5 HARI KEMUDIAN,
"Alya, buruan. Takut telat udah jam 06.45 nih Al. Takut jalanan macet juga." teriak Bryan sembari memakan roti berbalut selai cokelat itu.
"Sabar napa bang, Alya lagi disepatu dulu." balas Alya sembari mengikatkan tali sepatunya.
***
"Huh, untung gerbangnya belum ditutup." ucap Bryan dengan lega.
"Elu si, taliin sepatu doang sampe setaun, untung gerbang belum ditutup, kalo udah kan abis lu dimarahin bokap." sambung Bryan sembari membuka kacamata hitam andalan dia.
"Lah elu nyalahin gue mulu. Kagak mikir ye, elu aja makan sampe satu abad." cerocos Alya sembari membuka pintu mobil Bryan.
***
Saat Alya sedang berjalan di koridor sekolah, tanpa sengaja ada seseorang yang menabrak Alya dari arah belakang,
"Makannya kalo jalan agak pinggir dikit napa. Jadinya gue nabrak elu kan." ucap lelaki dengan mata hazelnya itu.
"Eh, lu yang nabrak gue. Lu seharusnya minta maaf, bukan malah ngomong kayak gitu. Otak lu dimana si, hah?" balas Alya dengan nada yang naik 1 oktaf.
"Arrrgggghh, bicara sama orang kayak lu tuh gaakan ada habisnya." sambung lelaki itu, sembari meninggalkan Alya di koridor sekolahnya.
"Lelaki aneh." kalimat itu terlontar dari mulut Alya.
Sampailah Alya di kelasnya,
Bel masuk pun berbunyi.Sekarang adalah pelajaran Matematika,
Mr.Danu sudah memasuki kelas Alya, diberikannya soal untuk kelas Alya.
10 menit kemudian Alya maju ke depan dengan memberikan buku yang didalamnya sudah ada isi dari soal-soal yang sudah Mr.Danu berikan.
BEL ISTIRAHAT,
Menu makanan Alya kali ini adalah, Roti bakar campur selai kacang buatan mama tercinta.
Sedangkan Nayla, menu makanan ia kali ini adalah spaghetti buatan mama tercinta.
Alya dan Nayla menyusuri kantin yang sedang ramai di kunjungi oleh para siswa/i, saat sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba seseorang dari belakang menutup mata Alya,
"Lu diem, jangan bilang kalo abangnya yang nutup matanya Alya." perintah Bryan sembari berbisik kepada Nayla.
Nayla hanya mengangguk, yang berarti ia mengerti dengan apa yang di perintahkan oleh Bryan kepada dirinya.
"Eh ini siapa si, gua mau jalan aja jadi susah."
"Eh woy lepasin."
"Ini siapa, iseng banget si jadi orang."
"Ini lu ya, Nay?" tanya Alya sembari mencubit tangan seseorang yang menutupi matanya itu."Lah, gue aja dari tadi di samping lu Al." balas Nayla.
Akhirnya lelaki itu melepaskan tangannya itu yang menutupi mata Alya,
"Iseng banget si lu, bang. Kalo ada geng primadona yang liat gimana, ntar gue di labrak lagi. Mereka kan belum tentu tau kalo gue adik lu. kenapa si hidup lu ganggu gue terus, udah sono pergi." cerocos Alya tanpa membiarkan 1 kata pun keluar dari mulut Bryan.
"Eanjir, cerewet amat buset adek lu." kalimat itu keluar dari mulut Andre, teman Bryan.
"Buset dah, kagak ada spasi neng?" tanya Dava.
Alya hanya terpaku diam dan malu karena ia menyadari bahwa sudah banyak sekali kata-kata yang ia keluarkan dari mulut-nya saat ia mengetahui bahwa abangnya yang tadi menutup kedua matanya itu.
"Udah ah, yuk Nay balik ke kelas." ajak Alya kepada Nayla, sembari meninggalkan Bryan dan dengan ke-2 temannya itu tanpa pamit.
Saat sedang perjalanan ke kelas tiba-tiba ada yang menabrak Alya(lagi) dan membuat bekal makanannya itu jatuh,
"Woy, jalan liat-liat. Lu kalo punya mata itu dipake napa!!" ucap Alya dengan nada yang sedikit membentak.
"Elu lagi? Hidup lu nabrakin orang mulu ye bisanya." sambung Alya sembari menunjuk ke arah muka lelaki itu.
"Gue? Gue udah liat-liat kalo jalan, elunya aje, jalan ditengah mulu samping masih luas bro." balas lelaki menyebalkan itu.
Tanpa ba bi bu, lelaki itu langsung meninggalkan Alya dan Nayla tanpa ada kata 'maaf' sedikitpun.
"Itu orang aneh kok bisa sekolah disini ya?" tanya Alya.
***
Bel pulang sudah berbunyi, Alya dan Bryan pun jalan menuju parkiran sekolahnya,
"Wait, Nat. Itu Bryan kan? Ngapain dia ngajak anak kelas X pulang bareng?" tanya Faranisa.
Nathania memang suka kepada Bryan, memang mereka pernah chat tapi tidak sering. Dan hingga saat ini pun mereka hanya sebatas teman.
"Buset kelas X aja udah berani deketin kapten basket di sekolah kita." balas Nathania.
"Dia kagak tau aje, kalo Bryan sering chat sama gue dan dia juga udah deket sama gue. Haha." sambung Nathania dengan pedenya.
"Gue gaakan tinggal diem, kalo gue liat cewek genit-genit ke Bryan." sambung Nathania.
Sepertinya, Nathania belum tau jika gadis kelas X yang akan pulang bersama dengan Bryan itu adalah adik kandung Bryan.
Aku tunggu vote&comment dari kalian semua:D

KAMU SEDANG MEMBACA
When Hate Into Love
Teen FictionSemuanya berubah ketika aku dan dia sering bertemu bahkan saling tatap menatap walaupun dengan tatapan mata sinisnya:) Penasaran sama ceritanya? Baca aja dulu:))