6

4.9K 245 2
                                    

Meski suara Ibu terdengar seperti menggerutu , tapi aku masih bisa mendengar jelas ditelingaku. Mungkinkah maksud Ibu, bahwa Rian hampir menikah dengan Ratih? Yang ku tahu anak lelaki Ibu hanya ada satu , jadi siapa lagi yang Ibu maksud?

Setelah bertemu Ratih , entah perasaanku saja atau bukan , semuanya tampak berubah jadi lebih pendiam. Bahkan di perjalanan pulang tak ada yang bersuara. Daripada aku penasaran , jadi sebelum tidur kutanyakan saja pada Rian.

"Mas....boleh nanya gak?" Tanyaku saat kami sudah dalam posisi siap tidur.

"Apaan?"

"Eum....kamu...dulu pernah mau nikah gitu sama Ratih?" Tanyaku pelan , agak hati - hati juga.

"Hm...iya dulu. 4 tahun lalu sebelum kenal kamu." Jawabannya membuatku sedikit shock bahkan rasanya susah menelan ludah. Tapi Rian tidak terlihat memiliki beban apapun saat mengatakannya.

"Kok gak jadi?"

"Dulu dijodohin , tapi gak jadi. Gak lama ketauan kalau Ratih kena kanker kelenjar getah bening." Aku menganggukan kepalaku perlahan , seolah mengerti padahal masih mencerna.

"Eum...terus?"

"Iya gak tau , Ibu yang mutusin gak usah diterusin." Jawabnya seolah - olah gak peduli. Ya ampun...Ibu itu emang bertindak semaunya ya? Dia yang jodohin dia juga yang batalin.

"Kamu....gak ada feel apa - apa Mas?"

"Aku kan orangnya manut sama Ibu , ada feel atau gak ada aku jalanin , kata Ibu kan Ratih anaknya baik pasti bakalan jadi istri yang nurut."

"Trus?"

"Trus apa lagi sih yang?"

"Ya....itu gimana lanjutannya?"

"Ya udah gak jadi! Budek Ani bilang anaknya kena kanker , gak mau ngecewain trus akhirnya dibatalin."

"Segampang itu?" Salahkan saja sifat penasaranku yang lebih parah dari kepo.

"Kami kan baru mau dijodohkan , udah saling kenal tapi ya belum ke tahap yang lebih jauh." Jawabnya lagi mempertegas seolah mereka memang belum ada apa - apa.

"Ya aku kan cuma nanya. Habisnya kan aku belum pernah denger." Balasku

"Budek Ani pernah nawarin lagi pas aku sama kamu pacaran dulu posisinya Ratih udah sembuh kan sakitnya kanker stadium satu waktu itu, cuma ya aku juga bilang sudah punya calon. Makanya gak lama pacaran sama kamu kan , kita langsung nikah." Ya ampun jadi itu toh alasannya belom setahun pacaran dah di lamar aja? Kami kan emang saling kenal 2 tahunan , tapi waktu itu ya cuma sebatas kenal aja. Lagian Rian orangnya jutek banget kalau sama Cewek. Aku aja heran dulu kenapa dia suka aku.

"Oooh...begitu?"

"Iya , ada lagi gak? Aku udah ngantuk nih." Rian protes.

"Hehe...nggak ada lagi. Makasih Mas udah milih aku." Jawabku ketika tahu dia pernah menentang perjodohan kedua kalinya demi aku.

"Aku dari awal serius sama kamu...makanya aku gak mau lepasin kamu." Ucapnya sambil memelukku dan mengecup keningku."Dulu aku manut sama Ibu karena aku memang gak punya pilihan , tapi saat aku udah punya pilihan , aku gak bakal pindah ke yang lain."
Euleeeuh suamiku so sweet banget sih. Jealousnya kan jadi di cancel nih.
Hahaha

___

"Kok tumben gak mau bawa mobil?" Tanya Rian saat aku ingin dia yang menjemputku ke kantor.

"Biar bisa jalan sama kamu aja. Kangen." Jawabku cuek. Memang sih kayaknya waktu kami berduaan itu terbatas banget. Bangun tidur langsung pada kerja , berangkatnya masing -masing. Pulang kerja udah pada capek , kalau mau berduaan juga gak enak ada mertua.

Jadi pas tadi berangkat aku bareng Uci ke kantor , pulangnya minta jemput. Untung aja gak ada jadwal lembur. Mumpung besok juga libur.

"Mas , nonton dulu yuk? Jangan dulu pulang." Ajakku pada Rian. Walaupun kencan kami biasa aja tapi aku lebih milih waktu kebersamaannya yang jarang begini.

