CHAPTER 5

42 21 16
                                    

"Alya." teriak perempuan yang mungkin mereka adalah salah satu anggota dari geng primadona itu.

Alya langsung menoleh kearah orang yang menyebut namanya itu.

"Ya? ada apa, kak?" tanya Alya heran.

"Lu sebenernya ada hubungan apaan sama Bryan, hah? keliatannya deket banget." balas senior perempuan itu.

Alya dan Nayla tidak bisa menahan tawanya sehingga mereka tertawa dengan amat sangat keras, sehingga para siswa/i yang berada di sekitarnya pun ikut menoleh kearah mereka berdua yang sedang tertawa lepas itu.

"Tenang aja, kak. Gue juga gaakan rebut Bryan dari kalian semua kok. Gue yakin lu semua itu suka ke abang gue kan?" tanya Alya sembari menaikkan satu alisnya itu.

Alya langsung meninggalkan para senior itu sembari pamit, sedangkan para senior yang sedang berkumpul itu hanya diam seribu bahasa, karena mereka malu dengan perkataannya itu.

***

PERPUSTAKAAN

Perpustakaan? ya, tempat ini adalah tempat favorite Alya dan Nayla. Udara di ruangan ini amat-lah sejuk, sehingga membuat mereka amat sangat nyaman jika sedang berada di ruangan ini.

Hari ini, mereka berdua tidak pergi ke kantin untuk membeli satu atau dua buah makanan yang akan disantapnya selama jam istirahat ini. Tetapi, mereka lebih memilih untuk pergi ke perpustakaan untuk membaca buku dan novel.

Bukan hanya karena udara di luar sana panas, tetapi Alya pun malas jikalau harus bertemu bahkan bertatap muka dengan lelaki yang menyebalkan itu.

***

Alya sedang asyik membaca novelnya itu, sedangkan Nayla sedang asyik dengan buku astronomisnya itu. Ketika mereka sedang asyik membaca buku, tiba-tiba,

"Al, itu."

"Al, liat deh."

Nayla terus memanggil nama Alya tetapi Alya tidak merespons sama sekali.

"Itu cowok yang hobby bikin lu jatuh kan, Al?" tanya Nayla sembari menepuk lengan Alya.

"Iya, dia. Males banget sih gue liatnya." balas Alya sembari mendelikkan matanya.

Tak lama, lelaki itu melihat Alya dan Alya pun melihat lelaki itu. Keduanya sudah memasang mata sinisnya itu. 

"Huh, gue udah males banget disini, yang tadinya udara didalam sini sejuk dan dingin kenapa sekarang berasa panas banget ya? cabut aja yuk Nay," ajak Alya kepada Nayla.

Tanpa sengaja, ternyata perkataan Alya itu terdengar sampai ke telinga lelaki itu,

"Lebay." 

Satu kalimat yang dilontarkan lelaki itu sontak membuat Alya menengok ke arah lelaki itu, Alya sudah tak kuasa ingin mengeluarkan jurus berbicara dengan kecepatan tingkat dewanya itu, tetapi Alya menahannya dan langsung meninggalkan ruang perpustakaan itu.

15.05 WIB

*pletak* 

Satu buah botol bekas air mineral itu tiba-tiba mengenai jidat Alya, Alya tidak mengetahui sebenarnya siapa orang yang melempar botol bekas itu, karena ia sedari tadi sedang memainkan gadget dengan warna rosegold  kesayangannya itu.

Alya tetap memainkan gadgetnya itu, berharap bahwa Bryan cepat datang ke parkiran sekolah Alya.

drrrttt .... drrrttt

Ponsel Alya bergetar yang menandakan bahwa ada notif baru yang masuk ke gadget Alya,

*you have a new message.*

Bryan Georgia : "Al, maaf banget gue gabisa anter lu pulang. Tiba-tiba ada latihan basket mendadak, gamungkin dong gue tinggalin begitu aja."

Bryan Georgia :  "Tadi gue ga angkat telepon dari lu, karena gue lagi dikasih masukan dari coach gue. Dalam waktu singkat ini gue bakalan ada lomba basket antar sekolah. Jadi sebagai kapten basket gue harus latihan terus sampe hari-H."

Bryan Georgia : "Udah, lu gausah pasang muka cemberut lu. Sekarang lu balik pake taxi aja."

Bryan Georgia : "Lu ngerti kan cara bilang ke abang taxinya gimana? Lu juga tau kan daerah rumah lu itu dimana? Kalau lu gatau, ya lu cari tau aja sendiri. Ok?"

Alya Georgia : "Y."

Bryan Georgia : "Ebuset, jutek amat. Btw, Hati-hati ya, Al. Gue basket dulu.

*justread.*

Alya hanya memasang muka cemberutnya itu, sembari menghentakkan kakinya ke tanah,

Kesal? Sudah pasti, ia sudah menunggu Bryan tetapi Bryan tidak datang menghampiri Alya.

Alya sudah tak kuasa menahan lapar, dan Alya pun memutuskan untuk mendatangi caffe terdekat yang berada di sekolahnya.

Saat sedang berjalan menuju ke caffe, tiba-tiba ada seseorang yang membuang coffee dari dalam mobil.

byuuuurrrr....

Baju Alya terkena siraman air coffee yang dilempar oleh pengemudi dengan mobil sportnya itu,

"Woyyy, baju gue kotor nih." teriak Alya sehingga membuat pengemudi itu memberhentikan laju mobilnya.

Tak lama pengemudi itu keluar dari mobilnya sembari membuka kacamata hitam yang sedang di pakainya.

"Apa? Baju lu kotor? Tinggal ganti doang apa susahnya sih?" ucap lelaki itu.

"Lu lagi? Bisa ga sih jangan bikin gue unmood sehari aja? Hobby lu emang aneh! Bikin orang emosi terus." 

"Baju gue kotor, dan lu bilang tinggal ganti aja? Lu fikir tas gue itu kantong ajaib apa? Dan gue juga mau sekolah kali, bukan mau fashion show!" Jawab Alya, dengan menggunakan kecepatan berbicara tingkat dewanya itu.

"Sttttt, bawel amat. Yaudah daripada lu bawel gajelas, mendingan gue beliin lu baju baru, biar lu ga bawel lagi,"

"Udah sekarang lu masuk ke mobil gue. Perlu gue bukain pintu mobilnya? perlu?" tanya lelaki itu dengan tangan yang sudah memegang pintu mobilnya itu.

"Ogah, gue kagak mau ngikut lu." jawab Alya sembari menggelengkan kepalanya.

"Syukur dah, biar waktu main game gue juga kagak kesita karena harus beliin lu baju baru." balas lelaki itu sembari berjalan menuju pintu mobil pengemudi.

"Kagak ada kata maaf sedikitpun?" sindiran Alya ternyata mendapat respons dari lelaki itu.

"Perlu?" jawab lelaki itu sembari membuka pintu mobilnya dan langsung meninggalkan Alya tanpa ada kata maaf sedikitpun.




Vote dan Commentnya ditunggu:)) Terimakasih:D

When Hate Into LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang