PART 2

65 9 1
                                    

Ketika sampai di gerbang rumah, aku mendapati mama ku sedang menganalisis nilai muridnya di teras. (Ibuku adalah seorang guru SD di sebuah sekolah di Jakarta Timur)

Aku menuju mamaku dan menyalami mamaku itu.
Kata mama "Bagaimana hari pertama sekolah?"
"Ya, begitulah, ma. Cuma perkenalan dan pembagian buku doang, gak ada belajar sama sekali" jawabku yang sedang membuka sepatu di depan pintu." sudah ya, ma. Aku mau ganti baju dulu di kamar" sambungku.

Setelah menaiki beberapa anak tangga, aku pun sampai didepan pintu kamar ku yang berwarna putih.

Segera aku meraih knop pintu dan memutarnya, serta masuk ke dalam.
Saat sudah masuk kamar, aku menaruh tasku diatas meja belajar. Dan aku langsung merebahkan tubuhku ke atas tempat tidur, walaupun aku masih mengenakan seragam.
Aku terus memikirkan lelaki yang ku kenal dengan nama, Riel itu.
Beberapa pertanyaan menenggelami pikiran ku.

Kenapa dia tadi pucat banget?
Kenapa aku bisa feeling, kalau sebenarnya dia bukan orang yang pendiam?
Kalau dia bukan orang yang pendiam, kenapa dia gak berbaur dengan teman-teman baru saat perkenalan tadi?

Aku mengacak-acak rambutku hingga membuat rambutku yang terkuncir rapih jadi kendor dan berantakan, untuk menghilangkan rasa penasaran di pikiran ku. Aku sebenarnya bingung sama diriku sendiri kenapa aku seperti mengetahui banyak hal mengenai dia, padahal aku saja baru melihat dia tadi. Aduh sok tahu banget sih aku.
Aku terdiam sejenak untuk berpikir "Mungkin dengan aku mandi dapat menghilangkan semua penasaran itu dari pikiran aneh ini".
Aku pun segera mengambil baju rumah-rumah di lemari dan handuk yang tergantung di depan pintu kamar mandi, serta segera melesat menuju ke dalam kamar mandi

Setelah 15 menit, aku keluar dari kamar mandi sudah mengenakan pakaian rumah-rumah dengan wajah yang segar dan rambut yang terurai rapi. Aku berjalan menuju tempat tidur, dan merebahkan tubuh ku di atas tempat tidur. Beberapa menit merebahkan dan sambil memejamkan mata dan tidur.

Tok Tok Tok

Bangun karena ketukan dari pintu kamarku.
"Ini mama, kak. Bangun kak" kata mama

"iya ini udah bangun. Ada apa?" jawabku

"Kamu pasti belum makan malam kan? Sekerang kamu turun ke ruang makan, karena papa udah datang, mama ke bawah duluan. Cepet ya..." katanya

" iya, ma" jawabku

Aku segera bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar. Aku memutar knop pintu, dan menuruni beberapa anak tangga, serta berjalan ke ruang makan.
Telah ku temukan mama dan papa serta adik perempuan ku dimeja makan sedang menunggu ku. Aku memilih meja di sebelah adik ku untuk duduk.

Kami segera mengambil nasi serta lauk yang kami sukai, kecuali papa karena dia di ambilkan oleh mama yang sedang melayani papa. Sungguh rukun dan damai nya keluarga ku. Aku berharap kebahagian ini sampai nanti adik ku menuju pelaminan bahkan sampai kedua orang tua ku dipanggil Tuhan.
Setelah menikmati makanan mama yang sangat enak, kami berbincang-bincang ringan.
Setelah perbincang singkat dan canda gurau kami, aku meminta izin ke kamar kepada mama.
"Mama, aku ke kamar dulu mau, susun buku yang tadi dapet dari sekolah. Bye ma, pa, de. Selamat malam" kataku

"Iya, selamat malam juga, kak" balas mereka bertiga serempak.

Dengan jalan gontai, aku berjalan menuju tangga dan menaiki anak tangga satu per satu.
Ku putar knop pintu dan masuk ke dalam kamar. Aku berjalan menuju meja belajar, berniat untuk mengerjakan pr. Aku baru teringat bahwa besok tidak ada pr dari guru namanya juga baru masuk sekolah hehe, jadi aku hanya menyusun buku pelajaran yang sesuai jadwal besok. Setelah semua buku untuk besok sudah masuk ke dalam tas, aku hanya membaca ringan buku paket pelajaran matematika dan IPA karena aku sangat menyukai kedua pelajaran tersebut dan besok adalah mata pelajarannya.

Aku merasa kantuk mulai menimpa ku, dan segera melesat menuju kasur ku. Aku langsung merebahkan tubuh ku di atas kasur itu. Dan mulai memasuki dunia mimpi.

✳✳✳✳

Sinar matahari yang bersinar dari ventilasi, membangunkan ku dari tidur nyenyak. Ku lirik jam dinding ku yang sudah menunjuk pukul enam.
"Astaga!!! Udah jam segitu! Gue kesiangan!!!"
Aku segera melompat dari tempat tidur dan mengambil seragam sekolah di lemari serta handuk. Aku langsung melesat menuju kamar mandi. Agar aku tidak terlambat aku menghemat waktu mandi ku.
Setelah 5 menit mandi, aku sudah mengenakan baju seragam. Aku hanya mengkuncir satu rambut ku, dan tidak menggunakan bedak sama sekali. Aku segera menggendong tas ku dan mengenakan sepatu sekolah.
Agar tidak terlambat, aku memanggil supir pribadi ayah ku untuk mengantarkan aku ke sekolah karena setahuku ayah hari ini tidak ke kantor.

"Kakak! Kamu tidak sarapan dahulu?" tanya mama saat aku mau masuk ke dalam mobil.

"Tidak, ma. Aku sudah terlambat nih" jawabku dan langsung menutup pintu.

Dengan kecepatan lumayan tinggi, Pak Sudir supir pribadi Papa mengendarai mobil Papa ku. Hanya membutuhkan beberapa menit, aku sudah sampai di depan gerabang. Aku melirik jam tangan ku sudah menunjuk pukul 06.35. Aku langsung berlari menuju kelas ku. Karena aku belom memaki dasi, aku mengambil dasi dari tas ku. Sambil menaiki anak tangga menuju kelas ku dilantai dua, aku mengenakan dasi ku tanpa melihat jalan.

Bruk!!!

"Aduh!!!" kataku dan seorang yang kutabrak bersamaan.
'Aduh! Pake nabrak segala lagi' dalam batinku berkata. Mata ku membulat, setelah mengetahui orang yang ku tabrak. Ternyata adalah dia 'si manusia es'. Siapa lagi kalau bukan, Riel.

⭐⭐⭐⭐
Hai...
Makasih banyak, buat yang udah mau baca part baru gue ini.
Soal cerita gue ini yg gak ada cover nya, gue juga bingung kenapa cover nya gak bisa di post :(
Ada yang tau gak kenapa?
Tapi gue tetap mau ngelanjutin cerita gue yg gak punya cover ini, karena gue inget pepatah yang ini

'Jangan melihat buku dari sampulnya'

Jadi kalian jangan melihat cerita gue dari cover nya, walaupun gak punya cover belum tentukan isi gak bermutu.
Jadi kalian jangan bosan menunggu kelanjutan ceritanya ya... :)

Jangan lupa vote nya ya...
Sekali lagi Thank You so much because reading My story...

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang