LC: 3

36 17 1
                                    

Terlambat.

Satu kata yang dibenci oleh Ale, ia kesiangan gegara tidak ada yang membangunkannya sungguh tega sekali adiknya tidak membangunkan sedangkan orang tuanya sedang di luar negeri. Ditambah kang ojeknya alias Arkan tidak datang ke rumahnya, ia pikir Arkan telah berangkat

Lihat. Gerbang sekolah sudah ditutup, wajar sih telah ditutup toh ia telat 30 menit

"Pak, bukain gerbangnya dong" Ale memasang wajah melasnya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. Tentunya cuma akting

"Gak bisa atuh, Neng. Eneng Ale kan telat 30 menit" ucap Pak Satpam berkumis tebal

"Masa gitu sih, Pak. Kasian Ale yang cantik ini gak dibolehin masuk" ucap Ale memelas seraya mencolek-colek lengan Pak Satpam

"Atuh Neng, jangan colek-colek saya. ini sudah peraturan kalo ketauan bisa-bisa saya dimarahi" Pak Satpam menjauhi Ale yang sedari tadi mencolek-colek lengannya seperti sabun colek

Saat sedang bermelas-melasan Ale melihat sebuah motor yang berhenti di sebelahnya seraya berkata kepada Pak Satpam

"Pak, bukain gerbangnya. Bapak gak usah takut dimarahi biar saya yang turun tangan" ujar Laki-laki itu seraya menurunkan kaca helm fullface nya

"Kalo Den Arkan sih saya bukain" ucap Pak Satpam tersenyum ramah seraya membukakan pintu gerbang

"Ale, cepet naik ke motor gue!" perintah Arkan yang langsung dituruti Ale yang sedang menyengir lebar

Saat motor Arkan melewati gerbang Ale melambaikan tangannya kepada Pak Satpam yang sedang mengibaskan tangannya seperti mengusir

"Dadahh, Bapak ganteng wlee" Ale menjulurkan lidah dan langsung dihadiahi kepalan tangan Pak Satpam dan juga ketawanya Arkan

*****

Ale terus mengintili Arkan dari belakang yang membuat Arkan mengernyitkan dahi, Arkan langsung menghentikan langkahnya yang membuat Ale menabrak punggung tegap Arkan

"Aduh..itu punggung atau baja sih. keras banget" ringis Ale mengusap dahinya dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya memukul punggung Arkan

"Punggung gue emang terbuat dari baja" Arkan meringis geli mendengar omongannya sendiri

"Lo ngapain ngintilin gue?" lanjutnya bingung

Ale menyengir selebar mungkin "Gak apa-apa. gue mau masuk kelas bareng lo aja"

"Tapi gue gak akan masuk kelas sampe istirahat" ucap Arkan melanjutkan jalannya dan Ale mengikuti di belakangnya

"Maksud lo bolos?" tanya Ale berusaha mensejajarkan langkah lebar Arkan

"Iya, apa lo mau ikut gue bolos?" ucap Arkan menoleh ke Ale

"Wahh! gue boleh ikut lo bolos dong? asikk" tanya Ale semangat dengan bola mata berbinar seperti anak kecil yang sedang dibelikan balon

"Hahaha... iya boleh kok" ucap Arkan tertawa keras saat melihat wajah Ale seperti anak kecil dan mengacak rambut Ale hingga berantakan

Arkan segera berlari menjauh dari Ale yang ingin berteriak

"ARKANNNNN!" teriak Ale yang mengundang manusia berada di dalam kelas disertai tawa Arkan yang menggelegar membuat guru sedang mengajar keluar dari kelas berteriak marah

"ARKAN, ALEYZA KALIAN NGAPAIN MASIH DI LUAR KELAS, DAN? KALIAN MASIH MENGGENDONG TAS. SINI KALIAN BERDUA!" teriak marah guru itu yang membuat Arkan dan Ale memberi ancang-ancang untuk berlari

"Satu..dua...tiga LARI!" Ale berlari cepat menghampiri Arkan yang sudah menunggunya di tikungan

"ARKAN, ALEZYA JANGAN LARI KALIAN" teriak guru itu hendak menghampiri mereka berdua dan Arkan langsung berteriak keras

Little ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang