Mungkin benar melepaskan seseorang yang kita cintai itu begitu menyakitkan,tapi kita bisa apa di saat ia tak pernah mengharapkan kita.dan salah satu cara adalah melepaskan dia dan biarkan ia memilih seseorang yang bisa membuat ia bahagia...
____________________________________
Aku terbangun dari tidur ku,aku merasa badan ku pegal-pegal semua mungkin itu efek dari aku yang hanya selalu tidur selama di rumah sakit.aku melihat seluruh ruang ini yah hanya ada aku dan jenis-jenis alat di rumah sakit ini dan juga obat-obatan.ck aku merasa seperti manusia yang tak bisa bernafas lagi,bayangkan di ruang VIP ini aku hanya sendiri.ya aku tau aku tak boleh egois untuk menahan agar mereka selalu ada disampingku,namun aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya berada di antara keluarga yang begitu harmonis.seperti dulu,di mana aku,kakak ku serta kedua orangtuaku saling menceritakan pengalaman hidup.dan yang membuat ku senang saat mendengar bagaimana kehidupan mama dan papa.namun saat ini aku hanya bisa menatap lukisan yang hanya di warnai dengan cat hitam.kosong dan tanpa kehidupan,seperti aku.
Aku melirik ke arah jendela.ck hujan lagi.seolah hujan itu menjadi suasana favoritku ketika sedang kesepian seperti sekarang.aku menutup mata ku berusaha melupakan masalah ku.aku bodoh,bisa-bisa nya aku membuat nyawa ku melayang.suara pintu membuat lamunan buyar seketika.aku menatap ke arah pintu dan aku menemukan seseorang yang sudah menjadi sahabat sejak beberapa bulan terakhir.
"Gimana kabar loe?maaf baru sempat melihat kondisi mu sekarang"ia menghampiri ku.pazel buah yang ia bawakan untuk ku di letakkan di meja obat-obatan.
"Alhamdulillah baik,gak papa gue tau kok loe lagi sibuk dengan eskul taekwondo loe kan?"ia tersenyum dan duduk di samping ku tepatnya di kursi yang berada di sebelah ranjang ku.
"Oh iya,minggu depan gue beserta anggota taekwondo lainnya ngadain acara.ya semacam mendaki gunung.eh bukan semacam nya sih emang iya mendaki gunung.Loe harus ikut pokoknya dan itu tepat pas kita libur sekolah"ucap lexa.
Yah dia adalah alexa gladis,sepupu aku sekaligus sahabat cewek aku."Liat nanti deh,soalnya gue lagi banyak masalah nih.Loe tau sendiri kan papa di tuduh selingkuh dengan bunda.Gak masuk akal kan?mama tuh terlalu cemburuan orangnya dan yang lebih parahnya lagi gampang nuduh orang tanpa bukti.ya udah lah terserah mama deh mau bercerai dari papa gue juga gak peduli.selama ini mama juga jarang peduli sama gue"akexa menatap ku dengan iba.
"Plis deh,jangan mulai lagi seperti 5 tahun yang lalu.berhenti buat iba dan kasihan sama gue,gue bisa...gue bisa bangkit tanpa membuat bekas luka.gue udah ikhlas jika seandainya mama dan papa pisah.besok keputusan pengadilan dan besok juga penentuan buat gue,mau ikut mama tau papa,tapi gue mungkin lebih memilih untuk sementara ini tinggal di rumah mami gue deh lex."ucap ku.
Akexa menatap ku dengan penuh kesedihan dan hingga akhirnya ia meneteskan air matanya.
"Udah gue bisa kok"ucap ku lirih.jujur ini begitu berat buat aku.
"Dari dulu loe gak pernah bahagia dan loe selalu terluka bahkan selalu kehilangan.tapi gue janji gue selalu ada buat loe"ucap lexa tulus.aku mengerat kan pelukan ku.jujur aku takut kehilangan lagi setelah kehilangan orang yang sangat berarti bagiku.
Alvaro...
Seketika nama itu tergiang di otak ku.laki-laki yang selalu membuat ku tersenyum yang pernah membuat ku merasakan apa itu cinta.dan juga laki-laki yang pernah membuat ku terluka dan kehilangan.
"Udah,oh iya gimana kabar bunda.masih seperti dulu"ucap ku.
"Yah masih.bahkan sekarang udah mulai ada perkembangan semenjak kehilangan ayah bunda seperti manusia yang hidup namun tak bisa bernafas.bahkan saat kehilangan kak gilang bunda makin terpuruk.tapi sekarang udah mulai membaik kok"ucap lexa,dia juga seperti ku kehilangan orang-orang yang selalu ia cintai.gilang adalah kakak angkat nya lexa.saat gilang masih kecil ia di temukan di depan rumah bunda,lalu bunda mengangkat gilang jadi anak bunda.dan berhubung saat itu bunda masih baru menikah beberapa bulan,hingga 2 tahun kemudian bunda melahirkan seorang putri yang sangat cantik ya dia alexa cessa william.hingga beranjak dewasa mereka tumbuh bersama dengan kasih sayang yang sama,namun saat mengetahui bahkan gilang bukan anak kandung dari william.namun mereka bisa menerima keadaan.tepat di hari ulang tahun gilang yang ke 17 tahun gilang meninggalkan dunia karena sebuah kecelakaan saat hendak menjemput alexa pulang sekolah.
Namun sebelum menghembuskan nafas terakhir gilang mengungkap perasaan pada lexa.bahwa dia sangat mencintai alexa dan juga lexa mengatakan tentang perasaannya begitu ia mendapatkan jawaban dari lexa ia menghembuskan nafas dan kami semua menangis terutama aku.aku kehilangan sosok seorang kakak dalm hidup ku.
Sejak itu aku mulai merasa kesepian tanpa dia."Udah jangan nangis dong gue tau loe juga teringat kak gilang kan?tapi allah lebih menyayangi dia sehingga ia lebih cepat menghadap allah dari pada kita"ucap lexa.
'Sudah cukup untuk hari ini.aku akan berusaha ikhlas.Yah alvaro dan kak gilang kalian akan selalu ada di hatiku.aku merindukan kalian.'
Setelah alexa pamit aku masih berfikir kejadian 4 tahun yang lalu.
5 tahun yang lalu....
Aku menatap dia dari kejauhan,dia begitu tampan apalagi saat bermain futsal.ia adalah ketua futsal.wajahnya yang tampan membuat semua gadis ingin berlomba-lomba untuk menjadi kekasih nya.
"Varo..."aku mengenali suara itu yah dia adalah kakak ku febriana al-ghifari.dia begitu dekat dengan varo.aku hanya bisa menghela nafas dan meninggalkan tempat tadi.aku berjalan menyusuri koridor sekolah.dan di sinilah aku sekarang di atap sekolah menikmati setiap hembusan angin.
"Ngapain disini?"suara itu,aku menoleh kebelakang dan menemukan sosok malaikat tanpa sayap.Yah dia adalah muhammad gilang al-ghifari,bunda sengaja memberikan nama belakang keluarga bunda untuk nama kak gilang.
"Jangan sedih,ada kakak yang selalu ada buat kamu.kapan pun kamu butuhkan kakak,kakak selalu siap untuk jadi sayap pelindung rina"aku berlari dan memeluk kak gilang.dia lah kakakku yang selalu disetiap hari ku.
"Makasih kak"ucap ku,dia menghapus air mata ku.
"Percayalah nanti kamu akan menemukan cowok yang bisa membahagiakan kamu dibandingkan varo.Udah yu kita turun"kami pun turun ini jauh lebih baik dari pada tadi.di kelas aku hanya menatap varo yang sedang bersenda gurau dengan ariana.Yah dia duduk dengan kakak ku.sebuah tangan menepuk pundak ku.
"Udah jangan dilihat,jika membuat kamu terluka"aku melirik james dan menggangguk pelan.
"Jangan terlalu memaksa keadaan nanti kamu sendiri yang akan sakit"james adalah kakak kedua bagi ku dia sama seperti kak gilang dan varo.
Aku menghela nafas ku jika membayangkan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andaikan Dia Tau
Teen FictionApakah aku harus mengakhiri hidup ku saja....dari pada mendengar pengakuan dari mu