Chapter 2

12.5K 682 6
                                    

Vote ya sebelumnya.

Dag dig dug.

Duh jantungku ini, rasanya tegang sekali untuk hari pertama bekerja.

Aku baru saja menerima pesan dari kakek, bahwa nanti setelah sampai akan ada orang yang mengantarkanku pada managernya.

Manager loh ya, bukan big bossnya.

"Yakin sampai sini aja?" Tanya ayahku saat kami sudah sampai di gedung pencakar langit yang tingginya, ya Tuhan. Kupikir kepalaku harus kupatahkan untuk melihat ujungnya dari bawah sini.

"Iya, sini aja. Lagian nanti ada yang antar aku kok," ucapku lalu turun dari mobil ayahku. "Dah Pah, aku bekerja dulu. Doakan aku ya." Ucapanku seperti orang yang akan ikut turnamen saja. Sungguh menggelikan.

Kulihat ayah mengangguk lalu kemudian melajukan mobilnya menjauhi gedung ini.

Aku pun memasuki gedung dan langsung kebagian resepsionist.
"Ehm maaf, saya Sherlina kusuma. Saya ad.."

"Sherlina?" Panggil seseorang. Aku menoleh mencari asal suara tersebut.

"Sherlina Kusuma?" Seorang wanita dengan tubuh tinggi semampai itu menatapku. Ukh iri.

"Iya, saya Sherlin."

Wanita itu menghampiriku, "Saya Anita, asisten manager."

Anita mengulurkan tangan yang segera kusambut. Dia mungkin lebih tua denganku, karena penampilannya yang erhg sexy.

"Kau cantik sekali. Aku harus memanggilmu apa?" Tanyaku saat kami berjalan menuju ruangan manager.

Anita memandangku dengan tatapan aneh. Apa aku salah berbicara?

"Ah aku sudah menerima datamu dari pak Jordan, manager sini. Umur kita hanya terpaut satu tahun. Dan kau lebih muda dariku."

Apa? Satu tahun saja.

"Darimana kau dapatkan kaki panjangmu itu? Aku ingin."

Anita seperti menahan tawanya.

"Olah raga dan minum susu mungkin," katanya.

Aku sudah melakukan itu.

"Tak mempan," sungutku.

Tawa Anita akhirnya pecah, "Kalau begitu berdoa saja, Sherlina." godanya. "Tak masalah untukmu. Dengan tinggimu, kau terlihat manis."

Anita adalah orang yang kesekian yang menyebutku manis dengan tinggiku. Aku tak percaya. Pendek itu menyebalkan.

"Kita sudah sampai." Anita berhenti disebuah ruangan dengan pintu yang kokoh.

Tok! Tok! Tok!

Anita mengetuk pintu dengan pelan. Sampai ada suara dari dalam yang mempersilahkan masuk.

"Permisi pak, saya membawa Sherlina," ucap Anita sopan.

"Terima kasih, Anita," ucap pria itu lalu Anita pun meninggalkanku berdua dengan pria itu.

"Silahkan duduk, Sherlina."

"Sherlin saja."

Pria itu mengangguk, "Namaku Jordan Aileen. Kau bisa memanggilku Jordan. Dan aku manager disini."

Aku mengangguk mengerti. Lalu Jordan menjelaskan padaku tentang perusahaan ini. Tentang dibagian mana aku akan bekerja. Segala macam peraturan dan lain sebagainya.

Aku agak heran kenapa harus dia yang menjelaskan. Kenapa bukan Anita saja, dia asistennya kan.

Ternyata perusahaan ini bergerak dibidang property. Bertolak dengan incaranku. Tapi saat kulihat gajinya, woah sangat fantastis.

Sebenarnya aku ini termasuk keluarga berada. Tapi tetap saja yang namanya punya pekerjaan dan gaji sendiri itu sangat menyenangkan.

Dan aku masuk dalam staff marketing. Sudah kuliah mahal-mahal tapi tidak tersampaikan juga keinginanku untuk menjadi seorang editor.

Yasudahlah biarkan. Nanti juga lama-lama aku bisa menerima ini. Apalagi gajinya, pasti kuterima dengan lapang dada.

>>><<<

"Perkenalkan namaku Sherlina Kusuma. Mu-mulai hari ini aku bekerja disini. Mohon bantuannya." Duh, berasa perkenalan jaman sekolah dulu.

Tatapan beberapa orang disini terasa menusukku. Apa ada yang aneh denganku. Aku memakai dress batik yang kemarin kubeli yang kupadukan dengan blazer hitam. Tak lupa rambut panjangku ini dicepol agar lebih rapih. Dan jangan lupa juga high heels setinggi 5cm. Dan apa aneh dengan penampilan seperti itu?

"Hai Sherlina! Salam kenal. Panggil saja aku Julia," sapa seorang wanita.

Kulihat Julia ini sangat anggun. Aku juga merasakan aura aneh darinya. Tapi entahlah aku juga tak tau.

Hari pertamaku bekerja masih lumayan. Orang-orangnya baik. Terutama Julia, dia selalu mengajariku tanpa kuminta.

Aku senang karena ini artinya aku dibutuhkan.

>>><<<

Aku lelah sekali. Ternyata bekerja selelah ini, padahal aku hanya baru belajar. Tapi tetap saja lelah.

"Kau sudah pulang, Sherlin."

Suara kakek. Kakek ada dirumah ya.

"Oh kakek, sejak kapan kakek disini?" Tanyaku lalu duduk disamping kakek.

"Sudah lama, dan kakek mau pulang. Bagaimana hari pertamamu? Bossmu baik?"

"Yah menyenangkan, semuanya baik. Kecuali bossnya." Aku membenarkan posisi dudukku menjadi menatap kakek. "Aku belum bertemu dengannya. Apa kakek mengenalnya?"

Kakek sedikit tersenyum, "Iya, dia cucu sahabat kakek itu."

"Oh ya? Apa dia menyebalkan?"

"Tidak, dia baik. Apa mau kakek kenalkan?"

Aku dengan cepat menggeleng. Ini ada udang dibalik bakwan sepertinya. Biasanya kalau dikenalkan begitu ujung-ujungnya pasti dijodohkan.

Ah, setelah berbicara panjang lebar dengan kakek, beliau memutuskan untuk pulang. Aku senang mempunyai kakek gaul sepertinya. Dia begitu paham dengan kemajuan jaman, dan selalu mau belajar hal baru meski usianya sudah sangat tua.

Setelah mandi dan makan malam aku bergegas menuju kamarku dan menutup mataku.

Belum ada sampai sepuluh menit ponselnku berdering. Ada yang mengirimkan pesan.

Jordan?

Sherlina, besok pagi langsung datang keruanganku. Kutunggu jam 8 pagi.

Jordan.

Oh my, apa aku melakukan kesalahan? Tidak mungkin, aku baru belajar dan belum diberikan tugas apapun.

Lalu ada apa Jordan memanggilku besok?

Ah, kuharap bukan berita buruk. Untuk sekarang lebih baik aku tidur saja, urusan besok yang diselesaikan besok saja.

Kuharap aku tidak diapa-apakan.

Tbc

Vote dan comment ya sesudahnya.

 My Mysterious Boss Is My Love At The First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang