우리 ; 26

146 26 12
                                    

Sore itu...

Mark menyetir dengan sangat hati-hati. Jalanan sedikit licin lantaran hujan yang mulai mengguyur kota Seoul. Untung saja mereka bertigaㅡChaeyoung, Mark dan Hayoungㅡsudah keluar dari Lotte World.

Hawa menjadi dingin, dan Mark mengecilkan suhu AC di dalam mobilnya. Hayoung yang duduk di bangku belakang mobil pun menikmati hujan dengan tetesan air yang menempel di jendela mobil.

Sementara itu, Chaeyoung tertidur pulas di bangku kemudi di sebelah Mark. Mark hanya menatapnya sambil tersenyum samar. Kemudian, dia menepikan mobilnya dan menoleh pada Hayoung, "Bisa kau tolong ambilkan jaket di sampingmu itu?"

Walaupun Hayoung tak menunjukkan ekspresi apapun, sudah tentu dia akan mengambilkan jaketnya untuk Mark.

Lelaki itu lalu mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan Chaeyoung untuk menyelimutinya dengan jaket.

Hayoung merasakan hatinya berhenti berdetak untuk beberapa detik. Hayoung menarik napas dalam-dalam. Pandangannya menerawang. Kata-katanya meluncur pelan dan datar. "Mark..."

Sebelum perjalanan dimulai lagi, Mark mencium kening Chaeyoung.

Kedua mata Hayoung menatap kejadian itu dengan tatapan kosong. Pikirannya juga kosong. Dia belum mengenal sosok pria itu untuk waktu yang lama, tapi dia sudah merasa iri pada sepupunya, Chaeyoung.

"Apa kau juga mengantuk?" tanya Mark sembari melirik Hayoung lewat kaca spion di tengah kemudi.

Hayoung menarik napas panjang dan mengembuskannya. Lalu dia mengangguk. Hayoung tiba-tiba merasa tidak bersemangat. Dia berkata, "Kalau kau mengantuk, aku bisa menggantikanmu untuk menyetir."

Mark tidak menatap Hayoung, tapi memandang jalanan yang ada di depannya.

"Tidak perlu. Terima kasih atas tawarannya. Jika kau mengantuk, tidurlah. Nanti aku akan membangunkanmu."

"Apa kau yakin?" tanya Hayoung hati-hati.

"Percaya saja padaku," tukas Mark.

****

Pintu lift terbuka dan tanpa menunggu lama, Chaeyoung berjalan sambil menarik tangan Minah. Mereka masuk ke dalam Kyobo bookstore dan segera disambut oleh salah satu penjaga toko yang langsung memberikan mereka tas belanjaan.

"Apa yang kau lakukan di rumah Jaebum?" Chaeyoung tahu suaranya terdengar penasaran.

"Kami hanya bermain piano, darts, dan melakukan spa," kata Minah.

"Spa? Di rumahnya ada ruangan untuk spa?" Chaeyoung membulatkan matanya.

"Ya." Minah mengangguk. "Dia juga mengajakku untuk membuat lagu bersama. Kautahu? Tampaknya dia suka menyanyi dan bermain alat musik."

"Apakah suaranya merdu?" tanya Chaeyoung sambil menatap Minah.

"Merdu. Merdu sekali." Minah bergumam senang.

Chaeyoung menyibakkan rambutnya ke belakang telinga dan berkata, "Kau menang banyak, Minah-ya."

Minah hanya tertawa. "Oh, omong-omong ... kudengar sepupumu yang berada di Jepang pindah kemari, ya?"

"Darimana kau tahu?"

"Ibuku mengatakannya. Dia sempat menelepon ibumu kemarin. Lalu kudengar mereka membicarakannya," ujar Minah.

"Ah, geurae. Kemarin aku mengajaknya jalan-jalan bersama Mark. Kami bertiga juga makan siang di Lotte."

"Jinyoung juga kemarin ada acara dengan temannya. Tapi, dia tidak memberitahuku siapa temannya itu." Minah menoleh ke arah Chaeyoung dengan pandangan bertanya-tanya.

All About Us [Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang