Be Sad

10.1K 555 2
                                    

Gheeta POV

Aku tak pernah berfikir akan memiliki nasib yang seperti ini.
Aku sudah cukup lama berkerja di kafe itu dan sudah sangat nyaman. Tapi entah kenapa aku tiba tiba di pecat. Ya, dipecat tanpa sebab. Aku tak tahu harus bagaimana lagi. Aku harus mencari pekerjaan lagi. Tapi di mana ? Di kota besar seperti ini sangat sulit untuk mencari pekerjaan. Dan yang lebih parahnya lagi uang tabungan ku hanya cukup untuk membayar tempat tinggalku sekarang. Jadi, bagaimana dengan makananku?

Ya tuhan ku tahu Engkau Maha Adil. ENgkau tak akan memberi cobaan pada umatmu yang tak mampu menjalaninya. Kuatkanlah aku Tuhan. Amin.

Aku berjalan tak tentu arah setelah berdoa dalam hati. Tak tahu tempat mana yang harus kudatangi. Aku harus mencari pekerjaan baru.

Dan sepertinya keberuntungan memihak kepadaku karena di depan ada kafe yang sedang mencari seorang karyawan baru. Aku masuk dan menuju ruang menager. Baru selangkah kakiku melangkah, ia sudah mengatakan bahwa lowongan pekerjaan itu sudah terisi. Aku mengernyit bingung. Dari mana dia tahu bahwa aku akan melamar pekerjaan? Bahkan aku belum mengatakan apapun.
Akhirnya aku keluar dan mencari di tempat lain. Dan sialnya hal itu juga terjadi di kafe kafe yang kudatangi. Mereka menolakku sebelum aku berbicara apapun. Whats going on? Kenapa hidupku tiba tiba menjadi seperti ini?
Rasanya aku ingin menangis.
Hidupku sudah cukup menderita. Tapi kenapa Tuhan menambahkannya dengan aku tak diterima bekerja.
Dengan langkah yang lunglai aku berjalan menuju pulang. Sepertinya malam ini aku tak akan makan.

#######

"Tok..Tok..Tok" suar pintu di ketuk.
"Siapa?" Tanyaku.
"Ini gue Get, Jonathan."
"Iya, tunggu." Jawabku sambil berjalan ke luar.
"Cklek"
"Ada apa kamu ke sini?" Tanyaku.
Bukannya menjawab dia malah nyelonong masuk dan duduk di sofa. Dia meletakkan bingkisan plastik di atas meja. Dan menyiapakannya.
"Itu apa?" Tanyaku.
"Makanan." Ucapannya tanpa menoleh.
Aku duduk di sampingnya. Dia memberiku sebungkus nasi dengan lauk ayam rendang dan sambal. Aku mengernyit bingung. Jo ini bukanlah orang tak mampu seperti aku. Malahan dia memiliki banyak mobil sport. Tapi, kenapa pria seperti dia mau membeli makanan seperti ini? Aku tak mau mengambil pusing dan memakannya. Baru saja aku menyuap beberapa sendok ke mulutku, aku merasakan sakit yang mendera kepalaku.Dan semuanya Gelap.

Nathanael POV

Setelah mendapat kabar dari Crish bahwa dia sudah menjalankan tugasnya. Aku langsung tancap gas menuju rumah Mateku. Yah, aku menyuruh Crish untuk membuat Mateku tidak di terima bekerja di manapun. Dan itu bukanlah hal yang sulit mengingat perusahaanku cukup berpengaruh.
Sesampainya aku di rumah mate ku. Hatiku mencelos. Aku tinggal di rumah mewah, sedangkan Mateku tinggal di rumah yang bisa di bilang gubuk. Tapi, Kenapa ada mobil sport di depan rumahnya? Aku berjalan mendekat dan mengintip melalui jendela. What the Fuck, beraninya pria itu menyentuh milikku. Aku mendobrak pintu dan langsung menerjang pria itu sampai babak belur. Mengangkat Mateku dan memasukkannya ke dalam mobil. Aku akan membawanya ke mansion. Aku takut kejadian ini akan terjadi kembali. Baru dua kali aku bertemu dengannya dan dua kali itu pula kau melihatnya di sentuh oleh pria lain. Dan aku tak akan membiarkan hal itu ke tiga kalinya.
Sesampainya di sana aku langsung membawanya ke kamar dan menghiraukan tatapan tanda tanya dari dad, Mom dan Crish.
Aku meletakkan dia di atas tempat tidur. Dan segera turun ke bawah untuk menjelaskan apa yang terjadi.
"Apa yang terjadi NathanNě?" Tanya Mom padaku.
"Ada pria yang berani menyentuh milikku mom. Dan aku akan segera menghancurkannya." Ucapku.
Ibuku mendekat dan mengelus punggungku.
"Sabar ya nak. Moon Godness tak akan membiarkan Seorang Calon Alpha dari Sovrano Pack, mengalami kesulitan jika dia tak bisa menyanggupinya.
Aku hanya bisa mengangguk dan meminta Crish untuk mencari tahu tentang orang yang menyentuh Mateku. Dan akan ku pastikan bahwa dia akan hancur di tanganku.
#######

