Chapter 4

10.3K 662 7
                                    

Vote ya sebelumnya.

Ini sudah satu minggu, dan aku belum menemukan orang bejat itu.

"Berusahalah, Sherlin. Aku yakin kau akan menemukannya," ucap Anita.

Yah selama beberapa minggu ini, aku memang menjadi lebih akrab dengan Anita. Itu karena dia ditugaskan untuk mengantar jemputku.

"Kenapa aku harus menjalankan pekerjaan ini?" Tanyaku. "Bukankah kita bekerja di bidang property?"

Anita terdiam. Dia tak menanggapiku. Apa aku salah bicara lagi?

Tak mungkin, pertanyaanku sudah jelas sekali. Mungkin ada yang disembunyikan dariku.

Okay lihat saja, setelah kasus sekolah ini selesai, aku akan menyelidiki kasus dikantor. Hahahahaha.

>>><<<

"Lihat, Andien. Dia guru baru. Tampan ya. Dia baru datang minggu kemarin," kata Hana teman sekelasku.

Seorang guru yang usianya mungkin cuma terpaut beberapa tahun dariku datang.

Well, kuakui wajahnya tampan. Tatapannya juga teduh. Dia sepertinya sangat baik.

"Hai semua, perkenalkan. Nama bapak Erwin. Dan bapak akan mengajar bahasa Indonesia menggantikan ibu Gusti," kata guru itu.

Wow bahasa Indonesia. Itu keahlianku.

Pelajaran kali ini kulalui dengan senang. Pak Erwin itu sangat sabar dan baik. Berbeda dengan guru sebelumnya.

"Andien!" Panggil pak Erwin. "Coba sekarang kamu maju dan kerjakan soal didepan."

Aku lalu maju dan mengerjakan soal itu dengan mudah.

"Bagus, pintar sekali kamu," puji pak Erwin.

Senang sih dipuji guru tampan ini. Ah seandainya aku ditugaskan menjadi guru saja, mungkin akan kugaet guru ini.

"Cieee enaknya dipuji, aku juga mau," goda Hana dengan suara yang lenjeh saat aku kembali duduk. Euh dasar anak jaman kekinian.

>>><<<

"Apa ini pak?" Tanyaku saat pak Erwin membawaku ketaman belakang sekolah. Dia memberikan bungkus kecil berisikan bubuk putih.

"Ini obat turun temurun keluarga bapak. Nah obat ini sangat manjur untuk meningkatkan daya ingat. Bapak yakin, kamu membutuhkannya karena kamu sangat pandai," jelas Pak Erwin.

Kuamati benda itu. Lalu aku ambil dan menaruhnya disaku kemeja seragamku.

"Nanti saja, saya coba dirumah pak. Terima kasih."

"Oh ya Andien!" Panggil pak Erwin saat aku hendak pergi.

"Jangan beritahu orangtuamu, okay. Karena itu obat rahasia turun temurun keluarga bapak."

Aku mengangguk lalu melanjutkan jalankan menuju ruang kelas. Dalam benakku, timbul berbagai pertanyaan, rasanya suara pak Erwin terdengar lebih berat dari biasanya.

>>><<<

Wow apa ini? Aku tak tahu dikantorku ada laboratorium sebagus ini.

"Tak salah lagi, ini heroin, " kata salah seorang petugas lab itu.

Heroin?

"Apa? Jadi dia menggunakan heroin? Astaga. He's asshole," umpatku kesal.

Petugas lab yang bernama Doni itu mengangguk.

"Yeah, heroin adalah hasil olahan dari opium. Heroin murni berbentuk bubuk  putih sedangkan yang tidak murni berwarnah putih keabuan. Efek dari heroin ini mungkin sudah kau liat, Sherlin," jelas Doni.

Yah aku memang melihat efek benda itu dari Adi.

"Heroin ini termasuk dalam narkoba golongan 1. Dan narkotik yang paling berbahaya karena tingkat daya adiktifnya sangat tinggi. Aku takut jika ini terus menyebar," kata Jordan, Dia dan Anita sedang bersamaku dilab.

Ya tuhan berarti dalang dibalik semua ini adalah...

>>><<<

"Bagaimana rasanya?" Tanya pak Erwin saat dia memanggilku kembali ketaman belakang sekolah.

Flashback

"Aku yakin, pria bejat itu akan memanggilmu kembali. Jadi bertingkahlah seolah kau sudah memakai barang sialan itu," ujar Jordan. Aku mengangguk, lalu kupelajari tentang efek barang itu sehingga aku bisa sedikit berakting nanti.

"Hati-hatilah, Sherlin. Kau mungkin akan segera mencapai klimaksnya. Berjuanglah!" Anita memberiku semangat.

Yeah aku akan menyelesaikan ini. Dan akan memberikan hukuman untuk orang gila itu.

Flashback end

"Luar biasa, pak. Tapi aku sepertinya mau lagi. Entah kenapa aku jadi ketagihan seperti ini," kataku dengan suara yang kubuat sedikit serak.

Pak Erwin bejat itu tersenyum, "Boleh saja, tapi kali ini bapak tak bisa memberikannya secara percuma."

"Apa?! Kok gitu, pak?" Kataku pura-pura kaget.

"Bahannya sulit didapat. Dan biaya untuk pembuatannya juga mahal. Jadi untuk satu bungkus ini,
" pria gila itu mengacungkan bungkus kecil bejat itu. "Harganya 500ribu."

Astaga rasanya ingin sekali kutarik bibirnya hingga sobek supaya tak bisa bicara lagi.

Aku memasang wajah memelas, "Tapi pak, saya cuma punya segini." Kutunjukan tiga lembar uang seratusan.

Pria gila itu seperti menimbang sesuatu, "Baiklah, untuk kali ini saja bapak berikan. Untuk besok tak bisa ya."

Aku mengangguk senang. Senang karena dia akan dipenjara besok.

Saat aku sudah menerima barang dan memberikan uangku. Kulihat dibelakang pria itu sudah ada beberapa orang yang sedang sembunyi.

"Angkat tangan!!" Pria berkedok guru baik itu kaget bukan kepalang. Saat melihat disekelilingnya sudah dikepung polisi. Erwin lalu pasrah saja saat para polisi menggiringnya menuju mobil.

"Anda guru yang baik, tapi pria yang buruk," kataku sebagai perpisahan sebelum dia pindah kebalik jeruji besi.

Dengan cepat para polisi itu segera menangkap Erwin. Dan mengenyahkannya dari sekolah.

"Kau melakukan tugasmu dengan baik," puji Anita.

Jordan juga ikut dibelakang Anita.

"Sekarang kita harus mencari siapa saja korban pria itu," kata Jordan dingin.

Setelah Erwin diinterogasi, ternyata masih ada pengedar narkoba lainnya. Dan mereka menyebar disekeliling sekolah. Dengan cepat para polisi pun menagkap satu persatu para pengedar bodoh itu.

Dan untuk korbannya, terdapat sepuluh anak yang positif menggunakan narkoba termasuk Adi. Mereka pun akhirnya masuk  kepusat rehabilitasi.

Karena kejadian ini pihak sekolah berjanji akan sangat selektif dalam memilih guru dan akan meningkatkan keamanan disekolah.

Aku pun kembali kepada kehidupan dewasaku. Yaitu menjadi seorang karyawan.

Aku senang, ahh tapi kini aku ingin menyelidiki kantorku sendiri.

Tbc

Vote dan comment ya sesudahnya

Dicerita ini, aku tak ada maksud untuk menjelekkan profesi apapun. Cerita ini kudasari karena berita yang pernah kulihat. Dan tak pernah sekalipun aku menjelekan profesi apapun .

Cerita ini hanya imajinasiku semata, karena bingung mau ditampung dimana. Akhirnya kukeluarkan melalui cerita ini.

Bijaklah dalam membaca dan memahami bacaan. Karena penulis hanya ingin menyampaikan sesuatu yang baik.

Dan sorry untuk kegajeannya, baru pertama kali buat cerita macam gini hehehe

Salam

Astridkawai

 My Mysterious Boss Is My Love At The First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang