Vote ya sebelumnya.
"Senang kau kembali, Sher," ujar Julia.
"Aku juga, Julia." Aku memeluk Julia.
Julia tertawa, "Kau ini seperti darimana saja."
Aku sebenarnya ingin cerita pada Julia. Tapi Jordan dan Anita melarangku untuk memberitahu siapapun tentang kejadian kemarin.
Mereka bilang ini adalah rahasia antara aku, Anita, Jordan dan big boss.
"Yah aku lelah sekali. Diluar kota itu sendiri seperti jomblo deh," ujarku.
Sebenarnya aku sering kekantor saat itu, tapi dengan pakaian seragam sekolah. Apa tak ada yang mengenaliku?
Dan yang lebih mengejutkanku hari ini adalah saat aku mengecek rekeningku. Wow gaji pertamaku sudah sampai dan sesuai perjanjian gajiku 5x lipat. Ingin teriak bahagia rasanya tapi aku sedang dikantor.
>>><<<
"Bagaimana pekerjaanmu? Menyenangkan?" tanya ibuku. Dia juga tak tahu kalau awalku bekerja memakai seragam SMA.
"Yah lumayan menyenangkan. Aku menikmatinya."
Ibuku menyerahkan selembar kertas lalu kulihat tulisannya.
"Ini darimu?" tanyanya.
Aku mengangguk. Ayah menatapku dalam.
"Mama tak perlu, Sherlin. Kau tabunglah untuk dirimu sendiri. "
Aku memang mentransfer sejumlah uang untuk ayah dan ibuku. Dalam rangka gaji pertamaku cair.
" Aku sudah menyisihkan uang yang akan kutabung. Untuk papa dan mama itu lain. " aku sedikit menunduk. " Ini memang tak sebanding dengan apa yang dulu papa dan mama berikan. Mungkin tak akan bisa aku ganti. Tapi aku ingin agar papa dan mama menerimanya. Hanya sebagai tanda bahwa aku sudah bisa mandiri. "
Sungguh aku tak bisa berbicara seperti itu tanpa meneteskan air mataku.
Ibuku lalu memelukku, " Terima kasih, Sherlin. Kamu hadir didalam hidup papa dan mama saja sudah membuat kami bahagia. "
Ayahku lalu membelai rambutku lembut. " Jangan berfikir kamu bisa mandiri Sherlin. Papa tak mau anak papa tidak bergantung sedikitpun pada papa. "
Ayah mencium kepalaku. " Jika kamu butuh apapun, ingatlah selalu, kami akan selalu membuka pintu rumah ini untukmu. "
Air mataku tak terbendung lagi. Ini adalah tangisan bahagia. Dan ini tangisan pertamaku sejak aku bekerja.
Aku harap orang tuaku panjang umur dan dapat melihatku bahagia saat mereka harus melepasku nanti.
>>><<<
Aku tidak tau bagaimana mengatakannya. Tapi aku bingung saat melihat setumpuk kertas dimejaku.
Perasaanku kemarin malam aku lembur dan tak meneninggalkan tumpukan kertas ini.
" Ada apa Sherlin? Kenapa wajahmu begitu? " tanya Agnes salah satu teman kantorku.
" Apa ini milikmu? " tanyaku sambil menunjuk tumpukan kertas itu.
Agnes menggeleng lalu tersenyum.
" Tanya saja Anita atau pak manager. Mereka lebih tau. "
Aku menurut lalu menuju ruangan Jordan yang merangkap ruangan Anita.
" Anita! Apa kau yang menaruh tumpukan kertas dimejaku? " tanyaku saat aku membuka pintu tanpa permisi. Ups tidak sopan.
Anita melonjak kaget dan hampir terjatuh dari kursinya.
" Ah ketuk pintu dulu, Sherlin. " Anita menginterupsi. Aku lalu kembali menutup pintu dan mengetuknya terlebih dahulu sebelum kembali masuk.
Setelah Anita mempersilahkan, aku pun masuk. Lalu duduk berhadapan dengan Anita.
" Apa kau yang menaruh tumpukan kertas itu dimejaku? " tanyaku ulang.
Anita menggeleng, " Mungkin bos, dia suka begitu jika ingin memberikan pekerjaan pada bawahannya. Aku pun dulu begitu. "
Aku mendengus kesal. Dengan tumpukan sebanyak itu, maka dipastikan aku akan bekerja extra malam ini.
Dasar bos tidak berperikemanusiaan.
>>><<<
Sudah kuduga, sudah jam 8 malam lebih dan pekerjaanku masih tersisa setengah. Dan parahnya lagi, kini aku hanya sendirian. Ditemani bapak satpam sih, aku memintanya menemaniku karena hampir semua lampu dimatikan.
Kenapa aku tak menyelesaikan besok saja? Jawabannya karena tugasku ini untuk besok.
Sebal? Tidak. Marah? Tidak.
Cuma jengkel plus kesel. Coba saja kalau kulihat bos sialku itu. Akan kucakar wajahnya dengan garpu taman.
Jika sampai jam 9 malam tak selesai, aku akan pulang. Tak peduli jika dia marah. I don't care.
Huft sudah selesai ternyata sisanya tidak terlalu sulit. Aku sudah selesai sebelum jam 9 dan ini membuatku senang.
Kulangkahkan kakiku menuju depan gedung kantor. Aku sudah memesan kendaraan online tadi. Tapi sepertinya aku harus mengulang lagi. Karena aku salah mengetikan alamat.
" Kau baru selesai? " aku mendongak melihat orang yang bertanya itu.
Siapa dia? Apa orang ditempatku? Aku tak bisa melihat wajahnya jelas karena gelap.
" Iya, bosku kurang belaian. Jadi aku terpaksa lembur. " ucapku asal sambil memainkan ponselku.
Pria itu tersenyum. Wew senyumnya manis sekali. Walaupun gelap tapi aku masih bisa melihat sederet gigi putih bersih itu.
" Kau baru ya? " tanya pria itu.
" Yeah, baru dua bulanan. "
Saat pria itu ingin bertanya lagi, kendaraan onlineku datang.
" Maaf, saya permisi duluan ya. " ucapku lalu naik motor yang sudah kupesan.
" Hmm, Cherlina ya. "
Tbc
Vote dan comment ya sesudahnya.
Sorry for gaje dan ranjau typo

KAMU SEDANG MEMBACA
My Mysterious Boss Is My Love At The First Sight
ChickLitSUDAH ENDING YAK!! Sudah terbit di dreame, dengan judul ya sama... Don't copy my story. Semua murni imajinasiku. Bagaimana ini, aku terjebak. Dia menjebakku. Aku harus minta tolong pada siapa. Brakkk!! "Kau tak apa?" Siapa pria itu. Kenapa dia bi...