Silly kiss

74 9 3
                                    

Salma kecil kini senang asyik dengan bola basket yang sedari tadi bersamanya, memantulkannya dengan bebas, dan melemparkan ke dalam ring basket yang tingginya sangat berbanding jauh dengan anak perempuan itu. Wajahnya menampakkan aura yang begitu nyaman, soraknya yang terdengar berbahagia kadang muncul dikala bola basket itu terjatuh di atas ringnya.

Seoarang pria yang tengah duduk di sebuah kursi kayu ikut berbahagia melihat putri kecilnya itu, ikut tersenyum dalam kebahagiaan tersebut.

"Pah, ayo dong, main" seru Salma yang kini memantulkan bola basket dengan santai.

"Kamu aja, kalau kamu berhasil masukkin tiga kali, nanti Papah kasih hadiah" ucap Pria dengan wajah penuh janji.

Anak itu bersorak, semakin bersemangat walau tak pasti janji itu kan terlaksana atau tidak. Namanya pula anak kecil, tak tau apapun, tak memikirkan apapun selain hadiah dan hadiah.

Di balik pohon besar, seorang anak lelaki mengamati anak perempuan itu, melihat wajahnya dan mulai timbul perasaan aneh dari seorang anak SD. Matanya terus mengikuti setiap langkah yang diambil anak perempuan itu, mulai tersenyum dan muncul sebuah pemikiran bodoh.

Anak lelaki itu berjalan mengendap- endap, berharap kedua manusia itu tidak menyadari kehadirannya. Pria yang sedari tadi memperhatikan putri kecilnya, kini sedang berbalik badan dan agak menjauh, terlihat seperti sedang berbicara di telepon.

Perlahan, perlahan ia mulai mendekati Salma, kini ia tepat di belakangnya, tekad anak lelaki itu sudah kuat dan ia pun memulai hal bodoh itu. Ia mengageti Salma dengan sebuah ciuman yang meluncur di pipi kanannya, sontak saja anak itu langsung berteriak , memanggil Ayahnya yang kini berjarak agak jauh darinya. Salma merengek dengan pipi yang masih merona. Bagaimana mungkin seorang anak lelaki yang berani beraninya mencium pipi seorang anak perempuan tanpa sebab yang jelas.

Salma lari ke pelukan Ayahnya, menceritakan hal yang baru saja terjadi dengan suara yang tersendat akibat tangisan.

Sejak saat itu, Salma tidak ingin melihat wajah anak lelaki itu, rasa benci dan malunya seakan muncul pada anak itu. Salma tidak habis pikir dengan apa yang anak tadi lakukan padanya, yang membuatnya malu minta ampun. Bagaimanapun, Salma masih dalam kategori anak kecil, di usianya yang menginjak 8 tahun itu, tentu saja tidak pantas mendapat ciuman dari seseorang yang berbeda jenis kelamin dengannya.

Namanya Raka, anak lelaki yang sukanya jail, yang bertetangga dengan Salma. Ia harap kejadian ini tak akan menjadi sebagian kenangan baik dalam hidupnya.

Bow-FriendWhere stories live. Discover now