Setelah berbincang dengan Crish, tentang cara bagaimana mengalahkan Jo, pria yang menyentuh Mateku, aku kembali ke kamar. Di kamar aku mendapati Mateku tertidur pulas dengan wajahnya yang damai. Dia sangat cantik. Bukan karena dia itu mate ku makanya aku mengatakan hal itu. Tapi, itulah faktanya. Dia memiliki bibir yang pink, pipi yang bulat, dan badannya yang langsing.
Aku merebahkan tubuhku di sampingnya dan memeluk tubuhnya.Dan menatapi wajahnya yang sangat menarik. Aku berfikir untuk menatapi wajahnya saja satu malam ini. Sayangnya, kantuk lebih berkuasa hingga membuatku tertidur.

Paginya aku terbangun dengan Mateku yang berada di pelukanku. Badannya bergerak mencari tempat yang nyaman di pelukanku. Dan aku tersenyum kecil akan hal itu. Tak berapa lama kemudian dia terbangun dan menatap wajahku. Dahinya mengernyit. Aku mengelus dahinya menggunakan ibu jariku.
"Tak baik pagi pagi sudah berfikir keras." Ucapku.
Jika wanita lain akan tersipu malu, tapi yang ku dapatkan darinya malah pertanyaan yang bertubi tubi.
"Ini di mana? Kamu siapa? Kenapa aku bisa berada di sini?"
Jari telunjuk ku mendarat di bibirnya.
"Sshhh." Ucapku menenangkan.
"Nanti saja kita bicaranya. Sekarang kita sarapan dulu." Ucapku sambil mengelus kepalanya.
Dia mendelik dan menarik tanganku dari kepalanya.
"Aku mau pulang." Ucapnya dan melangkah ke arah pintu. Aku langsung menari tangannya. Aku tak suka di bantah. Walaupun dia Mateku aku tidak bisa membiarkannya.
"Aku bilang sarapan Gheeta, sarapan." Ucapku tegas dan menarik tangannya turun ke meja makan. Sesampainya di sana mom dan dad menyambut kami dengan senyuman. Mom menarik Gheeta duduk di sampingnya. Menyiapkan piring dan juga makanannya.
"Ayo, makan nak." Ucap ibuku sambil mengelus kepalanya.
Aku tersenyum. Aku berharap dia akan betah tinggal di sini.

Gheeta POV

Mataku terbuka perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk. Baru saja mataku terbuka dengan sempurna, di hadapanku sudah disajikan pemandangan yang indah. Seorang pria dengan mata indah yang tajam dan bergariskan tegas. Bibir tipis dan rahang yang tegas. Aku tersadar, aku di mana dan siapa pria tampan ini?
Dia mengelus keningnya dan berkata bahwa tak baik pagi pagi sudah berfikir keras. Tak memperdulikan perkataannya aku malah menanyakan banyak hal yang ada di kepalaku. Dan bukannya menjawab dia malah menenagkanku dan mengajakku sarapan. Tentu saja aku tidak mau. Sudah cukup aku tertipu dengan hal yang sama seperti semalam.Tapi, bagaimana jo sekarang? Tapi, buat apa aku memikirkan pria brengsek sepertinya?
"Aku mau pulang." Ucapku. Tanpa menunggu persetujuaannya aku melangkah ke luar. Belum juga sampai ke pintu. Tanganku sudah di tarik. Saat aku ingin menatapnya tajam, dia sudah lebih dulu menatapku tajam dan tegas. Menarik tanganku untuk turun ke bawah dan sarapan. Di sana, ada sepasang wanita dan pria setengah baya yang sangat mirip dengan pria yang berada di sampingku ini.
Wanita paruh baya itu menarik tanganku dan menyiapakannya makananku. Wanita ini sangat baik. Dia mengingatkanku dengan ibuku yang sudah lama meninggalkanku. Aku jadi merindukan ibuku. Tanpa terasa air mataku menetes.
"Kenapa kamu menangis sayang?" Tanya wanita itu.
Aku tersenyum dan menjawab
Bahwa dia mengingatkan aku dengan ibuku. Dia tersenyum lembut dan mengelus kepalaku sayang.
"Kau bisa memanggilku dan menganggap ku ibumu. Panggil saja aku mom sama seperti NathanNě"
"NathanNě?" Tanyaku.
Sebelum mom berkata, pria yang bernama NathanNě itu, sudah lebih dulu memotong dan mengajakku keluar.

TBC.





My Naughty MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang