우리 ; 1

396 52 24
                                    


Kriing.. Kriing..

"Ah! Wae?!"

Chaeyoung menekan jam alarm dengan keras sehingga nyaris jatuh dari atas meja di samping ranjangnya. Dia memutuskan untuk duduk bersila di atas ranjang dan menghela napas panjang. Dia membiarkan dirinya yang setengah sadar itu untuk bersantai sedikit lebih lama, bahkan setelah jam menunjukkan 9:20 pagi.

"Masih mengantuk," gumam Chaeyoung seraya menjulurkan kedua tangan ke depan.

Kini, matanya pun mulai memandang ke luar jendela, memerhatikan cahaya matahari yang mulai menembus jendela kamar. Sehingga menyilaukan matanya yang masih setengah terbuka.

"Chaeyoung-ah!"

"Ah, eomma..." Chaeyoung beranjak dari ranjang dan mulai ke depan cermin untuk merapikan rambut pendek sebahunya yang berantakan.

"Kau atau ibu yang kuliah?" seru Son Seo-Hyeon, ibu Chaeyoung, kedua kalinya.

"Aku akan segera berangkat!" balas Chaeyoung seraya berjalan gontai meraih handuk dan masuk ke dalam kamar mandinya.

Semua serba merah muda. Kamar mandi Chaeyoung adalah tempat favoritnya untuk merelaksasikan tubuh dan pikiran. Tirai bathup bergaris itu pun ditutup dengan separuh terbuka menampakkan wajah kecil Chaeyoung yang masih malas untuk pergi kuliah.

"Aku bisa saja tidur di sini ... tapi, aku bisa mati kedinginan. Memangnya siapa yang ingin mati konyol seperti ini di usia muda?"

****

Universitas Yonsei merupakan salah satu universitas tertua di Korea Selatan, universitas privat top, dan dikenal sebagai universitas tiga teratas di Korea. Tampak dari depan saja, Universitas Yonsei seperti sekolah Moorim yang berada di dalam hutan dengan perlindungan kekuatan magis. Namun kenyataannya tidak. Universitas Yonsei terletak di Seodaemun-gu, Seoul, South Korea.

Jalanan hari ini juga tidak sepi. Orang-orang dalam balutan jaket beraneka warna berjalan di sepanjang jalanan dan mobil-mobil berseliweran untuk sampai ke Universitas Yonsei, ditambah lagi dengan angin musim semi bertiup sedikit lebih kencang.

Hari ini, Son Chaeyoung mengenakan kaos hitam bertuliskan Sixteen 16 dengan celana jeans, dan sepatu abu-abu bermerk New Balance. Setelah memarkirkan sepeda pancalnya, Chaeyoung teburu-buru berlari menuju ke ruang kelas.

Gadis itu terlambat tujuh belas menit.

Usai tiba di dalam kelas, Chaeyoung langsung mengisi bangku kosong di barisan belakang dan meletakkan tasnya di atas meja. Gawat, aku tidak boleh lupa mencatat materinya, batin Chaeyoung.

"Hey, kau tahu? Siang ini mereka akan datang."

"Benarkah? Semua laki-laki tampan itu? Aigoo, aku tidak sabar untuk melihat lesung pipitnya."

"Ah! Jinyoung. Park Jinyoung."

"Siapapun namanya, aku suka dia!"

"Ani, aku lebih suka Jaebum. Dia gagah sekali."

Chaeyoung benar-benar ingin menutup kedua telinganya. Obrolan yang setiap hari didengarnya selalu saja tentang mereka, anak laki-laki yang dipuja-puja oleh kaum hawa Universitas Yonsei.

"Aku jadi penasaran, seperti apa mereka," gumam Chaeyoung.

****

Pagi Chaeyoung berjalan dengan sempurna. Jam makan siang pun tiba, dengan sigap Chaeyoung berlari menuju kafeteria kampus. Setelah mengambil jatah makan siangnya, Chaeyoung menduduki meja yang berada di tengah-tengah kafeteria. Dia kemudian memikirkan tentang apa yang akan dilakukannya saat di rumah nanti, tapi sayangnya tidak ada jawaban yang memuaskan keluar dari benaknya.

All About Us [Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang