chapter 10

142 14 2
                                    


Cuma mau bilang sorry part ini nggak bisa dibaca untuk sementara karena tiba-tiba aja manghilang kayak butiran upil gundorowo yang belum mandi 10dekade kalahin kambing conge yang punya kutil kaya dugong dan kalau lapar kayak kuntilanak mau beranak sekian cerita gaje yang bikin lapar rasa ingin mengolok author pake sendok semen,warna ungu dengan hiasan gliter biar unyu. Dan  doain autor yah soalmya pohon toge didepan ruamah gue mau beranak pas bulan lalu anaknya yang pertama namanya saroding udah khianatan anak keduanya udah kuliaj di universitas toge gila.

Mau ngomong author bikin puisi buat mirana mau baca cekidot

Wahai mirana!!
Bodymu bagaikan botol cuka harga 2000 an
Parasmu bagai terasi rasa mengkudu

Ingin rasanya hati ini
Mengangkat dan menyimpanmu di rel kereta api
Ataukah melihatmu terlindas mobil truk

Gatal tangan ini ingin
Mengeluarkan jurus 1000 bayangan
Dan mencidorimu hingga hangus.

Kau laki-laki stengah wanita
Yang turu dari angkot bantaeng-banyorang
Yang lupa bayar ongkosnya
Dan dengan pedemya pergi begitu saja

Daku membuat puisi ini untuk
Menyampaikan kepada mu
Total ongkos angkotnya 5000
Tukang sopirnya trus demo dirumah daku
Tuk meminta diriku menagih hutangmu

Mendingan engkau bawa tetanggamu
Yang mau nglahirin
Kedokter THT biar cepat sembuh

Semoga pohon bayam gue cepat mati
Kagak ada gunanya.

Mirana karya waode vivi.

Insya ALLAH author bakal selesai part ini secepatnya.secepat para jomblo akut menemukan pasangan hidupnya

.......

"Kalau begitu kalian main aja dulu malam nanti baru kalian memulainya nenek mau masak  makan malam untuk kita semua " ucap nenek sembari berjalan masuk kedalam dapur untuk mulai memasak

"Nggak deh nek pipi mau ke salon mau cat rambut biar cantik"ucap gue sambil mengibaskan  rambut panjang  gue.

"Ikut"ucap acha yang masih sibuk dengan instagramnya itu

"Baiklah hati hati di jalan jalan jangan ngebut pelan aja nak"ucap nenek sedikit berteriak karena jarak antara dapur dan ruang tamu agak jauh.

Gue pun naik ke kamar gue saat tiba di sana gue jadi kangen sama kakek gue saat kita bikin pesawat kertas  pertama kalinya gue tahu apa itu rujak buah.setelah bernostalgia gue pun mengganti baju bisa di bilang baju gue itu kekurangan bahan banget.setelah ganti bajub gue pun turun ke bawah untuk memakai snekers warna hijau muda.

"Gue pergi dulu yah nek"ucap gue sambil berlari kecil menuju pintu keluar

"Tungguin gue "teriak acha mengambil snekersnya dan berlari menuju mobil

DALAM MOBIL

"buru-buru Amat "ucap acha sembari memakai sneakers yang belum sempat dipakainya tadi.

"Oh iya Btw lu mau cat rambutloh warna apa"tanya gue ke acha

"Biru kalau loh"jawab acha lalu bertanya baik ke gue

"Kalau gue sih cuma mu warnain ujung rambut gue colourfull"jawab gue ke acha.

Tak lama kemudian kami sampai ke sebuah salaon langganan kami berdua.setelah dalam datang bencong eh ingat bukan bencong kesasar alias mirana maksudnya bencong salon

"Eh mba vivi mau ngapain"tanya sibencong sambil memukuk-mukul pelan sisir ke telapak tangannya.

"Mau warnain rambut"jawab gue

"Kalau kamu mau ngapain"tanyanya lagi sambil menunjuk acha yang tengah menguyah permen karet yang ke 99 acha emang doyang makan karet ban.ehh makaud gue permen karet.

PENJELAJAH WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang