Keesokkan harinya aku memaksa untuk kembali bekerja walaupun kelihatannya baik Hoseok Hyung ataupun Taehyung terlihat keberatan. Sebenarnya aku sudah merasa baik-baik saja, jadi aku benar-benar tidak mengerti kenapa mendadak kedua pria itu terlihat begitu berlebihan akan masalah pingsanku kemarin.
Tapi, biar bagaimanapun juga, aku ada di sini untuk bekerja. Terlebih lagi aku cuma pegawai magang, mana bisa aku bermalas-malasan hanya karena pingsan saat bekerja.
Ah. Pingsan saat kerja juga sebaiknya tidak boleh terjadi lagi karena ini bisa mengurangi nilaiku selama magang.
Aku berdiri di sebelah Taehyung dan membacakan jadwalnya sementara Taehyung terlihat tengah membuka food cover dari trolley room service yang barusan diantarkan ke kamarnya. Aku terus menjelaskan jadwalnya sedangkan Taehyung sibuk meneliti sarapannya.
"Lalu, siang nanti kau ada jadwal pengambilan scene ke-34 dialog keempat bersama Joohyun-ssi, kemudian .."
"Kau sudah sarapan?" sela Taehyung tiba-tiba.
"Ya?" aku menunduk ke arah Taehyung dan melihat kalau pria itu tengah menatapku. Aku mengerjap sekali kemudian menggeleng kecil.
Taehyung meraih salah satu croissant yang ada di bread basket miliknya kemudian menyodorkannya padaku. "Ayo, makan."
"Huh?" ujarku bingung.
"Makan, Jungkook. Duduklah." Taehyung menuding ke arah kursi lainnya yang ada di sebelah tubuhku. Di sebelahku memang ada kursi, hanya saja menurutku akan jauh lebih sopan jika aku berdiri, makanya aku berdiri.
"Tapi.."
"Duduk dan makan, Jeon Jungkook." Taehyung berujar lagi, kali ini lebih tegas dengan mata yang menatapku dengan tajam.
Aku menurut karena tatapan Taehyung terlihat menyeramkan dan ketika aku duduk, Taehyung langsung memberikan croissantnya padaku.
"Kau mau butter atau selai? Ambil saja." Taehyung berujar acuh seraya mulai menyendok scrambled eggnya.
Aku mengangguk kaku dan memperhatikan croissant di tanganku kemudian pandanganku teralih ke trolley Taehyung. "B-boleh aku minta itu?" ujarku ragu-ragu seraya menuding sesuatu di trolley.
Taehyung mengangkat pandangannya dari piring dan menatap apa yang aku tunjuk.
Itu..
Sebuah individual pack Nutella.
Taehyung menatap kemasan kecil selai cokelat terenak itu dan kemudian pandangannya teralih ke arahku.
Aku tersenyum malu-malu, tidak mungkin kan aku mengatakan padanya kalau aku memang sudah mengincar Nutella kecil itu sejak tadi?
Tapi sialnya, sepertinya Taehyung mengerti maksud pandangan dan senyuman malu-malu yang aku tunjukkan padanya, karena dia tersenyum miring dan akhirnya meraih kemasan selai cokelat itu dan dia berikan padaku.
Aku tersenyum gembira seraya menerima selai cokelat itu dengan pandangan berbinar. Aku baru saja membuka kemasan selai itu ketika aku mendengar dengusan pelan dari Taehyung.
"Dasar maniak manis."
Aku mendelik padanya dengan bibir mencebik, "Memangnya kenapa? Toh, makan yang manis-manis tidak dosa."
Taehyung tertawa, dia meraih sebuah muffin cokelat dan memberikannya padaku.
"Apa ini untukku?" tanyaku seraya menerima muffin cokelat berukuran sedang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol in My Pocket
Fanfiction[Cover by: @springyeol] Mungkin jika aku mengeluh soal pekerjaanku, maka aku akan dicap sebagai orang paling tidak tahu diri oleh banyak orang. Hmm, kenapa? Tentu saja karena pekerjaanku adalah menjadi asisten pribadi dari Kim Taehyung, idol sekali...