"Nonton apaan? Ada yang pengen kamu tonton?" Tanyanya sambil fokus nyetir.

"Cek Toko Sebelah mas , filmnya Ernest lho." Jawabku singkat.

"Siapa Ernest?" Haduh...aku lupa lagi kalau punya suami gak pernah ngeuh sama dunia hiburan.

"Stand up comedy-an itu lho yang kayak Dodit Mulyanto." Rian mengangguk , rupanya dia masih tahu Dodit. Ya...emang cuma tahunya Dodit doank , soalnya kata dia Dodit itu lucunya beda.

"Ya udah....dimana?"

"Eum....dimana ya? Di Central Park yuk?"

"Gak kejauhan ? Yang deket rumah kan ada."

"Maunya yang agak jauh , biar bisa ngobrol gini di jalan." Jawabku pada Rian.

Dia langsung mengusak kepalaku sambil tersenyum.
"Kamu itu , ada aja idenya."
Aku balas juga dengan senyuman. Ya kapan lagi kita kayak pacaran gitu. Walaupun nikah baru seumur jagung tapi rasa - rasanya udah lama gak jalan bareng kayak gini.

----

Sesampainya di gedung bioskop , kami memilih tempat duduk kedua dari belakang. Ambil yang jam 19.30 , biar bisa sholat magrib dulu juga makan dulu sebelum masuk nanti.
Setelah sholat ,kami memilih makan di Rice Bowl yang ada disana. Aku suka es kacang merahnya ,enak. Itu favorit aku. Barulah ketika jam 19.20 kami masuk ke gedung bioskop. Aku membeli popcorn jumbo beserta double cola.

"Bioskop sekarang iklannya banyak , tapi ditaro diawal." Kata Rian mengomentari iklan atau sponsor film. Emang betul sih banyak banget.

"Biar dapet bayaran tambahan mas." Jawabku sambil sedikit tertawa.

"Bisa itu mereka tricknya. Harusnya kita bayarnya separuh aja , ini 10 menitnya buat iklan." Rian masih saja komentar.

Kami sengaja memilih di tempat lebih belakang , bukan buat mesum ya. Kalaupun mau , kami sudah suami istri dan bisa melakukannya di tempat yang layak. Walaupun pernah dulu sekali keceplosan dibioskop. Haha

Setelah menunggu beberapa menit iklan , akhirnya Filmnya dimulai juga. Seru , kocak , tapi juga banyak pelajaran yang bisa diambil,  terutama tentang arti sebuah keluarga. Sempet agak melow hampir mau nangis , tapi keburu pemeran stand up comedy-an muncul dan gagalin acara nangisku. Btw karena ada yang main Dion Wiyoko ,aku jadi inget mantanku namanya Handy , Rian juga kenal soalnya Handy itu dulu kerja di Gedung yang sama denganku.

Setelah kurang lebih 2 jam di dalam , kami akhirnya keluar juga.

"Pantesan pengen nonton , ada yang mirip Handy ternyata." Celetuknya kepadaku. Padahal aku sih gak mikir Rian bakal notice kesitu , ya cuma ngeuh itu mirip Handy.

"Cakepan Handy kali Mas." Jawabku kepada Rian tentu saja bercanda.

"Ohhh cakepan Handy ya?" Tanyanya lagi dengan nada menggoda.

"Kenapa jadi bahas dia sih? Aku kan pengen nonton biar bisa berduaan sama kamu." Akhirnya kekesalanku muncul walaupun dengan nada merajuk.

"Iya iya ,becanda aja kok aku yang. Lagian cakepan aku sama Handy kan?"

"Itu tahu!" Jawabku lagi yang dibalas dengan tawa Rian.
Ganteng itu kan relatif ya , kalau Handy itu gantengnya kayak cowok metropolitan. Bersih , rapi ,klimis -klimis  . Terus dia juga punya kulit yang putih dan gak punya janggut ,kumis , dan sebagainya. Kalau Rian itu , kulitnya agak hitam tapi manis , ada bekas jambangnya , ada kumis halusnya , gantengnya beda lah ya. Rian mah laki banget deh tampilannya , mirip mirip Hamish Daud gitu deh. Haha. Beda kan ya , Hamish Daud sama Dion Wiyoko? Walaupun sama -sama pernah jadi Host My Trip My Adventure. 

bisa ae

---

Tbc

BTW tulisan ini dulu ku tulis pas masih tahun 2017 , jadi kadang ada sebagian cerita yg gak sinkron sama waktu sekarang. Dulu sempat aku unpublish , cuma akhirnya aku publish lagi. Mohon pengertiaannya. Terimakasih

PONDOK MERTUA INDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang