LC: 5

21 13 7
                                    

06.00

Ale tiba di sekolah dengan semangat karena dia tidak ingin terlambat lagi dan juga tidak sabar untuk ketemu Arkan

Saat sampai di kelas Ale terkejut, bukan terkejut karena ada setan tapi ada seseorang yang sedang tertidur pasalnya orang itu seperti Arkan

Ale dengan perlahan berjalan mendekati orang itu untuk memastikan juga dia orang atau setan. Saat sudah berada di belakang orang itu Ale mengangkat tangannya untuk menepuk punggung orang tersebut

"Satuuu"

"Duaaa"

"Tiii-- AAAAAAAAAA!"

Bukan, bukan orang itu yang teriak melainkan Ale sendiri yang terkejut melihat Arkan yang pucat seperti setan

"Lo berisik banget sih!"

"Ar--Arkan, muka lo kok pucet banget sih?"

Ale duduk di kursi sebelah Arkan lalu menangkup wajah Arkan yang sangat pucat. Arkan memalingkan wajahnya supaya Ale tidak terus-terusan melihat wajahnya

"Arkan! lihat gue, sekarang!" Ale menarik dagu Arkan yang terus saja memalingkan wajahnya

Arkan dengan kasar melepaskan tangan Ale dan pergi meninggalkan Ale yang terbengong dengan kelakuan Arkan yang tidak seperti biasanya dan sikap itu membuat Ale teringat kejadian saat di UKS dulu

"Kenapa ngehindarin gue?" gerutu Ale heran sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

*****

Di sisi lain, Arkan sedang berada di rooftop sekolah, sebenarnya Arkan ingin istirahat aja di rumah tapi apa daya keluarganya sedang sarapan  bersama di rumah

Arkan yang ingin sarapan akhirnya memilih pergi tapi tidak seorang pun menahan Arkan untuk sarapan bersama

Ia merasa dirinya tidak diinginkan

Potongan ingatan di masa lalu yang sangat Arkan benci selalu terngiang di pikirannya. Dengan rasa penuh bersalah, Arkan menaiki tembok Rooftop dan Arkan melihat ke bawah gedung sekolah yang cukup tinggi disaat ia mencoba melompat. Sebuah tangan kecil memeluk perutnya dan berkata

"Ar, lo masih punya gue dan temen-temen elo. Kenapa lo harus ngelakuin hal ini?" Orang yang memeluknya adalah Ale, ia berusaha menenangkan Arkan supaya tidak melakukan hal bodoh

"Gue gak tau masalah elo apa, Ar. Tapi gue mohon jangan kaya gini lagi, kalo lo butuh tempat cerita, gue siap jadi tempat cerita dan sandaran elo" Ale sangat sedih melihat Arkan yang seperti menyerah dengan keadaan

"HAHA.. lo emang gak perlu tau masalah gue, Al. Gue gak butuh belas kasihan elo ke gue" ucap Arkan sinis dan berusaha melepaskan tangan Ale yang diperutnya

"Gue gak bakal lepasin lo, kalo lo masih kaya gini kita lompat bersama" setelah berucap seperti itu Ale langsung berdiri di sebelah Arkan yang membuat Arkan geram dengan tingkah Ale

"Hidup elo masih panjang, Al. Stop, ikut campur urusan gue" Arkan menoleh ke Ale yang tidak bergerak dari posisinya sekarang

Di bawah sana, teman-teman Arkan yang ingin ke kantin untuk sarapan merasa ada yang janggal di atas gedung sekolah

Dino yang memiliki penglihatan yang tajam melihat Arkan dan Ale sedang berdiri di pinggir tembok rooftop sekolah

"Woi, coy! Liat ke atas gedung ada Arkan sama Ale yang mau lompat, njir!" seru Dino heboh ketakutan sambil menepuk-nepuk punggung Galih

"Apaan, anjir. Gak usah ngarang deh. Tapi, tunggu dulu deh" Galih yang merasa ucapan Dino adalah benar

"BANGSAT!"

Little ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang