chap 12

9.5K 260 0
                                    


Keadaan sehun sungguh memperhatikan dia nyaris kehilangan nyawanya kalau tidak di tangani tepat waktu oleh para medis. Keadaan jihyo pun kurang lebih sama tapi untung lah tuhan masih sayang kepada mereka berdua.

Suho menunggu dengan sabar dua orang yang masih terbaring lemah dikasur rumah sakit. Tempat yang dimana sangat mengerikan. Dia tidak menyangka kenapa sehun tega menyakiti jihyo sebegitu parahnya. Apa sehun tidak pernah makan obat nya lagi. Apa penyakitnya datang lagi. Hmmm begitu banyak persoalan yang bermain dikepalanya. Sampai dia tidak menyadari kalau deniel sudah ada di samping nya.

" apa yang kau pikirkan " sambil membetul kan rambutnya.

" kapan kamu datang " tanya suho dengan sedikit terkejut.

" aish aku tanya lain, tapi lain yang kau jawab " sambil memukul bahunya suho.

" haha maaf maaf, tidak ada yang aku pikirkan " sambil tersenyum.

" benerkah" menyipitkan matanya " terserah lah, aku ingin berjumpa jihyo ada di ruangan mana dia " dengan harapan.

" dia ada diruang sebelah pergi saja "

" baik lah, aku ingin melihat keponakan angkat ku" deniel langsung meninggal kan suho.

-------

Deniel masuk ke ruang dimana jihyo dirawat dia masuk secara perlahan lahan. Dia berdiri disamping ranjang jihyo dia melihat jihyo dengan intens nya.

" wanita yang malang, sudah diperkosa oleh ayahnya sekarang malah disiksa" deniel mengelus perut ratanya jihyo " semoga anak ini tidak apa apa " .

Karena merasa ada yang mengelus perut nya. Jihyo membuka mata nya sebenarnya dia sudah bangun dari tadi tapi karena dia malas gerak jadi dia tidur lagi.

" lo siapa " dengan mata yang terpejam.

Deniel yang mendengarnya terkejut dan langsung menjauhkan tangan nya dari perut jihyo.

"Aku deniel, sepupunya sehun "

" ahhh, yang benar saja" dengan nada yang sedikit kuat.

" suara mu bisa tidak, dipelanin sedikit" sambil menutup telinga nya.

" suka suka lah mulut gue juga pun, kok lo yang sewot " dengan nada yang kesel, sepertinya jihyo yang menyebalkan sudah kembali.

" terserah, susah kalau ngomong sama anak kecil " sambil membetulkan bajunya.

Jihyo hanya melihat saja apa yang dilakukan oleh deniel. Dia masih memikirkan apa bener dia ini sepupunya sehun.

" yahh om aku haus, ambil kan aku air " dengan suara yang membelas.

" apa, kamu panggil saya om, yang bener saja kamu" dengan wajah yang tidak percaya.

" lah, emang mau di panggil apa, om kan udah tua " dengan wajah yang tidak bersalah.

" terserah lh" dengan tidak kerelaan deniel mengambil air untuk jihyo dan membantu jihyo minum.

" terima kasih pak tua " dengan nada yang perlahan.

" apa kamu bilang pak tua, oh god apa aku setua itu " sambil mengacak rambutnya.

Ni orang gila ya batin jihyo berbicara.

Jihyo hanya melihat apa yang dilakukan oleh deniel. Baginya dia seperti sudah mendapat mainan baru. Mainan baru ?? Ahh yang benar saja.

" om kenapa, sakit mau aku panggil kan dokter" dengan wajah ya polos.

" bocah gila" sambil mengusut kan rambutnya.

Jihyo yang melihat deniel seperti itu hanya bisa ketawa karena baginya itu sangat lucu.

Tidak lama dari itu, ada seseorang yang masuk keruangan jihyo tanpa mengetok pintu, itu sukses membuat jihyo dan deniel kaget.

" jihyo , kenapa lo bisa dirumah sakit, oh ya ampun wajah mu kenapa, kenapa jadi tambah hancur " sambil memegang wajah jihyo.

Jihyo yang risih langsung menepis tangan amber dari wajahnya. Deniel hanya jadi pemerhati.

" kamprer lo, wajah gue cakep gini lo bilang hancur, emang nyarik masalah sama gue ya lo" enak aja dia bilang wajah gue hancur kan cuma lebam doang itu pun garagara si sehun daddy gue. Apa gue masih anggap dia daddy gue ya, ahh pusing ah malas mau mikir.

"Woi ngelamun aja, mikirin utang apa " ini anak mulut nya kayak gak ada insuransi aja, kalau ngomong lancar kali kayak selokan baru.

" berisik lo, ganggu aja ketenangan gue,lo tau dari mana gue disini" tanya ku sambil membetulkan posisi duduk ku.

" kita kan sehati, jadi dimana pun lo berada gue pasti tau, oh ya ini om om siapa " tanya amber sambil melihat deniel dari atas kebawah.

" apa kamu bilang saya om om " dengan wajah yang kaget.

Emm sepertinya deniel agak sensitif di panggil om tapi emang benar kan dia aja udah tua.

" iya terus saya mau panggil apa kakek atau pak tua " aku yang mendengarnya langsung ketawa terbahak bahak bahkan gue lupa kalau lagi sakit. Deniel yang merasa kesal langsung keluar dari ruang.

" lo parah bro, cogan kayak gitu lo panggil pak tua "

" emang salah ya gak kan" dengan wajah yang gak bersalah.

" terserah lo deh " kata ku sambil coba ngambil minum.

" lo utang penjelasan sama gue jihyo"  o o o wajah amber mulai serius ini gue udah gak bisa menghindar.

" okok gue bakal cerita tapi dengan satu syarat lo jangan pernah potong samapai gue selesai cerita " kata ku dengan serius.

" okok gue janji"

Akhirnya gue cerita semua nya dari awal sampai daddy mukul gue. Amber yang mendengar nya sampai syok. Dan dia diam gue gak tau apa arti dari diam nya. Apa dia kecewa sama gue atau dia marah. Tapi secara tiba tiba dia meluk gue erat banget.

" maafin gue, gue gak ada saat lo butuh seseorang dan harus ngelalui semuanya sendiri maaf gue teman yang gak berguna " dengan suara yang bergetar , apa amber nangis.

Aku yang mendengarnya lansung nangis dan meluk dia gak kalah erat nya. Baru ini aku nangis kayak anak kecil yang gak dikasih permen.

" lo jangan mintak maaf, lo teman gue yang paling baik gue pikir lo akan ninggalin gue sendiri pas gue cerita semua nya " ucap ku di sela sela tangisan.

Amber melepas kan pelukan dan langsung natap gue dengan mata yang sudah penuh dengan air mata.

" bodoh gue gak mungkin ninggalin lo bego " katanya sambil ngejambak rambut gue.

" iya iya gue percaya kok, lepaskan tangan lo dari rambut gue " sambil mencoba ngelepas tarikan tangan amber dari rambutnya.

" hahaha, okok " sambil ngelepas tangannya dari rambut jihyo " terus apa rencana lo selanjutnya gue pasti akan selalu ngedukung lo " dengan ucapan yang pasti .

" entah lah, gue gak tau kayak nya gue gak kuat deh untuk tinggal sama daddy lagi, gue takut" sambil mengelus perut ratanya.

" gue punya ide, tapi gue gak tau lo setuju apa gak " dengan wajah yang serius.

" apa " dengan wajah yang penasaran.

Amber pun mendekat kejihyo dan membisikan rencananya. Jihyo yang mendengarnya hanya memasang wajah blank nya.

" gimana mau " dengan wajah yang penasaran.

" ok deh gue ikut kata lo"

" bagus, gue pergi dulu mau ngurus semuanya lo hati hati di sini "

" ok sip " sambil mengangkat dua jari jempolnya.

Setelah kepergian amber jihyo masih memikirkan tentang rencana amber apa ini benar atau gimana.

" semoga semuanya baik baik aja mending gue tidur deh"

Maaf ya aku agak lama update nya soalnya baru selesai uas ni, dan karena ada waktu libur jadi gue coba manfaatin dengan baik . Terima kasih ya udah mau baca.

my daddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang