Prolog

224 15 14
                                    

Cahaya silau menyerang mataku, membangunkanku dengan kehangatan cahaya mentari pagi yang cerah. Aku mengerjapkan mataku dan bangkit dari posisi tidurku menjadi duduk dipinggir kasur untuk mengumpulkan setengah kesadaranku. Sekiranya sudah terkumpul, aku langsung masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka dan segera turun kebawah untuk sarapan.

****

"Mom, hari ini aku akan pergi. Mungkin hingga sore nanti"kataku memberi tahukan mom sambil menyantap sarapanku.

"Kau ingin kemana Reiz? Ini kan hari libur, kenapa kau tidak santai di rumah saja?"tanya seorang pria yang tidak lain adalah Dad.

"Aku akan ke toko buku, mencari buku baru untuk ku baca. Buku yang minggu kemarin aku beli sudah habis aku baca semua"jawabku dan langsung berdiri dari kursi dan lari menuju ke kamar

"Anakmu itu suka sekali membaca Dan"

"Anakku, anakmu juga Lis"

Mereka berdua terus membicarakanku di bawah karena aku suka sekali membaca. Yaa... walaupun aku hanya membaca buku yang ber-genre fantasy dan action.

"Aku berangkat!"teriakku setelah keluar dari rumah.

****

Berjalan menyusuri setiap jalan dengan padatnya orang yang juga lewat. Entah hanya perasaanku atau memang hari ini sangat ramai. Biasanya tidak seramai ini meskipun hari libur. Ahh~ sudahlah, tidak berguna juga aku pikirkan.

Karena terlalu asik dengan duniaku sendiri, aku akhirnya tidak memperhatikan jalan dan menabrak seorang kakek-kakek hingga jatuh di hadapanku.

"Aduhh... kalau jalan...."belum sempat aku melanjutkan kata-kataku terpotong karena aku melihat yang ku tabrak adalah seorang kakek tua.

"Ma-maafkan saya kek, sa-saya tidak sengaja. Biar saya bantu berdiri kek"aku pun mengulurkan tanganku untuk membantunya berdiri.

"Tidak apa anak muda. Sepertinya kau sedang banyak pikiran, apa yang kau pikirkan?"tanya kakek itu

"A-aku hanya memikirkan buku apa yang ingin aku beli, hehe" jawabku sambil menggaruk belakang kepalaku

"Ohh... kalau begitu... ini, bacalah buku ini. Kau akan terbawa ke dalam ceritanya. Dan kuharap kau suka cerita fantasy, anak muda"kakek itu memberiku buku tua berwarna coklat dengan sampul pemandangan desa indah serta padang rumput yang luas.

"Wahhh... aku sangat suka sekali cerita fantasy, terima kasih kek!"kata sambil tersenyum 3 jari karena senang.

Lama kuperhatikan buku itu, aku melihat judul buku itu bertuliskan Inside The Fantasy World. Mungkin buku ini bercerita tentang pahlawan seperti kebanyakan cerita fantasy, pikirku.

Karena terlalu lama berpikir bagaimana cerita dari buku itu, aku tak sadar jika kakek itu sudah tak ada

"Buku ini ber.... ehh.. kek! Kek! Kau dimana kek?!" Aku berteriak mencari kakek itu di keramaian orang yang berlalu lalang.

Padahal tadi masih berada di hadapanku, yasudah lah mungkin dia juga sedang buru-buru. Akhirnya aku pun memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalananku menuju toko buku.

Setelah 30 menit berjalan aku pun sampai di toko buku tempat biasa aku membeli buku.

"Yoo.. Reiz. Lewat beberapa jam, huh? Sepertinya tadi kau ada sedikit masalah?" Sapa seorang pria berbadan lumayan tinggi dengan rambut pendek acak-acakan berwarna biru tua dan memiliki mata berwarna hitam.

"Sepertinya jadwalku sudah kau catat dengan baik, Fred hahaha" balasku sambil tertawa.

Dia hanya mengikutiku tertawa dan setelah itu. Tidak ada lagi obrolan di antara aku dan Fred, kenapa? Karena aku pergi mencari buku baru untuk aku baca nanti.

Sudah hampir satu jam aku keliling toko buku ini tapi belum menemukan buku yang menarik buatku. Jangan menilai buku dari sampulnya. Sepertinya pepatah itu berlaku disini. Kenapa aku bilang begitu? Ya.. habisnya buku disini sampulnya keren-keren dan menarik, tapi setelah aku membacanya tidak menarik sama sekali.

Ahh~ benar, aku hampir lupa. Dimana kesopananku. Setelah lama berbicara dan mengikutiku aku sampai lupa memperkenalkan diriku. Yoo, namaku Reizhart. Reizhart ovovewwenyeweve wevewenyeweve ossas. Abaikan yang tadi, Reizhart Weisz, itulah namaku dan aku remaja berumur 18 tahun memiliki rambut hitam kebiruan dan mata biru laut. Back to the story.

Akhirnya aku pun memutuskan untuk pulang dirumah. Dijalan pulang aku kembali terpikirkan oleh kakek yang memberiku buku cerita itu. Ahh tidak, ini lebih disebut novel karena lumayan tebal. Aku lupa memberitahukannya, maaf maaf.

****

Sesampainya dirumah aku langsung masuk kamar. Hey! Jangan berpikir jika aku tidak sopan, tentu saja setelah aku menyapa kedua orang tuaku.

Aku mengambil dan melihat buku yang dikasih kakek itu. Tampak tidak aneh bagiku, tapi ada satu hal yang mengganjal. Apa maksud dari perkataan kakek itu ya?

'terbawa dalam ceritanya' aku masih tidak mengerti maksud kata itu. Ahh~ mungkin maksud kakek itu, aku akan seperti berada di dalam cerita itu ketika aku menghayatinya.

Kubuka perlahan buku itu dan... tidak terjadi apa-apa. Dihalaman itu tertulis 'tidak ada cara untuk kembali sebelum kau menyelesaikan ceritanya. Dan sampai sekarang cerita ini belum memiliki pemeran utama. Bisa jadi itu KAU' aku hanya heran membacanya, mungkin hanya kata kiasan bermaksud lain. Tapi, ketika aku membalik halaman selanjutnya dan mulai membaca cerita tiba-tiba saja cahaya putih muncul dari buku itu. Semakin terang, terang, dan semakin terang. Membutakan pandanganku sementara.

Setelah cahaya itu meredup dan menghilang aku membuka mataku dan apa yang ada dihadapanku sekarang adalah hamparan padang rumput yang luas dengan hembusan angin membelai kulit lembut serta alunan musik merdu dari burung-burung yang beterbangan.

'Dimana aku?' batinku..

Yoo.. mungkin agak ngebosenin cerita awal yang ane buat. Cuma mohon dibaca dan beri dukungan berupa vote dan comment. Serta saran dan kritik. Mohon maaf jika ada salah kata.

#salamfantasy

Inside The Fantasy World (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang