#1: Konoha Gakuen

6.1K 258 5
                                    

***

[Instrumental background: Kimi No Na Wa - Zen Zen Zense]

***


Hinata namanya. Seorang gadis bermarga Hyuuga yang populer di Konoha Gakuen. Banyak lelaki yang berminat kepadanya. Dilihat dari pandangan mesum yag mereka lemparkan. Jangan salahkan mereka, Hinata memang memiliki postur tubuh yang menjadi idaman perempuan maupun laki-laki di dunia. Gadis berambut indigo itu di gemari banyak orang bukan hanya dari kepintarannya, tetapi juga dari bagaimana dia menyikapi orang-orang di sekitarnya.

Hinata terkenal menjadi pribadi yang lemah lembut, namun beberapa orang di sekolah mengakui pernah menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri sisi lain dari gadis itu. Sisi sadis yang disebabkan oleh seorang pemuda tertentu di sekolah. Pemuda nekat yang berani melemparkan nyawanya ke arah malaikat pencabut nyawa macam Hinata Hyuuga. Mereka angkat tangan, tak ingin ikut campur maupun berurusan dengannya.

"Kau lihat Hyuuga sombong itu?" seorang gadis berhelai merah maroon menunjuk Hinata yang tampak asik menyeruput jus oranye miliknya di pekarangan sekolah, "Berani sekali dia berpikir bahwa dia-lah yang paling cantik di sekolah ini!" dengusya sebal.

Gadis lain mengangguk setuju, "Aku pun putus dari Ryuu-kun karena dia, berani-beraninya."

"Tapi..." gadis ketiga yang tampak cuek menyela, "dia sudah memiliki kekasih, bukan?"

Kedua gadis yang tampak berapi-api tersebut menoleh ogah-ogahan.

"Mereka bukan sepasang kekasih, Hinata sendiri yang mengatakan bahwa mereka menjalin hubungan karena sebuah paksaan."

"Eh? T-tapi Naru—" ucapan gadis berambut merah itu terpotong begitu mereka melihat seorang pemuda berambut pirang melompat girang ke arah Hinata. Laki-laki itu duduk di samping gadis itu dan dengan sembarangan menyambar jus milik Hinata dan menyeruputnya rakus—mengabaikan tatapan mematikan yang di lemparkan sang empunya jus.

Clap!

Dua gadis yang sempat marah-marah tak jelas itu menepuk tangan mereka pelan. "Mereka saling mencintai, tak ada yang bisa menyangkal itu." Dia menghela nafas.

Satu di antara mereka tertawa secara tiba-tiba, menciptakan tanda tanya di wajah kawannya, dan menunjuk ke arah sepasang kekasih yang jauh dari kata romantis tersebut.

Hinata menarik telinga cowok tersebut hingga ia berteriak kesakitan, berdiri dari tempatnya, bahkan menyempatkan diri untuk menginjak kaki lelaki itu kasar dan pergi meninggalkan lokasi kejadian.

Ketiga gadis tukang gosip itu sempat terpana sebelum meledakkan tawa.

"Tidak. Tidak mungkin mereka saling mencintai."

***

"Hinata!"

Gadis yang di panggil Hinata itu menolehkan kepalanya ke arah belakang. Dirinya baru saja berjalan keluar gerbang sekolah hendak pulang. Seorang pemuda berperawakan tinggi tampak berlari ke arahnya sembari melambaikan tangan kirinya yang tidak menjinjing tas.

"Ada apa?" tanya gadis itu. Menampilkan wajah datar.

"Maaf membuatmu kesal siang tadi di sekolah, ttebayo!" Naruto—kekasih Hinata—menggaruk belakang kepalanya gugup.

Hinata tak menjawab melainkan membalikkan tubuhnya dan melanjutkan langkahnya pulang. Naruto tampak kikuk namun mencoba mensejajarkan tubuhnya di samping Hinata. "Kaa-san ingin bertemu denganmu, Hinata-chan. Dia merindukanmu."

UnconqueredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang