#7: 私を信頼 (Trust Me)

2.3K 186 0
                                    

***

[Song background: Sakura - Ikimono Gakari]

***

Hinata meringis ketika punggungnya membentur batang pohon yang keras. Gadis itu membuka matanya dan melihat Naruto yang menatapnya dengan wajah datar. Kedua tangan laki-laki itu mencengkram masing-masing bahunya, menekan tubuh kecil Hinata ke sebuah pohon yang besar yang sedikit jauh dari perkemahan.

Hinata tak tahu apa yang terjadi. Atau apa yang telah merasuki kepala Naruto. Saat dirinya sedang berjalan pulang bersama TenTen, tiba-tiba seseorang membekap mulutnya dari arah samping, membopong tubuhnya pada bahu si penculik, dan membawanya memasuki kawasan hutan yang dilarang oleh para guru. Meninggalkan TenTen yang dilanda rasa panik. Gadis bercepol dua itu meneriakkan namanya dan berlari menjauh, mungkin untuk melaporkan penculikkan dirinya.

Naruto dalam masalah besar.

Mata gadis itu menatap ke depan, wajah Naruto menunduk dengan poni pirangnya yang menggantung. Pria itu belum berucap satu kata pun setelah berhasil memberinya serangan jantung mendadak. Hinata mencoba bergerak, tetapi setiap kali dia bergerak sedikit saja, cengkraman Naruto pada tubuhnya selalu mengencang. Tak mengizinkannya untuk pergi.

"Naruto?" Hinata mencoba memanggil nama kekasihnya, mencoba tak terlihat takut di depan laki-laki itu, "N-naruto-kun?"

Naruto mengangkat kepalanya. Kedua matanya membola. Terkejut mendengar Hinata yang memanggil namanya dengan surfix semesra itu.

"Apa yang terjadi?" tanya gadis itu lagi.

"Hinata..." diam-diam Hinata bergetar. Nada bicara Naruto yang dalam memberinya sensasi aneh di seluruh tubuhnya. "Kumohon--"

"--kumohon beritahu aku. Beritahu aku semuanya. Hubungan yang kau miliki dengan Toneri-sensei,"

Naruto merasa putus asa. Dalam pikirannya berkecamuk banyak hal. Ingin memaksa Hinata untuk berbicara, tapi hal itu akan melukai gadisnya. Kenapa Hinata menyembunyikan hal ini? Membiarkannya dipenuhi rasa penasaran dan gelisah, membunuhnya secara perlahan dari dalam.

Hinata mendesa lelah, melepaskan tangan Naruto dari bahunya pelan, meski harus adu tenaga dengan Naruto sebentar, akhirnya pria itu melepaskan tautan tangan mereka. Hinata merapatkan pakaian yang dipakainya. Uap kecil keluar dari sela-sela bibir kedua remaja itu. Tengah malam telah lewat lima menit lalu, hari telah gelap gulita. Dan lokasi perkemahan mereka di daerah tinggi itu menambah poin penting lain mengenai betapa dinginnya malam itu.

"Toneri-sensei datang ke rumah saat aku berusia empat tahun, waktu itu dia adalah rekan kerja sama Otou-san,"

"Saat itu aku masih di taman kanak-kanak, senang bermain, dan tentu saja meminta Toneri-sensei untuk bermain denganku karena pribadinya yang hangat dan lembut."

Hinata menarik nafas pelan, dua pasang mata berlainan warna itu beradu pandang, tak ada dari mereka yang berniat untuk memutuskan kontak mata tersebut, "Beliau sering datang berkunjung ke rumah dengan alasan pekerjaan, tapi semuanya terasa janggal, dia lebih sering menghabiskan waktunya denganku ketimbang dengan Tou-sama, seperti menceritakan kisah dongeng tentang monster jahat yang selalu kutakuti."

"Otou-san curiga, menanyakan pertanyaan paling bodoh kepadanya,"

'Apa kau mencintai putriku?'

"Jawaban yang diberikan Toneri-sensei mengejutkannya, kecuali aku, karena aku belum mengerti apa kata 'cinta' saat itu,"

'Ya, aku menginginkan putrimu. Ini memang terdengar gila, tapi suatu hari nanti, aku akan mendapatkannya dengan atau tanpa restumu.'

UnconqueredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang