Seperti keinginan Elleinder, dalam waktu empat hari ia telah tiba di Istana Vezuza.Elleinder berdiri memandang Istana yang tinggi itu. Seumur hidupnya ia akan selalu mengagumi Istana itu walau ia juga mempunyai Istana yang besar dan indah.
Istana Vezuza yang berdinding putih dengan tamannya yang selalu berseri sepanjang tahun. Berbagai macam bunga tampak bermekaran di seluruh halaman Istana walau saat ini adalah pertengahan musim gugur. Tanaman perdu diatur rapi mengelilingi pohon-pohon tinggi yang berbagai macam. Bunga-bunga kecil tampak di antara rerumputan dan semak-semak.
Angin berhembus menimbulkan suara gemerisik dedaunan. Dedaunan terus bergemerisik menyambut kedatangan setiap tamu. Bunga-bunga terus berseri dengan warnanya yang indah memberi senyuman ramah pada tiap tamu.
Prajurit berbaju putih kebiru-biruan berbaris rapi di depan pintu masuk. Di pintu gerbang, berbaris prajurit yang dengan teliti memeriksa setiap tamu yang datang.
"Benar-benar Istana yang indah," kata Arwain.
Elleinder mengangguk.
"Selamat datang," sambut seorang prajurit."Kami datang untuk menemui Raja Leland," kata Elleinder.
"Ijinkanlah saya mengetahui siapa Anda dan ada keperluan apa Anda mencari Paduka Raja?" tanyanya pula.
"Saya adalah Raja Kerajaan Skyvarrna. Kami datang untuk membicarakan perjanjian yang penting yang telah kami sepakati bersama."
"Silakan masuk, Paduka," prajurit itu sedikit membungkuk. Tangan kirinya melintang ke pundak kanannya dan tangan kanannya menunjuk ke dalam Hall.
Prajurit itu kemudian mengantar mereka ke Ruang Duduk.
"Silakan menanti di sini, Paduka. Saya akan memberitahukan kedatangan Anda pada Paduka Raja Leland."
"Terima kasih," kata Elleinder.
Arwain tiba-tiba bertanya, "Apakah setiap tamu selalu disambut oleh prajurit yang kaku seperti itu?"
"Sepertinya seperti itu," jawab Elleinder."Benar-benar ketat penjagaan di sini," bisik Arwain.
Tak lama kemudian pintu terbuka dan Raja Leland datang sambil tersenyum ramah.
"Selamat datang. Anggaplah ini sebagai rumah kalian.""Terima kasih, Paduka," kata Elleinder.
"Senang dapat bertemu dengan Anda, Raja Elleinder," kata Raja Leland.
"Saya juga senang dapat berjumpa dengan Anda."
Raja Leland melihat seorang pria yang berdiri di samping Elleinder.
"Ijinkanlah saya memperkenalkan teman saya, Arwain kepada Anda, Paduka."
"Saya merasa terhormat dapat berjumpa dengan Anda, Paduka," kata Arwain sopan.
"Saya juga senang dapat berkenalan dengan Anda, Tuan Arwain."
"Ia ikut bersama saya karena ia mendengar tentang keindahan kerajaan ini. ia tertarik untuk melihatnya sendiri. Di sini ia juga bertindak sebagai seorang pengawal saya."
Raja Leland mengangguk-angguk melihat Arwain kemudian ia kembali pada Elleinder dan berkata, "Saya merasa tersanjung mendapatkan lamaran Anda itu. Ijinkanlah saya mewakili putri saya mengucapkan terima kasih atas lamaran Anda."
"Saya juga senang dapat mempersunting putri Anda yang cantik."
Raja Leland tersenyum dan berkata, "Saya tidak pernah menduga akan mendapatkan lamaran Anda. Harus saya akui Andalah orang pertama yang melamar putri saya."
"Saya merasa tersanjung mendengarnya, Paduka," kata Elleinder.
"Tidak perlu merasa seperti itu. Mungkin putri saya ditakdirkan untuk menjadi istri Anda."
![](https://img.wattpad.com/cover/95284829-288-k484250.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng Sang Puteri
Historical FictionAUTHOR BY SHERLS ASTRELLA Siapa yang berkata ini adalah ide gila? Ini adalah rencana hebat! Tidak ada yang berani menyerang kerajaan makmur itu. Kekuatan bersenjata kerajaan kecil itu terlalu tangguh untuk diremehkan. Pasukan rahasianya terlalu kej...