Another Night With Him

2.1K 193 7
                                    

Happy reading all ^^
.
.
.
.
‘Madam Puddifoot’s coffee shop’
“Kau bekerja di kedai kopi Granger?” Tanya Malfoy, sekilas memang seperti pertanyaan pada umumnya tapi, percayalah dia memiliki niat untuk menghina, karena dari caranya menatap papan nama milik Madam Puddifoot sudah menyiratkan segalanya. “Pekerjaan apalagi yang kau harapkan dari seorang pelajar selain bekerja di kedai? Direktur perusahaan?” Sahutku tanpa menatap wajahnya.

“Selamat sore Madam.” Salamku pada Madam Puddifoot, “Selamat sore sayang, kenapa awal sekali Mione? Bukankah sudah kuperingatkan setelah kau istirahat 30 menit sepulang sekolah baru kau dapat bekerja?” Tanya Madam dengan nada khawatir, yah dia mulai khawatir dengan hal sepele, dia bersikap seperti ini tak hanya kepadaku tapi juga dengan rekan kerjaku, Emily. Seperti, minggu lalu waktu Emily terkena air panas, dia langsung berteriak histeris dan langsung memaksa Emily pulang, padahal bagian punggung tangannya yang terkena air tak sampai selebar 10 cm. Dia selalu mengkhawatirkan banyak hal, itulah kekurangannya. Tetapi, dibalik kekurangannya itu dia adalah wanita baik yang sopan dan pandai mengatur waktu.

“Maaf Madam, bukannya aku tak ingin mengikuti nasihatmu, hanya saja kali ini aku sedang memiliki masalah yang harus segera diselesaikan Madam.” Sahutku sambil menunduk, “Jika yang kau maksud masalah itu adalah aku Granger, biarkan aku mengenalkan diri pada nyonya yang cantik ini. Nyonya perkenalkan, namaku adalah Draco Malfoy kau bisa memanggilku Draco nyonya, akulah masalah yang dimaksud Granger, berarti aku adalah masalah yang menempel padanya hari ini.” Sela Malfoy.
Kenapa dia menyelaku? Lihatlah, dia bersikap manis didepan madam Puddifoot dia pasti akan merayu madam Puddifoot, “Astaga kau sangat manis sekali tuan Malfoy. Perkenalkan aku madam Puddifoot pemilik sekaligus atasan di kedai ini. Dan aku tak percaya jika lelaki tampan sepertimu adalah masalah bagi Mione.” Sahut madam Puddifoot sambil tertawa.

Kutinggalkan mereka berdua untuk mengganti baju seragamku  dengan seragam kerja. Aku mulai membantu Emily dari membersihkan meja, lalu tak lama kemudian kulihat Malfoy duduk di salah satu pojok dekat jendela sambil melihat keluar. Tak lama kemudian pengunjung mulai berdatangan aku pun mulai sibuk mencatat pesanan mereka dan aku melupakan keberadaan Malfoy.

“Hari ini sangat melelahkan Emily, aku tak mengira akan ada pengunjung sebanyak ini.” Keluhku, “Mione, sebenarnya banyak pengunjung hari ini seperti biasa, hanya bertambah beberapa tidak terlalu banyak. Kau merasa lelah karena kau tak istirahat Mione.” Sahut Emily sambil menyeka gelas yang baru saja dicuci, “Katakan Emily apakah aku baru saja mendengar kata lelah?” Tanya madam Puddifoot, dan aku langsung menatap Emily tajam, karena jika dia menjawab ‘iya’ madam Puddifoot tak akan segan-segan menyuruhku pulang.
“Iya madam. Hermione baru saja mengatakannya.” Sahut Emily.
Oow it’s not good, “Mione kau harus pulang sekarang, kau sudah lelah dan berdasarkan kelalaianmu untuk menjaga staminamu, aku tak bisa membiarkan ini. Kau harus pulang sekarang juga dengan tuan Malfoy.” Titah madam Puddifoot.

Astaga kenapa aku bisa melupakan ini. Aku kemari bersama Malfoy dan sudah jelas dia akan mengawasiku sampai tiba di apartemenku, “Baiklah madam.” Jawabku, sebenarnya aku enggan untuk pulang, hanya saja aku sadar jika kami terus berdebat tak akan ada habisnya karena kami sama-sama keras kepala.

“Melupakanku Granger?” Sambut Malfoy begitu aku selesai mengganti seragam kerjaku dengan seragam sekolahku, “Ya. Karena aku tak akan memperhatikan orang yang bukan menjadi bagian dari tugasku dan ini berarti termasuk kau.” Ucapku, “Easy Granger. Aku terlalu lapar untuk mencari masalah denganmu.” Sahutnya.

Kami melangkahkan kaki kami keluar kedai kopi. “Granger aku lapar.” Rengeknya, “ Begitu juga aku, dan ini masih pukul 8 malam jadi belum terlalu larut bagi kita untuk mencari makan malam.”

“Kau ingin apa?” Tanyaku, “Aku ingin masakan Italia dari restoran yang ada di tengah kota.” Jawabnya, “Apa kau gila Malfoy?” Sahutku dengan nada terkejut, “Kau bertanya aku menjawab Granger, ada yang salah? Dan cepat angkat teleponmu, dari tadi ponselmu bergetar kau tahu.” Ucapnya. Segera kulihat ponselku, 5 panggilan tak terjawab dari Ginny. Bagaimana Malfoy bisa tahu jika ada panggilan masuk dari ponselku, padahal aku tidak merasakan getarnya sama sekali. Baiklah nanti akan kutanyakan setelah menjawab panggilan ini.

“Halo Ginny.”
‘Apa yang kau lakukan dengan Malfoy’

“Aku tak melakukan apa-apa dengannya. Lagipula darimana kau tahu jika aku bersama Malfoy?”
‘Aku tadi menjemputmu di tempat Madam Puddifoot, dan Emily bilang kalau kau sudah pergi dengan seorang pria berambut platina yang bermarga Maleficent atau apalah itu.’

“Hahahaha. Emily memiliki selera humor yang baik kau tahu. Maksudku Malfoy dan Maleficent itu sama-sama buruk kau tahu.”
“Hei! Aku dengar itu Granger.”

“Ya baiklah Malfoy. Ginny maaf aku harus menutup teleponmu. Aku harus berbuat sesuatu untuk tuan Malfoy yang kelaparan.”
'Baiklah Mione. Ingat jika dia berbuat hal yang menyebalkan telepon saja aku atau Harry atau Ron. Kami akan buat dia menyesal besok'

“Iya Ginny. Tenang saja aku akan melakukan itu. Dan sampaikan maafku pada Molly melewatkan makan malam hari ini.”
‘Baiklah.’

“Jadi kau selalu makan malam di tempat Weasel?” Tanyanya, “Weasley. Ya tidak selalu hanya beberapa kali dalam seminggu.” Jawabku sambil menunduk, “Kenapa kau sering menghabiskan waktumu dengan para kepala merah? Maksudku apa kau tak bisa menghabiskan banyak waktu dengan keluargamu?” Ucapnya sambil memandang kedepan seolah-olah pertanyaannya itu hanya untuk dirinya sendiri, “Mereka sudah tiada.” Dan aku pun berhenti melangkah. Aku benci ini. Aku benci ketika aku teringat, bahwa aku sendiri, tanpa ada kehangatan sebuah keluarga.

“Sangat menarik. Apa itu berarti kau selama ini hidup dari asuransi ayah dan ibumu?” Tanyanya lagi. Ayolah Malfoy, kenapa kau tak bisa membaca situasi ini? Aku sakit tiap kali mengingat mereka, “Ya. Dan oh iya Malfoy, bukankah kau tadi mengeluh karena kau ingin makan malam. Jika kau bersikeras ingin makan masakan Italia aku bis membuatkanmu pasta di apartemenku bagaimana?” Tanyaku mengalihkan suasana, “Selama itu tak membunuhku aku akan memakannya.” Jawabnya dengan ketus. Oh astaga bahkan dia masih menyebalkan walau dia kelaparan.

Kami berjalan beriringan tanpa sepatah katapun. Sekarang aku benar-benar tak ingin memecah kesunyian. Biarkan saja kami begini. Entah perasaanku saja atau memang ini benar-benar terjadi. Semenjak kami selesai membahas meninggalnya orang tuaku ekspresi Malfoy sedikit lebih keras dari biasanya.

“Masuklah Malfoy. Aku akan segera memasak dan kau bisa menunggu di depan televisi.” Ucapku mempersilahkan, tapi bukannya langsung masuk dia hanya melihat keadaan sekeliling apartemenku dengan tatapan tajam, “Cepat Malfoy. Dan bisa kupastikan disini tak akan ada kecoa terbang yang menyerangmu tiba-tiba.” Tambahku, “Hei jangan ungkit-ungkit itu lagi Granger!” Sentaknya dengan wajah memerah.

Astaga, lucu sekali ekspresi itu. Tunggu, apa aku barusan berpikir kalau dia itu lucu? Tidak, Mione tidak. Dia itu menyebalkan, MENYEBALKAN.

There's Annoying Guy Right HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang