Terik matahari bersinar tepat diatas kepala, keringat mulai membasahi dahi hingga seluruh wajah. Entah kenapa hari ini begitu panas. Yang jelas aku tidak kuat dengan rasa panas yang sungguh menyengat ini.
Jika saja aku mempunyai sihir es mungkin tidak akan sepanas ini. Ini aneh, aku merasakan ada sesuatu yang disini. Lebih baik aku menyuruh salah satu dari mereka untuk memeriksa.
"Elena. Coba kau kembali sejauh kita berjalan saat ini" suruhku pada Elena sambil memperhatikan sekeliling.
"Ada apa, Master? Apa ada yang salah?" Elena bertanya padaku, tetapi aku hanya menatap matanya dengan dingin dan dia pun langsung pergi tanpa bertanya lagi.
Aku dan yang lainnya beristirahat sembari menunggu Elena kembali. Perasaan aneh ini lagi muncul, sebenarnya ada apa ini?
Seperti ada sesuatu yang menghalangi, tetapi ini bukan berasal dari seseorang. Akhirnya aku mengajak Max untuk berkeliling mencari sumber dari kekuatan ini.
"Ada apa kapten? Kau sepertinya sedang gelisah?" Tanya Max.
"Apa kau tidak merasakannya? Perasaan aneh ini?" Aku kembali bertanya pada Max. Tapi Max hanya memasang wajah bingung dan itu membuatku ingin memukul wajahnya.
Ah ini semakin dekat, aku bisa merasakannya. Aku berhenti dan memejamkan mata untuk konsentrasi pada perasaan dari kekuatan ini.
Duug...
"Apa kau jalan tidak melihat dengan matamu huh?!" Bentakku sedikit kesal pada Max. Tapi Max hanya tertawa sambil menggaruk belakang kepalanya.
Aku kembali mencoba untuk fokus. Aku semakin merasakannya, ini semakin dekat dan dekat. Aku berhasil menemukannya. Ternyata kekuatan itu berasal dari pohon besar yang mungkin sudah puluhan atau bahkan ratusan tahun.
"Ka-kapten, pedangmu mengeluarkan cahayanya" Max memberitahu kalau pedangku bercahaya dan wajahnya terlihat takut.
Aku mengambil pedang yang ada di punggungku dan sepertinya pedang ini bereaksi terhadap pohon besar itu. Baiklah jika begitu, aku akan menghancurkan pohon ini.
"Max! Mundurlah sedikit!" Aku menyuruh Max untuk mundur sedikit, tetapi sepertinya Max sangat takut hingga akhirnya kata sedikit itu menjadi sangat banyak.
"Harness, Hatsudou!" Aku mengaktifkan baju pelindungku yang terbuat dari sihirku, baju ini seperti baju besi tetapi transparan. Walaupun transparan tetapi ini sangat sulit untuk ditembus.
Aku memegang Zangetsu dan bersiap untuk mengeluarkan jurus terkuatku saat ini. Kenapa kukatakan terkuat, karena hanya itu yang ku miliki.
"Mavro Fotia!" Ucapku pelan dan langsung menebas pohon yang ada di hadapanku. Api hitam mulai membakar pohon itu. Perlahan tapi pasti pohon itu mulai menjadi abu. Tetapi ada yang aneh, pohon itu mengeluarkan cahaya dari dalamnya. Cahaya hijau yang sangat silau, cahaya itu semakin terang dan terus menerang.
Pohon itu mulai menghilang seleruhnya dan menyisakan cahaya hijau itu. Perlahan - lahan cahaya hijau itu mulai meredup dan menjatuhkan seorang wanita, berambut hijau terang. Aku segera menghampirinya agar wanita itu tidak jatuh ke tanah. Dan lagi dia tidak mengenakan apa - apa.
Max juga menghampiriku, aku tau dia hanya ingin melihat wanita bugil ini. Tidak mungkin dia akan menanyakan keadaanku.
"Kapten, apakah wanita ini bisa aku yang menggendongnya?" Tanya Max dengan wajah mesumnya dan terus melihat ke arah wanita ini.
"Jika kau tidak ingin matamu hilang lebih baik kau berbalik sekarang" kataku tanpa melihat ke Max, dan dia benar - benar langsung berbalik.
Jika aku lihat, wanita ini sepertinya sudah lama terjebak di dalam pohon itu. Dan sekarang cuaca sudah tidak panas seperti sebelumnya. Karena sihir yang menahan pohon itu sudah tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inside The Fantasy World (Slow Update)
FantasyReizhart Weisz, seorang pemuda yang suka sekali dengan komik, cerita, atau apapun itu yang berhubungan dengan fantasy. Selalu memikirkan bagaimana jika dirinya masuk kedalam dunia fantasy dan menguasi berbagai macam sihir. Sampai dia diberikan sebua...