Dari keinginan untuk mengenalnya, hingga muncul rasa ingin memilikinya. Munculnya media sosial tidak membuatku lengah terpengaruh oleh kecanggihannya. Media sosial yang muncul pada saat itu, aku gunakan untuk lebih jauh mengenalnya. Tak mungkin siswa sekolah jika tak diberi tugas oleh sang guru. Benar kata mereka diluar sana, "Ada kesempatan dalam kesempitan", bukan aku namanya jika tak selalu mencari celah untuk berkenalan dengannya. Alih-alih ingin menanyakan tugas untuk esok hari, kusisipkan kalimat per kalimat agar obrolanku dengannya bisa tetap berlanjut. Istilah kerennya anak muda jaman sekarang itu "Modus". Namun bukan dusta yang ingin kuberikan, tetapi cinta. Hari berganti hari pun aku lewati dengan tetap menjalankan misiku untuk mengenal dia lebih jauh. Bukan hanya saat di media sosial saja, pertemuanku dengannya di ruang kelaspun tak luput dari sifat rakusku. Walaupun bisa dibilang "kelas teri" dalam urusan mencintai, namun aksiku ini tak kalah dari pujangga-pujangga cinta di bumi ini yang selalu berambisi untuk mendapatkan orang yang dicintai. Rupanya dewi fortuna memihakku, usahaku selama ini tidak sia-sia. Dari orang yang tidak kenal sama sekali seperti ban depan dan belakang motor yang tidak pernah saling menyapa, hingga seperti rantai dan gear yang saling berdekatan. Aku rasa "pendekatan" yang kulakukan sudah cukup untuk naik ke level yang selanjutnya. Sebagai siswa yang seharusnya memiliki kodrat rela berjuang demi nilai yang didapat, namun aku lebih ke rela berjuang demi bisa memilikinya. Waktupun ikut membantuku, hingga akhirnya dia untuk "saat ini" menjadi milikku. Dari laki dan perempuan yang hanya berteman, hingga akhirnya naik pangkat menjadi "sepasang kekasih". Layaknya sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta, hari-hariku dengannya pun penuh dengan warna setelah cinta datang padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Lalu Pilu(Ku/Mu)
Historia CortaKisahmu, Kisahku juga. Dipersembahkan bagi kamu yang pernah merasakan patah hati. 100% patah sepatah-patahnya