Seriously ?

1.7K 175 3
                                    

Draco's POV

"Sudah kukatakan padamu berulang kali Malfoy. Aku tak akan membubuhkan racun apapun pada pasta ini!" Ucapnya dengan tajam.

"Yayaya. Dengar Granger waspada itu perlu, dan aku akan menghabiskan ini karena yah, kurasa tak akan ada pilihan lain selain makanan ini." Kilahku, ya itu benar. Tidak lucu jika aku ditemukan tak bernyawa dalam sebuah apartemen gadis yang sering ku bully.

Setelah makananku habis Granger membereskan semuanya. Ya Granger siapa lagi? Aku? Tidak tidak. Aku tamu dan aku harus dilayani, dan ya Granger akan mulai berteriak jika dia mulai kehabisan bahan perdebatannya. Aku suka dengan muka yang memerah itu ehem maksudku muka kesalnya itu sangat lucu, apa yang ku bicarakan ini sebenarnya. 'Tidak Draco dia bukan siapa-siapa bagimu' ucapku dalam hati.

Ku lihat lagi interior di sini sambil berkeliling seakan-akan ini adalah kegiatan inspeksi kebersihan.

"Apa? Apakah kau akan merencanakan pencurian dengan target apartemenku?"

"Maaf saja Granger. Tidak ada yang berharga di sini. Kalaupun iya aku merencanakan pencurian mungkin aku akan mencuri pakaian dalam mu yang pasti lebih berharga."

"Dasar mesum." Teriaknya dengan muka memerah. Aw, silly Granger. Dia memalingkan mukanya dan berjalan cepat menuju balkon. Aku pun mengikutinya.

"Kau salah Malfoy. Disini banyak hal berharga yang ingin kulindungi. Contohnya barang-barang yang ada di sini, mungkin tak berharga bagimu tapi bagiku itu semua tak ternilai jika di hitung bersama kenangan yang ada." Ucapnya sambil menunduk dengan nada sedih. Tidak tidak Granger jangan tunjukkan wajah itu.

"Kau berbicara seakan-akan kau tidak punya orang tua." Aw, shit. Kenapa mulut ini tak bisa mengerti situasi seperti ini? Mulut bodoh! Kau menghancurkan segalanya. Tenang Draco kau bisa membalikkan keadaan.

"Haruskah aku mengingatkanmu lagi jika mereka sudah pergi?" Bentaknya dengan mata berkaca-kaca.

Perasaan bersalah pun menguasaiku. Iya anggap saja aku bajingan nomor satu di Hogwarts tapi aku masih punya nurani yah walaupun aku sedikit sulit untuk menunjukkannya. Kurasa Granger mulai menatap kearah jalananan kota dengan sendu. Keheningan menyelinuti kami. Bukan karena aku tak tahu apa yang harus ku katakan tapi, aku memang ingin menunggu dia tenang terlebih dulu.

"Kau tahu Granger, jika aku beruntung maka pada suatu malam akan ada malaikat yang akan mendatangi mimpiku..." Dengan sengaja aku memberi jeda pada kalimatku untuk memancing reaksi Granger.

"Haha. Funny Malfoy as always. Jika ada malaikat yang mendatangi mimpimu, maka itu adalah malaikat maut." See, jangan remehkan Malfoy dengan kelihaiannya dalam urusan wanita.

"Aku belum selesai Granger. Maka akan ada malaikat yang berbaik hati mengabulkan satu permohonan ku dan kau tahu Granger apa yang akan kuminta?"

"Stok wanita 'penghiburmu'?" Tebakan konyolnya membuatku tertawa seketika.

"Well bukan permohonan yang buruk Granger tapi tidak aku tak akan mau dikelilingi oleh penjilat."

"Lalu apa permohonanmu?"

"Aku akan menukar nasibku dengan nasibmu." Ucapku dengan nada serius.

"Kau gila Malfoy! Apa yang kau harapkan dari tak memiliki orang tua?" Ucapnya.

"Tidak Granger aku tidak gila. Aku muak dengan kehidupanku sekarang. Aku hidup bagaikan tanpa orang tua, mereka tak pernah ada untukku, mereka membesarkanku dan memeliharaku tapi tidak dengan menyayangiku. Dan ketika aku beranjak remaja banyak wanita pesaing bisnis ayahku yang mendekatiku hanya untuk perjodohan bisnis. Mereka semua palsu, mereka semua hanya memakai topeng indah di depanku." Ucapku dengan nada benci. Yah untuk apa aku menutupinya jika aku memang tak suka. Aku Draco Malfoy dan aku bisa bersikap semauku.

"Well itu sangat buruk Malfoy. Apakah Pansy juga termasuk?" Tanyanya.

"Ya tentu saja."

"Dan baiklah Granger aku akan pulang. Aku tahu kau tak ingin aku pergi dan sayangnya aku tak bisa menemanimu lebih lama lagi." Ucapku dengan nada mengejek. Ya aku harus mengakhiri pembicaraan ini, jujur saja aku benci membahas betapa malangnya nasibku. Entahlah, mengapa aku bisa setenang ini menceritakan segalanya pada Granger. Mungkin karena kami memiliki kesamaan? Emm tidak kurasa. Granger hanya kesepian tapi tidak merasa hampa, sedangkan aku merasa hampa tapi tidak kesepian. Jadi apa yang membuatku bercerita padanya? Ah sudahlah.

"Dalam mimpi terliarmu Malfoy." Ucapnya sambil memutar bola matanya.

"Malfoy." Panggilnya saat aku telah berjalan ke luar, "Kau boleh bercerita apapun dan aku akan mendengarkannya." Ia berkata sambil menunduk.

"Baiklah Peach." Ucapku dengan menyeringai sambil berlalu.

"Dasar tuan penakut." Makinya.

Aku berjalan pulang sambil tersenyum simpul, dan ponselku bergetar, kulihat layarnya sekilas dan kuabaikan. Karena ku tahu ini adalah pesan singkat dari ayah 'tersayangku'. Mungkin malam ini aku akan bermalam di rumah Blaise.

There's Annoying Guy Right HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang