chap 34

7.4K 116 23
                                    

Beberapa hari kemudian jihyo diperbolehkan pulang kerumah keadaanya pun sudah membaik.

Amber membantu membawa pakaian jihyo, sesampainya mereka di apartemen ternyata sudah ada sara dan juga hana yang menunggu diluar.

Jihyo yang melihatnya hanya diam tanpa ekspresi diwajahnya, amber melirik kearah jihyo yang sepertinya belum siap untuk bertemu dengan orangtua kandungnya.

Amber yang merasa suasana diantara mereka berempat sangat lah dingin mencoba menghangatkan suasana dia menyenggol lengan jihyo dan membisik kan sesuatu ditelinga jihyo.

Jihyo yang awalnya hanya diam mau tidak mau dia mencoba memberika senyuman kepada hana dan juga sara. "mari kita masuk kedalam tidak baik kalau kita hanya berdiri saja diluar" ajak amber.

mereka mengangukan kepalanya dan setelah pintu dibuka mereka semua masuk dan amber mempersilakan untuk duduk disofa.

Jihyo yang awalnya ingin langsung masuk kekamar dihalang oleh amber, dia tidak ingin jihyo lari dari masalahnya nya, jihyo hanya pasrah dan ikut duduk disofa tersebut.

Amber pamit kedapur dengan alasan ingin membuat air tapi nyatanya dia ingin memberika ruang untuk mereka bertiga.

Hana melihat kearah jihyo yang dari tadi hanya melihat kebawah, sara yang mengetahui keraguan hana memegang tangan hana untuk mencoba memberika kekuatan kepada anaknya itu, hana memberika senyuman kepada sara kalau dia baik-baik saja.

"kenapa baru sekarang, kenapa saat semuanya sudah hancur kau datang, kenapa tidak dari awal, kenapa disaat aku masih mencari sosok seorang ibu kau tidak muncul, dan kenapa di saat aku sudah melupakan kalau aku ada seorang ibu kau baru muncul, kenapa ???" dengan suara yang lirih.

Hana yang mendengar setiap kata yang diucapkan oleh jihyo merasa sedih dia bahkan tidak bisa membalas setiap apa yang jihyo ucapkan "apa kau tau, bagaimana perasaan ku disaat teman-teman sekolahku dulu mengatakan kalau aku tidak punya ibu, apa kau tau bagaimana irinya diriku disaat melihat anak-anak yang lain dijemput oleh ibu mereka, apa kau tau bagaimana perasaan ku selama ini, disaat aku sakit aku hanya ingin ada ibu disampingku memeluk diriku yang merasa kedinginan tapi aku sadar aku tidak seperti anak yang lainnya yang bisa melihat, memeluk bahkan bercanda dengan ibu mereka".

hana diam dia tidak menyangka kalau selama ini anaknya sangat menginginkan dirinya tapi apa yang dia lakukan hanya melihat anaknya dari kejauhan.

"pernah dulu waktu aku kecil aku bermimpi bertemu dengan seorang wanita yang mengakui dirinya adalah ibu ku, dan saat itu aku sangat senang akhirnya aku mempunyai seorang ibu walaupun aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas tapi aku sudah cukup senang,bahkan aku berharap tidak bangun dari mimpi indah tersebut walaupun hanya dalam mimpi sudah membuat aku senang" jihyo mencoba tersenyum walaupun airmata nya masih terus mengalir.

"apa kau bener mamaku" melihat kearah hana, hana melihat kearah jihyo dan mengangukan kepalanya.

"apa kau akan meninggalkanku lagi, seperti yang pernah kau lakukan dengan suara yang lirih.

"mama tidak akan pernah meninggalkan mu lagi nak, maafkan mama, mama akui selama ini mama sudah sangat bersalah meninggalkan mu, maafkan mama sayang" jihyo berjalan kearah hana "berdiri lah" pinta jihyo.

hana pun berdiri sepertimana di suruh oleh jihyo, jihyo melihat wajah hana dengan seksama begitu juga hana melihat wajah jihyo dengan penuh rindu, dan tanpa diduga jihyo memeluk tubuh hana dan menangis sekencang-kencangnya dipelukan hana seperti seorang anak yang tidak mau ditinggal lagi oleh orangtuanya.

Hana membalas pelukan jihyo tidak kalah eratnya, mereka menangis menyalurkan rasa rindu dihati mereka masing-masing.

Akhirnya hana bisa memeluk anak yang selama ini dia rindukan, sedangkan jihyo bisa merasakan bagaimana pelukan seorang ibu yang selama ini dia impikan.

my daddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang