우리 ; 34

112 14 2
                                    

Sore itu...

Minah menunggu kedatangan Jinyoung sambil berkaca dan menata ulang rambutnya. Sudah dua hari dia tidak bertemu dengan Jinyoung, dan selama dua hari ini dia berulang kali ingin menelepon Jinyoung dan mengajaknya pergi, tetapi pria itu selalu tidak bisa. Kenapa? Apakah Jinyoung sedang ada keperluan lain yang lebih penting?

Walaupun begitu Minah tidak mempermasalahkan. Dia percaya bahwa Jinyoung masih memasukkan namanya ke dalam daftar siapa-saja-yang-menjadi-prioritas.

Ting! Tong!

"Jinyoung!" pekik Minah seraya meraih tas yang berada di atas ranjang. Kemudian dia berlari kecil menuruni anak tangga rumahnya dan berpapasan dengan Jun yang sedang ingin pergi ke dapur.

"Ada apa buru-buru sekali?" tanya Jun sambil menghentikan langkah Minah dengan menahan pergelangan tangannya.

"Aku akan pergi kencan."

"Mwo? Wae? Kau sama sekali tidak memberitahuku," protes Jun.

Minah melepaskan genggaman tangan Jun dan mengecup pipinya lembut. "Tapi aku sudah bilang pada ibu. Jadi sama saja, kan? Tenang saja, aku tidak akan apa-apa. Jinyoung akan menjagaku."

Jun mengangguk samar. "Pulanglah dengan selamat."

"Arasseo. Sampai jumpa appa!" Minah melambaikan tangan dan membuka pintu utama untuk menyambut Jinyoung.

Jinyoung langsung tersenyum ketika Minah berdiri di ambang pintu dengan rambut bergaya classic ombre dan gaya pakaian yang sederhana namun nyaman. Dia berkata, "Wah! Lihatlah perempuan nomor satuku ini, dia tampak cantik seperti biasanya."

Minah langsung melingkarkan tangannya ke lengan Jinyoung. "Kau membuatku malu."

"Kenapa harus malu?" Jinyoung mengusap lembut tangan Minah. "Oh ya, kita akan pergi makan malam lalu berbelanja, dan pergi ke bioskop. Bagaimana?"

Minah mengangkat wajah menatap Jinyoung dan mengangguk sambil tersenyum.

****

"Ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Sky Rose Garden," kata Minah dengan nada senang ketika dia dan Jinyoung melangkah masuk ke dalam salah satu restoran bernuansa romantis di Seoul.

"Berterimakasihlah padaku," gumam Jinyoung sambil tersenyum.

"Oh, ya, terimakasih Jinyoung-ssi," sahut Minah.

Saat itu memang belum waktunya makan malam dan restoran itu cukup ramai. Informasi yang didapat Minah dari seorang pria yang mengatakan dirinya adalah pemilik Sky Rose Garden adalah kebanyakan orang akan datang ke sana sebelum evening movie diputar.

Sky Rose Garden berada di lantai paling atas gedung DaeHan sinema. Dari tempat itu semua pengunjung dapat menikmati pemandangan keseluruhan kota dan bunga mawar beragam warna.

Minah dan Jinyoung hampir tidak mendapatkan meja kosong, sampai akhirnya si pemilik restoran dengan tanda pengenal bertuliskan Cho Seong-Ho, menuntun mereka ke salah satu meja yang baru saja ditinggalkan pengunjung sebelumnya.

"Silahkan," kata Seong-Ho.

Pelayan di sana tidak banyak. Hanya ada lima orang, termasuk sang pemilik restoran. Para pelayan mengenakan kaos bebas bermotif bunga, sedangkan para pengunjung yang didominasi pasangan kekasih mengenakan pakaian terbaik mereka.

"Aku tidak salah menilai bahwa kau memang pria yang romantis," kata Minah pada Jinyoung.

Lalu jantung Jinyoung mulai berdebar dua kali lebih cepat. Seharusnya dia tidak perlu merasa seperti itu lagi karena Minah bukanlah gadis pertama yang diajak kencan.

All About Us [Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang