#4: Otsutsuki

2.6K 175 1
                                    

***

[Instrumental background: NERDHEAD ft. Kana Nishino – Braveheart]

***

Hinata tak bisa menahan senyum lebarnya. Kedua kakinya melangkah menuruni bis sekolah yang beberapa jam lalu mereka tumpangi. Pemandangan di depannya sungguh indah. Membuatnya terpesona dan melupakan orang-orang di sekitarnya.

Gadis itu merentangkan kedua lengannya, memejamkan matanya menikmati aroma sejuk khas pegunungan. Lokasi yang sempurna untuk meredakan pikiran yang penat.

"Oi, aku tahu tempat ini indah, tapi bisa beri aku sedikit bantuan, tuan puteri?"

Hinata membuka matanya dan menoleh ke belakang. Naruto memperhatikan cengiran rubah lebar khas miliknya.

Minta bantuan katanya?

Kedua lengan kekar laki-laki itu memang tergantung tas miliknya maupun si empunya lengan. Namun wajahnya tak menunjukkan sorot kesusahan sedikit pun. Naruto bodoh, sengaja merusak suasana hatinya.

Hinata melangkah mendekati Naruto dan merampas ransel miliknya dengan ketus kemudian berbalik untuk bergabung dengan Sakura dan kawa-kawan. Naruto mengangkat bahu dan membungkuk untuk mennyusun kamera SLR yang sengaja dia bawa. Ibunya sering berpesan untuk mengambil foto sebanyak mungkin. Bukan hanya sebagai bukti bahwa dia memang sedang berlibur di tempat indah, namun juga sebagai memori yang akan menjadi sejarah hidupnya ketika dia tua nanti.

Aku ini masih 18 tahun, Kaa-chan terlalu berlebihan, batin Naruto keki.

Naruto mengarahkan lensa kameranya ke arah Hinata yang sedang menyiapkan tenda besar untuk murid perempuan, hendak mengambil foto kekasihnya yang selalu terlihat cantik. Kening Naruto berkerut. Dirinya mengernyit tak suka begitu melihat seorang laki-laki asing berambut putih datang dan menawarkan bantuannya kepada gadisnya. Laki-laki itu menyentuh tangan Hinata yang masih menggenggam kepingan tenda dan membantunya untuk menyatukan semuanya.

Nafas Naruto memburu. Mood-nya yang luar biasa bagus runtuh karena perbuatan kurang ajar setan itu terhadap kekasihnya. Dirinya hendak maju dan melabrak pria itu sebelum Sasuke meneriakkan namanya meminta bantuan untuk menyusun tenda para pria.

Naruto melirik ke belakang sebentar memastikan Hinata aman bersama Sakura sebelum mendekati Sasuke dan membantunya memasang segala macam kebutuhan mereka. Pikirannya masih runyam, mengingat asingnya laki-laki itu. Naruto mengumpat sedikit mengingat wajah laki-laki itu yang bisa dibilang layaknya barbie. Mulus dan terpahat bagus. Membuat pikirannya menari ke mana-mana.

Bagaimana jika Hinata menyukai pria itu dalam pandangan pertama?

Bagaimana jika pria itu memang berencana merebut Hinata dari pelukannya?

Mendecih singkat, dia berdiri meninggalkan Sasuke yang memakinya karena pekerjaan tak becusnya untuk mencari tahu sendiri siapa gerangan orang asing yang tak pernah dilihatnya di sekolah. Dan kenapa dia bisa berada dalam acara rekreasi Konoha Gakuen.

***

"Kita akan melakukannya dalam beberapa menit, sampai semuanya siap—Oi, Naruto! Apa yang kau lakukan di sana?"

Naruto terperanjat kaget. Guru Asuma menemukannya yang bersembunyi di balik tenda guru dengan cepat. Lelaki berambut pirang itu merutuki keahliannya dalam bersembunyi yang buruk. Dia melangkah keluar, melirik pria berambut putih barusan yang sedang berbincang dengan Asuma itu sekilas kemudian membungkuk memohon maaf kepada keduanya.

"Gomen, sensei. A-ano, hanya lewat sebentar."

"Bersembunyi di balik tenda dan menguping itu tidak di sebut lewat sebentar, Uzumaki."

UnconqueredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang