Chapter 7

10.6K 608 3
                                    

Vote ya sebelumnya.

Aku dan Anita masuk ke area kampus untuk menjalankan suatu misi konyol yang tak kutau maksudnya.

Yang kutau adalah aku hanya perlu dekat dengan beberapa mahasiswa sini saja. Selebihnya aku harus mencari tau sendiri. Apa itu bukan konyol namanya. Ngasih tugas yang penjelasannya ga lengkap. Emang bos gila itu pikir aku ini dukun.

" Bagaimana perasaanmu? " tanya Anita.

Aku?

Perasaanku?

Biasa saja.

Well, aku baru juga menyelesaikan kuliahku jadi ini tak terlalu membuatku gugup. Mungkin berbeda dengan Anita, dia pernah cerita jika setelah lulus sma dia tak melanjutkan kuliah lagi.

Yah dia bekerja profesional seperti itu karena sudah biasa. Jadi apapun pekerjaannya, asalkan kau sudah terbiasa kau pasti bisa.

" Bagaimana penampilanku? Apa aneh? " tanya Anita lagi tanpa menunggu jawabanku.

" Kau cantik, " ucapku. " Jika aku pria mungkin aku akan jatuh cinta  padamu, Anita. " godaku.

Pipi Anita merona merah. Wait, kenapa dia merona? Itu pujian bukan dari lelaki kan? Itu dariku, seorang gadis tulen. Apa jangan-jangan?

" Aku masih menyukai laki-laki, Sher. " jelas Anita yang sepertinya tau pikiranku.

" Yasudah, ayo masuk. " ajakku.

Untuk menghemat waktu, bigbos sengaja membedakan jurusanku dengan Anita. Tapi aku tak terlalu peduli. Asalkan aku bersama dengan Anita. Bukan dalam artian yang aneh loh ya.

Dalam sekejap Anita menjadi idola baru dikampus. Dari yang tampan sampai yang biasa, dari yang kaya sampai yang pura-pura kaya langsung disabet habis oleh pesona Anita. Sedangkan aku yang berwajah tak secantik Anita dan berbadan kurang tinggi, hanya bisa mengigit kuku menunggu Anita bebas dari gerombolan lelaki itu.

Tapi aku tak terlalu mengharapkan siapapun selain dia.

Dia...

Aku lupa namanya, dan aku juga agak lupa wajahnya. Tapi suaranya yang manja itu selalu terngiang ditelingaku.

Dia seorang pemuda baik, yang kutemui saat umurku kira-kira 7 tahunan. Aku tidak tau umurnya, yang kutau adalah dia tinggi dan dia juga lebih tua dariku.

Ini aneh memang. Tapi kurasa aku jatuh cinta padanya. Ukh masa kecil saja aku sudah begitu. Tapi ini sungguh terjadi. Aku mengatakan padanya bahwa aku menyukainya dan kalian tau, dia membalasku dulu.

Tapi dia memberikanku syarat. Yaitu aku harus tumbuh menjadi gadis yang baik dan tak boleh mengumpat.

Menjadi gadis baik sudah kulakukan. Yang belum adalah mengumpat. Aku tipikal orang yang suka ngambek dan aku juga orang yang agak emosian. Aku selalu mengumpat jika ada orang yang menyebalkan. Kecuali orang tuaku. Aku menyayangi mereka.

Lagipula apa mungkin waktu dulu aku kecil itu sering mengumpat? Rasanya tidak. Tapi aku tak tau, aku tak ingat.

Berarti selama ini aku sudah punya pacar kan ya. Tapi rasanya aku seperti jomblo saja. Wajar sih aku sudah lupa sama wajahnya, namanya pun tak tau.

" Siapa namamu? " tanya seseorang. Aku melihat siapa orang yang bertanya itu. Ternyata itu salah seorang dari daftar orang yang harus kudekati.

" Aku Nia." ucapku dengan sedikit tersenyum.

Dia ikut ternsenyum, " Oh, namaku Andi. Apa itu temanmu? " tanya Andi yang menunjuk Anita. Aku mengangguk.

" Dia cantik, " ujarnya. Aku memutar bola mata masa bodo. " Tapi tak secantik dirimu, Nia. "

 My Mysterious Boss Is My Love At The First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang