#3: Watashitachi no Monogatari

2.7K 190 2
                                    

***

[Instrumental background: Kana Nishino ft. WISE - By Your Side]

***

Semua perlengkapannya telah siap. Hinata menatap jam dinding yang manunjukkan pukul setengah delapan pagi. Dirinya melirik jendela besar yang terletak tak jauh dari lemari pakaiannya. Gadis manis berambut indigo itu hanya memiliki waktu sepuluh menit sebelum seseorang datang dan menekan bel rumahnya.

Orang itu, ya.

Sang Hairess Hyuga meraih buku kecil yang tersimpan apik di atas kasurnya. Mencoret segala benda yang dia butuhkan ketika berada di bukit nanti. Memastikan tak ada yang tertinggal maupun terlupakan. Kedua matanya kembali melirik pakaian yang dia kenakan. Tak ada yang janggal, malah terkesan simple. Dirinya tak perlu mengkhawatirkan seragam yang dia bawa atau yang akan kotor. Karena dia tak membawa seragam sama sekali. Benar, liburan musim panas telah tiba. Tak terasa seminggu berlalu dengan cepatnya.

Lebih aneh lagi begitu menyadari bahwa dia tak bertemu sapa sama sekali dengan cowok Uzumaki itu selama seminggu ini. pesan singkat pun tak di terimanya. Namun, dua hari sebelum tanggal keberangkatan siswa-siswi Konoha Gakuen ke acara camping mereka, dirinya menerima pesan berisi bahwa Naruto akan menjemputnya jam tujuh lewat empat puluh menit untuk berangkat bersama ke sekolah.

Gugup? Ya, tentu saja.

Namu gadis berkulit pualam itu mencoba bersikap biasa. Merasa biasa saja ketika bertemu Naruto nanti, mengabaikan degupan jantung yang menggila di dadanya.

"Nee-chan," Hinata mengalihkan pandangannya ke belakang. Hanabi berdiri dengan pakaian musim panasnya memanggilnya dari pintu kamar kakak perempuannya, "Naruto-nii sedang menunggumu di depan."

"O-oh, baiklah, aku akan segera turun."

Hanabi mengangguk dan melangkah keluar. Hinata melirik jam dinding sekali lagi, mengangkut tas ranselnya, menghela nafas, sebelum berjalan menghampiri sang kekasih yang telah menunggunya di gerbang depan.

Terlihat Naruto yang sedang berbincang riang dengan Neji. Kakak sepupunya yang memiliki rambut panjang cokelat itu tersenyum singkat kepadanya. Hinata tak dapat memungkiri bahwa perasaan senang melandanya begitu melihat pandangan terkesima yang Naruto layangkan ke arahnya.

Hinata menggaruk pipinya gugup, "Apa ada yang salah dengan penampilanku?"

Naruto buru-buru menggeleng dan meraih tas Hinata, menggabungkannya dengan tas miliknya di keranjang sepeda yang dia bawa, "Kau terlihat manis, aku menyukainya." Ujar Naruto jujur.

Neji berdehem. Bersuara layaknya pria tua yang memiliki radang tenggorokan parah.

"Baiklah, kutitip Hinata padamu, ne, Naruto, jaga dia baik-baik."

Naruto mengangguk antusias. Lelaki yang sedang mengenakan kaos berwarna oranye dengan bunga-bunga putih seperti pakaian pantai itu menaiki sepedanya, melirik ke arah Hinata mempersilahkan sang tuan puteri untuk bersandar di punggungnya.

Hinata meraih bagian belakang pakaian Naruto dan menggenggamnya lembut kemudian menaiki bangku di belakang Naruto yang kosong. Dia melambai singkat ke arah Neji yang masih setia berdiri di sana begitu sepeda Naruto melaju meninggalkan pekarangan rumahnya.

Gadis itu bergerak maju, menempelkan pipinya pada bagian belakang punggung Naruto, menyamankan dirinya di sana, "Tumben kau membawa sepeda, tak takut ketinggalan bis, eh?" tanyanya membunuh suasana hening di antara mereka.

Diam sebentar. Kedua remaja itu menyamankan diri masing-masing. Baik dari kebersamaan mereka, maupun semilir angin pagi hari di musim panas yang sejuk.

UnconqueredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang