Semenjak aku, Riel, Virla, Vigo satu kelompok bahasa Indonesia waktu itu, kami semakin dekat. Berbulan-bulan kami lewati bersama-bersama bahkan sebulan lagi akan di adakan UKK. Mungkin kalau sekolah lain sudah membebaskan muridnya dengan tidak ada KBM atau yang biasa disebut freeclass tetapi sekolahku yang memang ketat akan peraturan jadi masih melaksankan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), menyebalkan memang fyuh...
Aku mengenal mereka baru 10 bulan tetapi kami sudah seperti sahabat. Mungkin terasa aneh, kalau orang lain bersahabat bertahun-tahun. Tetapi itulah yang aku rasakan, ini bukan sekedar pertemanan.
Saat berbulan-bulan berteman dengan mereka, yang paling aku sukai adalah saat istirahat kami sering berkumpul di satu meja sambil bercanda gurau. Itu sungguh menyenangkan karena satu sama lain akan menceritakan hal yang lucu yang kami lihat hari ini. Atau mereka berdua sedang main futsal, maka aku dan Virla akan menonton dari pinggir lapangan. Seperti sedang menunggu pacarnya, kalau aku berharap seperti itu menjadi keyataan sih. Tapi kenyataan yang sedang aku jalani aku hanya temannya.
Terkadang pula Vigo tidak bersama kami, karena dia yang memegang jabatan sebagai wakil kapten di ekskul Futsal di sekolah kami. Ketuanya kelas 11 tetapi yang malah lebih sibuk Vigo karena mentang-mentang dia lebih senior, memang ya sekolahku darah senioritas kental sekali ckckck. Ditambah lagi dia yang menjadi ketua kelas di kelas kami, yang harus siap sedia bila di panggil bu Marisa.
Riel sedang menggiring bola ke gawang dan Gol!
"GOL!!!!" teriak aku dan Virla berapi-api. Kemudian bel masuk berbunyi , semua siswa yang setim dengan Riel atau lawannya mendesah kecewa karena bel berbunyi saat permainan berada di klimaks nya. Riel dan Vigo berjalan ke arah kami, aku menyerahkan satu botol air mineral yang telah kami siapkan tadi ke Riel dan satu botol yang dipegang Virla diserahkan ke Vigo. Semua murid yang berada di kantin segera berhamburan menuju kelas masing-masing. Bahkan ada yang terburu-buru menghabiskan makanannya sampai tersedak. Aku sebenarnya kasihan dengan orang itu dan kesal karena peraturan yang begitu ketat tetapi mau bagaimana lagi? Peraturan tetaplah peraturan yang tidak boleh dilanggar karena akan mengakibatkan terkena sanksi nanti.Kami memasuki kelas kami, dan duduk dibangku masing-masing. Setelah menunggu beberapa menit Mrs. Nina yang seharusnya sekarang mengajarkan mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas kami tidak kunjung datang juga. Kemudian Vigo yang selaku ketua kelas mengecek ke ruang guru dan bertanya ke guru meja piket yang pasti mengetahui guru itu masuk atau tidak. Setelah itu Vigo memberi tau kami bahwa Mrs. Nina izin pergi, seluruh murid berteriak senang dan bahkan ada yang bertepuk tangan.
Hampir seluruhnya siswa yang di kelas ini keluar kelas menuju kantin dan lapangan. Seharusnya ketua kelas yang menjaga agar seluruh murid tetap di kelas tetapi Viga malah menjadi propokator siswa untuk bermain Futsal, kurang ajar memang ckckck. Sebelum Vigo sempat keluar pintu, Meira selaku wakil ketua kelas berterik.
"Vigo nanti kelas kita diomelin sama Bu Marisa gara-gara lu. Belum lagi kalau ketahuan Pak Yarno, kasihan anak cowok kena point nanti. GAK BENER BANGET JADI KETUA KELAS LU!" terik Meira.
Pak Yarno adalah guru BK yang sangat galak dan kejam memberi hukuman bagi siswa/siswi yang melanggar hukum tanpa pandang bulu.Vigo berbalik dan berjalan ke arah Meira dengan wajah dingin. Serem njir..
"Kan tadi udah gue bilang Mrs. Nina gak ada, ngapain takut karena emang gak ada guru kan. Dan Jangan sok deh lu disini gue yang ketua kelasnya bukan lu!" balasnya tajam dengan menunjuk muka Meira dengan jari telunjuknya seperti menunjukan intimidasi.Ruangan ini tiba-tiba hening menyaksikan mereka berdua.
"Dia sih sok-sokan banget. Ingetin orang tapi kayak gitu, ditambah lagi suka nyuruh-nyuruh pengurus kelas lain" bisikku ke Virla"Iya, bener ckck" Virla menimpali.
Vigo langsung berbalik kearah pintu dan keluar kelas yang diikuti Riel di belakangnya. Dan siswa lainnya tetap keluar kelas walaupun sudah ada pertengkaran tadi, emang dasar. Sedangkan siswi nya ada yang main smartphone, menjaili teman masing-masing, bergosip ria, dan banyak lagi. Aku dan Virla lebih memilih membaca novel yang kami bawa. Tiba kelas menjadi gaduh karena semua murid yang tersisa terburu-buru kembali ke kursi masing-masing. Aku yang bingung langsung mengangkat wajahku dari novel yang sedang aku baca, dan Virla juga melakukan hal yang sama. Ternyata Mrs. Nina hadir dan memasuki kelas kami. Aku dan Virla langsung memasuki novel kami agar tidak diketahui Mrs. Nina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours
Teen FictionSeseorang yang aku suka dan selalu aku cari mengenai diri-nya. Setelah aku mengetahui semua tentang-nya, di saat yang sama aku pun mengetahui sahabat-ku suka pada-nya juga. Akhirnya, aku merelakan-nya untuk menjadi milik-mu sahabat-ku. Walaupun ini...