matamu

1.4K 17 0
                                    

"Tau kah kalian, cinta itu slalu datang tiba-tiba. Slalu ada dimana saja tak ada kode untuk tahu bahwa cinta akan datang ke kita. Jatuh cinta itu indah tapi kalau berlebihan dapat berakibat fatal."

Di malam yang sunyi ini, angin berhembus terus-menerus membuat suhu udara di luar sangat dingin sekali. Namun di sebuah rumah yang berukuran Cukup besar  terdapat dua orang perempuan, anak dan ibu yang sedang memanas serius mendebatkan masalah anaknya yang pulang malam.

"Ya, kamu ceritain ai dari awal sampai akhir. Biar mamah ga salah paham." ucap mamah riri yang sangat kepo.

Akhirnya, daripada Haina pusing dengan omelan mamah riri dan pertanyaan yang banyak banget Haina ceritakan semua kejadian tadi siang. Tapi jika kalian bingung Haina menceritakan ke mamah riri tentang bermain ToD hingga sore itu gak mungkin.

"Kan kamu pake mobil ai?"tanya mamah riri, karena se-taunya anak gadisnya ini sudah bisa membawa mobil sendiri dan tadi pagi mamah riri juga melihat anaknya menggunakan mobil.

"Mogok mah mobil ai, jadi yaudah aku nebeng ke dia."alasan Haina karena kalau dia ngomong mobilnya ga kenapa-kenapa pasti mamahnya melontarkan ribuan pertanyaan kembali.

"Oke, terus nama cowo itu siapa?"tanya mamah riri.

"Dia... namanya."Haina sambil menggaruk-garukan kepala nya yang tidak gatal.

Mamah riri hanya menaikkan alisnya.

"Dia namanya randi mah."ucap Haina asal agar tidak ditanya-tanya lagi.

Untungnya mamah riri percaya-percaya saja akan omongan Haina, jadi Haina dapat kembali ke atas untuk merebahkan tubuhnya yang sudah demo ingin tidur.

Haina membuka pintu kamar, lalu berjalan gontai ke arah kasurnya. Saat siap mau merebahkan tubuhnya kanphone Haina berbunyi.

"Arghh, siapa sih malem-malem nelpon."dumel Haina lalu berjalan ke meja rias kamarnya yang berada di pojok.

"Hallo!!"

"Nge gas banget sih."

"Iya elo sih nelpon saat orang mau tidur."

"Yaudah gue cuman mau mastiin, elo siap ga sama dare yang gue Kasih."

Lalu Haina melepas handphonenya dari telinga dan melihat ke layar handphone nya untuk tau siapa sih yang menelpon Haina malem-malem seperti ini.

"Ya Patricia.. gue laksanain kok tenang aja."

Yaps, ternyata yang telpon malem-malem gini itu Patricia, yang ingin memastikan janji seorang sahabatnya.

"Awas aja, kalau besok lo ketemu cowoknya lo cuma diem doang. Kalau bisa lo harus minta nomor telponnya."

"What, pat.. gue ga mau nanti disangka gue ngeceng atau apalah itu, pat.. pat..

Tut.. tut.. tut..
Terdengar sambungan hanphone yang terputus, yang di putuskan oleh gadis di sebrang sana.
''Argghhh, udah nelpon malem-malem truss hanphone di matiin duluan pas orang belum selesai ngomong."Dumel Haina.

Akhirnya ia putuskan untuk tidur karena matanya sudah berat ingin menutup.

"

"Pah.. please anter Haina ke sekolah?"mohon Haina ke papahnya yang sedang fokus dengan rotinya.

"Kan ada supir, tinggal pake mobil kamu aja napa.."

"Mobil aku mogok, terus masih aku simpen di parkiran sekolah."

"Kamu berangkat sendiri kemarin?"

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang