Tangisannya mulai mereda, dan mereka masih saling diam dengan pikirannya masing-masing.
"Gomen, Sungguh... Aku..aku tak bermaksud" ucap sasuke memecahkan keheningan yang terjadi setelah tangisan hinata, sedangkan hinata memalingkan wajahnya kesamping. Sasuke semakin bersalah. "Siapa namamu?"
"K-kau tak usah tahu namaku" hinata menundukkan kepalanya, ia terus menggelengkan kepalanya mengingat nada khawatir serta rasa bersalah yang terselip diucapan sasuke tadi, ia takut jatuh hati lagi dan itu akan membuat ia sakit lagi.
"Kau kenapa? Sakit?" tanya sasuke khawatir melihat hinata yang menggelengkan kepalanya dengan raut muka yang kesakitan, walaupun hinata tak dapat melihat raut wajah sasuke namun ia tahu sasuke memasang wajah datar dan hanya nada suaranya saja yang khawatir. Hinata hanya menggelengkan kepalanya.
Dalam hati hinata berteriak memanggil kakaknya agar tak terjebak berduaan dengan sasuke, sedangkan sasuke terus-terusan menatap wajah manis hinata yang terlihat gelisah, apakah gadis itu takut kepadanya?
"Tenang saja aku bukan penjahat"
Hinata tak merespon karena ia tahu bahwa sasuke bukan penjahat.
"Aku bukanlah anak kecil"
"Aku tak mengatakan bahwa kau adalah anak kecil"
"Tapi kata-kata mu tadi biasa dipergunakan oleh penjahat yang mengincar anak-anak"
"Aku kira kau takut padaku karena mengira aku penjahat, ya kau tahu kan... Kau bisa saja diincar karena kau buta dan kebutaanmu itu bisa menguntungkan para penjahat"
Sasuke melebarkan matanya ketika merasa bahwa apa yang ia ucapkan itu keterlaluan dan bisa membuat gadis itu sakit hati, ia melirik ke gadis disampingnya dan menemukan ekspresi datar yang ditampilkannya.
"Hahaha..." suara tawa yang riang memasuki gendang telinganya "gomen... Mataku memang begini" sasuke terus menatap wajah riang gadis itu dan memejamkan mata ketika kata maaf keluar dari mulut gadis itu, ia yang harusnya minta maaf namun apalah daya kegengsian yang mendarah daging pada keturunan uchiha itu membuatnya enggan.
"Hm"
Setelah itu hanya diisi dengan keheningan serta kecanggungan yang membuat mereka risih, tanpa diketahui hinata sasuke terus-terusan memandang wajahnya tanpa berkedip memandangi setiap detail wajahnya tanpa ada satupun yang terlewat, namun yang membuatnya tertegun adalah pandangan kosong yang terus hinata tampilkan. ingin ia tahu apa yang ada dipikiran hinata. apakah ada dirinya kah?
Merasakan getaran dari dalam saku celananya sasuke segera mengambil smartphone nya yang bergetar itu, ia segera melihat layar smartphone nya yang menampilkan gambar panggilan masuk dari kontak bernama sakura.
Ia segera mengangkatnya.
"Moshi-moshi..." sapanya.
'Moshi-moshi sasuke-kun....'
"Hm, ada apa?"
'Ano... apa kau sedang sibuk?'
"Tidak"
'B-bisa kita bertemu... aku.. ak-aku rindu padamu...'
Terdengar nada malu-malu dari sana, bisa dipastikan sakura pasti merona, sasuke tampak berpikir sejenak. Ia memandang hinata yang tak mengalihkan pandangannya dari depan.
"Baiklah... kapan?"
'Sekarang, di tempat biasa'
"Baiklah, aku akan kesana" sasuke segera memasukkan kembali smartphone nya kedalam saku celananya, ia pandangi lagi wajah hinata yang sedang menunduk, apa ia harus pamit dulu? kenapa harus pamitan? emang hinata peduli? namun, bukankah alangkah baiknya jika berpamitan terlebih dahulu? sasuke bangkit dari duduknya sehingga menimbulkan bunyi deritan dari bangku kayu yang agak lapuk itu, membuat hinata mengangkat kepalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/84366850-288-k647113.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I will always waiting you
Randomuchiha sasuke dan hyuuga hinata dipersatukan dalam sebuah perjodohan, namun sasuke menentang dengan keras perjodohan itu. ia beruasaha membuat hinata membatalkan perjodohan dengan membuatnya kecewa, memakinya, dan mencemohnya, dan menyakitinya dan m...