikaplah selayaknya lo adalah siswa. kalo diluar sekolah lo bebas." sepertinya itu Dimas.
"alah. gausah sok jadi siswa teladan deh lo!"
"faktanya, gue memang teladan biarpun gue bandel. tapi gue hanya bandel diluar sekolah. gak kaya lo yang selalu nindas adik kelas dengan cara memalak. lo kekurangan duit jajan?" kata Dimas lagi
aku jadi memperhatikan apa yang mereka bicarakan. aku berdiri tidak jauh dari tempat mereka beradu mulut. bagaimana Dimas bisa tenang berbicara dengan kakak kelas yang sepertinya adalah pentolan disekolah.
"gausah ikut campur" dan satu pukulan telah merobek sudut bibir Dimas
dan adu jotospun terjadi. aku tidak tau kenapa teman teman dimas yang lain tidak melerai nya. malah menyemangati Dimas. aku tidak tau apa yang harus aku perbuat. sampai akhirnya, Pak Sutoni pun datang. dia adalah guru Bimbingan Konseling.
"Dimas! Dani! kalian lagi kalian lagi! ikut saya keruang kepala sekolah!" semua siswa bubar.
aku melihat kearah Dimas yang sudah berantakan. ada darah disudut bibirnya membuatku merasa ngeri. saat mata kami bertemu, Dimas tersenyum. seperti mengatakan bahwa dia baik-baik saja.
memang, apa peduliku? aku bukan siapa-siapanya mengapa aku harus khawatir?
"Mei? balik kekelas yuk. udah bel" ajak Tiara aku hanya mengangguk
aku berusaha tidak peduli, tapi fikiranku melayang membayangkan apa yang terjadi dengan Dimas.
"lo duluan aja ra, gue mau ke toilet dulu." kataku kepada Tiara
"oke deh jangan lama lama ya" aku mengangguk
aku harus memastikan sesuatu. memastikan bahwa Dimas baik-baik saja. entah ada apa dengan diriku, tapi aku memang khawatir dengan Dimas.
semoga Dimas baik baik saja.
YOU ARE READING
Seandainya
Teen Fictionseandainya aku bisa meminta permintaan, aku akan mengulang waktu saat besamamu. seandainya kejadian itu tidak terjadi, pasti aku masih bersamamu saat ini. seandainya ... seandainya ...