Pacar Boongan

1.3K 128 10
                                    

Edisi revisi. Enjoy it..

Aku punya tiga kakak lelaki dan mereka semua tampak menawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku punya tiga kakak lelaki dan mereka semua tampak menawan.   Mungkin begitulah bagi wanita yang memandangnya, namun menyesakkan hati bagiku!

Huh, gimana enggak... mereka amat posesif terhadapku.  Bila tahu ada cowok yang mendekatiku, pasti bakal di bully oleh mereka!  Itulah sebabnya sampai kini gak ada cowok yang berani pedekate padaku.

Mereka jadi over protektif padaku sejak kecelakaan mobil yang merenggut nyawa papa - mama dan hampir merenggut nyawaku!  Saat itu usiaku baru tujuh tahun, papa mama mengajakku pergi bermain ke wahana wisata.

  Ketiga kakak lakiku tidak mau ikut, gak level main mainan anak kecil kayak gitu, kata mereka.
Dan kecelakaan itu terjadi!

Dalam perjalanan pulang, mobil kami ditabrak mobil lain yang pengendaranya mabuk berat!  Papa, mama, dan supir itu meninggal seketika dan aku sempat koma selama tiga bulan.

Itulah sebabnya ketiga kakakku menjadi over protektif terhadapku... udah sampai taraf akut!

Untung sekarang Kak Sam dan Kak Dodo sudah pindah ke kota lain.  Kak Sam melebarkan bisnisnya ke Jakarta, sedang Kak Dodo diangkat menjadi GM perusahaan asing di Kanada. 

Jadi hanya tinggal Kak Lordi bersamaku di Surabaya ini.  Belakangan ini Kak Lordi sedang sibuk mengurus skripsinya.  Sebentar lagi dia akan lulus S2.

Berhubung ketiga kakakku sibuk dengan urusan masing~masing, pengawasan mereka terhadapku menjadi lebih longgar.  Aku sangat mensyukuri hal itu.  Tapi jangan sampai mereka mengendus bau cowok di sekitarku, bisa berabe!

Itulah alasan mengapa aku menyembunyikan keberadaan Jay dari mereka.  Meski aku menganggap Jay adikku sendiri, mereka tetap gak akan suka bila aku dekat dengan cowok lain selain mereka.  Kasihan bila Jay dibully mereka. 

Dan itulah juga sebabnya, Tante Icha memintaku merahasiakan perjodohan yang diatur olehnya dari ketiga kakakku. 

Aku penginnya sih langsung menolaknya, tapi secara Tante Icha setengah memaksa dan menghiba~hiba padaku.  Jadi gak tega aku.

Nah disinilah aku sekarang, di cafe Excelso.  Menemui orang yang akan dijodohkan denganku bersama Jay yang kuakui sebagai pacar boonganku!

Sebenarnya dia tampan juga, terlihat baik, juga terlihat menyenangkan.  Mungkin seandainya kami berkenalan dalam situasi berbeda,  kami bisa menjadi teman baik.

Tetapi sepertinya Jay gak suka padanya, dari tadi ia mengenggam tanganku, tak melepasnya sedetikpun.
Amboi..

Selama ini aku yang cenderung sesukanya menyentuhnya, memeluknya, menggandengnya, mencubit pipinya, mengelus rambutnya, kadang mencium pipnya dan dia... stay cool.  Dia hanya diam saja kuperlakukan seperti itu, nggak menolak sih tapi biasa aja. 

Ehm, gak biasa juga sih.  Terkadang Jay tersipu malu saat kucium pipinya... but I mean, ia tak pernah balas memperlakukanku seperti aku memperlakukannya.  Dia tak pernah menggandengku, memelukku dan something like that. 

Hal itu membuatku merasa aman dan nyaman bersamanya.  Tapi terkadang aku juga ingin dia menunjukkan perasaannya padaku, mungkin semacam perasaan sayang pada Cie~cienya.

Makanya aku jadi heran dia sangat betah memegang tanganku dari tadi.  Oh mungkin karena dia terlalu larut dengan perannya sebagai pacar boonganku kali.  Tak sadar aku cengengesan sendiri.

"Ada yang lucu Jean?"  Haykal, cowok yang dijodohkan denganku memandangku geli.

"Ehm, nothing Haykal."

Dia tetap memandangku geli, dan aku merasa Jay semakin erat mengenggam tanganku. 

Apaan sih, Jay?  Tanganku agak sakit nih, kulirik dia...  Nampak Jay memandang Haykal dengan tatapan tak suka.

Hihihi... akting yang sempurna Jay!

Aku balas menggengam tangan Jay, dan saat Jay melihatku, aku mengacungkan jempol padanya.  Jay terlihat bingung, lucu banget ekspresi wajahnya saat ini!

Aku memuji aktingmu, Sayang!  Masa begitu gak paham?

"Ehm, Haykal.  Aku ingin minta tolong padamu," pintaku baik-baik.

"Apa itu?"

"Tolong jangan beritahu Tante Icha kalau aku udah punya pacar bo..."  Ups,  hampir aku keceplosan menyebut pacar boongan! "maksudku punya pacar, bo... gitu lho."

"Kenapa?" tanya Haykal kepo.

"Ehm, kau tahu aku punya tiga kakak laki yang galak dan super protektif.  Aku tak mau Jay ntar kenapa~kenapa."

"Jadi selama ini kalian backstreet?"

Aku mengangguk mengiyakan.  Gak sepenuhnya salah kok, kami memang backstreet meski hubunganku dengan Jay bukan hubungan sepasang kekasih.

"Lalu apa alasanku bila Tante Icha menanyakan mengapa pertemuan kita tak berjalan sesuai harapannya?" tanya Haykal.

"Alasan apa, kek.  Ohya, katakan saja aku bukan tipemu, bukan seleramu."

"Jadi kamu memintaku membohonginya?  Tante Icha tahu persis seleraku seperti apa.."  Haykal memandangku intens.

Jay yang sedang minum langsung tersedak dan menyemburkan minumannya.  Sialnya minuman itu tak pelak mengenai wajah Haykal!

Kasihan dia..

===== >(*~*)< =====

Jayden pov

Teng.

Teng.

Teng.

Bel sekolah berbunyi!

Secepat kilat kuberesika barang~barangku dan berlari meninggalkan kelas.

"Jayden!"

Tak kuhiraukan panggilan bu Lastri wali kelasku.  Berhubung sudah jam pulang sekolah, masa ada keharusan murid keluar kelas setelah gurunya? 

Aku ingin segera menemuinya!  Cie~cie... pasti sekarang dia sedang ada di kampusnya.

Tadi aku mendapat pemberitahuan dari tata usaha sekolah, katanya tunggakan uang sekolahku sudah lunas.  Hah?  Aku terkejut sekali, apalagi setelah tahu Cie~cie yang melunasi uang sekolahku!

Bagaimana dia bisa tahu?  Dan betapa baiknya dia terhadapku.

She is my angel..

===== >(*~*)< ==={=

Jeany pov

Lita mengoceh terus tiada henti sedari tadi.  Curhat tentang pacar brondongnya yang udah memutuskannya.

"Lagian lu, dari dulu udah dikasih tahu... jangan pacaran ama brondong.  Mereka itu nggak pernah serius," ucap Dewi sok menasehati, "betul nggak, Jean?"

Hahahaha... aku mengangguk mengiyakan.

"Banyak susahnya pacaran ama brondong.  Ngambekan, gak dewasa, yang ada kita mesti momong dia dan mentraktir dia mulu."

"Tapi ada enaknya juga, Dew," bela Lita, "mereka polos, lucu, dan bikin emesh."

"Polos dari Hongkong!" cemooh Dewi sadis, sesaat kemudian ia tampak terpukau menatap sesuatu.

"Tapi kalau brondongnya macam begitu, gue juga mau," timpalnya plin-plan.  Jarinya menunjuk pada seorang cowok dibelakang punggungku.

"Dew, gile tuh brondong.  Ganteng bingits!  Kayak oppa~oppa di film Korea, tapi gile gile gile.. matanya hijau!"

Apa sih yang membuat Dewi dan Lita ngeces gitu?  Olala, ada Jay disini!  Dia masih memakai seragam SMAnya.  Apa pulang sekolah dia langsung datang kemari?

"Cie~cie!"  Dia memanggilku sambil mengangkat tangannya malu~malu.

Duo sohibku spontan memandangku iri.
Bagus, ada barang bagus lu sembunyiin , begitu kali arti tatapan mereka.

"Hai Jay, kamu dari sekolah?"

Jay menggangguk dengan mata berbinar cemerlang.  Duile, makin ganteng aja dia kalau wajahnya cerah ceria begini.

"Udah makan?  Makan bakso yuk di kantin," ajakku sambil mengandeng tangannya.

"Eh, Jeany... kita gak diajak nih?" Lita ikutan nimbrung penuh semangat.

"Iya Jean, laper nih," sambung Dewi.

"Maaf Kak, aku mau bicara berdua aja dengan Cie~cie.  Privacy," tolak Jay halus.

Maaf ya, Say.  Bukan aku yang menolak lho..

===== >(*~*)< =====

Aku makan baksoku dengan penuh semangat, kemudian tersadar ketika melihat mangkuk bakso Jay masih utuh.  Dia hanya menatapku dengan wajah bersinar! 

Kenapa sih dengan bocah ini?  Kesambet apaan?
Dia hanya menatapku sambil tersenyum, tak memperhatikan sekelilingnya dimana banyak cewek menatapnya terpukau sambil menunjuknya dan cowok~cowok melirik tak suka.

Hadeh, aku gak suka melihat tatapan cewek~cewek ganjen itu!

"Kamu gak doyan bakso?  Kok gak makan?"

"Suka Cie, cuma.."

Happ.  Kusuapi dia dengan sesendok bakso dari mangkukku.  Otomatis Jay mengunyahnya pelan.  Kulihat cewek~cewek ganjen itu menatapku iri.. masa bodo!

"Duh yang lagi pacaran di kampus, dunia serasa milik berdua," sapa Haykal ramah.

"Lho, lu kuliah disini juga Haykal?" tanyaku heran.

"Yup, semester delapan.  Kamu di semester enam kan?"

Lho kok dia tahu?  Aku masih terheran-heran akan hal itu saat Haykal menatap Jay dengan seragam SMAnya. 

Duarrr, mampus aku!

Secara yang lalu aku bilang kalau Jay itu teman kampusku, seangkatan denganku!

"Halo Jay, baru pulang sekolah?"  Sapa Haykal sok ramah sambil mengacak~acak rambut Jay seperti dia memperlakukan adiknya.

Jay menepis tangan Haykal dengan kasar.

"Jadi ternyata kamu sukanya yang model cute seperti ini ya?" sindir Haykal.

Lu pikir gua pedofil!  Dumelku dalam hati. 
Namun dilain pihak aku merasa jengah sendiri .

===== >(*~*)< =====

Bersambung

01. Cinta Tak Berujung (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang