Mengapa ia ingin membunuhku? Lalu bukankah hanya ada satu kali bunyi tembakan?
Ku urungkan niatku untuk menanyakan hal itu maupun untuk menjawab pertanyaan yang bak menginterogasiku.
Kendati demikian, pertanyaan lain terus berkecimuk dalam pikiranku. Bagaimana dengan anjing - anjing tadi? Apakah itu mimpi? Tapi? Oh My God!
"Aduh 'Ion.. siapa yang tega melakukan ini padamu?" tanya kakak perempuanku yang melesat masuk kedalam ruang ICU berkamar ganda itu.
Masih dipenuhi lamunan yang mengambang, otakku langsung merespon bahwa adanya orang yang memelukku dari samping.
Merasa terus dipeluk, tubuhku akhirnya melakukan penolakan. "Jangan berlebihan gitu Efania, malu"
Setelah becerita sedikit- banyak tentang kejadian penembakan itu akhirnya mereka kehabisan modal untuk bertanya. "Nah, sekarang giliran 'Iob yang bertanya" kataku pada lima pasang mata di selilingku. Paman Elasko dan tante Imeldy, nenek, Efania kakakku, serta Sheryl -ibuku.
"Siapa yang membawaku kemari? Maksudku dimana aku ditemukan?" pertanyaan aneh.
"Polisi yang memberitahu kami,-" jawab ayahku "katanya mereka menemukan seorang remaja yang pingsan ditengah jalan raya", "Untung kamu sudah ada KTP, jadi mudah saja untuk mengetahui identitasmu"sambung tante Imeldy.
"Tetap saja tidak ada untungnya mendapat luka tembak tan'" batinku
"Apa yang terjadi padamu nak?" kata seorang berseragam serba putih yang tiba - tiba masuk,mungkin seorang dokter.
Lalu sebelum orang itu berbalik ke arahku, dengan pasti aku sudah dapat mengenali identitas detilnya- pria berkepala empat, bukan dalam ati harafiah, punya nak dua, berprofesi sebagai dokter di salah satu rumah sakit terkenal, namanya Efran.
Intinya: dia ayahku. Titik."Daddy tidak bekerja? Maksudku kenapa daddy disini?"
"Ohh ayolah, kau bertanya mengapa daddy disini, di rumah sakit St. Nicolas?" ujar daddy
"Tunggu..tunggu. ini rumah sakit st. Nicolas bukan Adanco? Kenapa aku dibawa ke rumah sakit ini?"
"Apa maksudmu nak, kau terbaring pingsan di jalan Katelar dan itu tepat di depan rumah sakit ini lalu kau meminta untuk dimasukkan ke rumah sakit yang letaknya lima puluh kilometer dari sini?" jelas daddy.
"Apa yang aku lakukan sampai ke jalan Katelar?"
"Kau bertanya pada kami? Yang tahu ceritannya 'kan seharusnya kamu!"Pusinnggg!! Kok bisa aku 'terlempar' jauh kemari sedangkan tempat aku tertembak letaknya lima puluh kilometer dari sini?. Aku kembali teringat dengan anjing - anjing gila tadi.
"Oke, baiklah. Aku ingin istirahat" kataku kepada daddy untuk menghindari pecahnya otakku karena semua omong kosong ini.
Aku mengambil posisi terenak agar tubuhku rileks. Kupaksakan mataku untuk tetap terpejam dan akhirnya aku dapat merasakan sedikit demi sedikit aku terlelap. Gelap.
---
Aku terbangun. Baru saja akan memasuki 'deep sleep' eh malah terbangun.Entah kenapa aku merasakan bahwa tubuh sekujur tubuhku perih dan tak bisa digerakkan. Aku 'ketindihan'? Tidak ini bukan 'ketindihan'.
Sekarang kupaksakan mataku untuk terbuka. Setelah beberapa saat barulah mataku menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tidak mirip dengan rumah sakit ini. Tetapi lebih mirip atau lebih tepatnya sama dengan kota mati yang kumimpikan tadi. "aww ..aww" kucoba untuk menggerakkan badanku tetapi rasa perih melawan. Tanganku berusaha mencari pegangan agar bisa ku gunakan untuk bersandar. "Dapat.."
"Apa ini?" Satu lagi pertanyaan yang ku ajukan pada tak-seorangpun, mungkin daritadi semua pertanyaan yang hendak kutanyakan jumlahnya sudah memenuhi syarat untuk menjadi soal test semesteran saking banyaknya.
Aku berada di kota yang mati yang kukira hanya mimpi. Atau aku memang sedang mimpi? Kok mimpi kesini lagi? Pertanyaan? Pertanyaan? Dan pertanyaan lagi.
Kulihat sekujur tubuhku, oh astaga!!
TUBUHKU BERMANDIKAN DARAH dan LUKA DIMANA - MANA.
"ANJING!" Ini pasti ulah "ANJING!!!" tadi.Penasaran kalanjutan ceritanya? Vote dan comment dulu biar semangat lanjutinnya 😱😱😱😍😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lucid Alteran
Fantasy(Ganti judul, cerita masih sama) 😊 Kehidupan Erdion yang normal hanya berlangsung hingga peristiwa penembakan yang menghantarkannya ke dunia yang 'mati' di tengah gurun. Tantangan lain datang pula dengan adanya sekelompok orang dari masa depan yang...