#2: Twilight

3.5K 199 4
                                    

***

[Instrumental background: Bangtan Boys - Medley (13 songs)]

***

Hinata menghadap ke depan dengan pandangan serius. Kedua bola matanya menatap focus ke arah ketua OSIS yang sedang menjelaskan rencana liburan musim panas yang akan mereka selenggarakan dalam jangka waktu yang tak lama. Sebenarnya gadis itu sedang menahan rasa gugupnya. Di depan sana, laki-laki yang selama ini menemani hari-harinya menghadap belakang. sengaja. Manumpu wajahnya di atas kedua telapak tangannya dan tersenyum lebar. Beberapa murid sempat merasa heran dan melirik ke arahnya, mencoba mencari tahu objek unik apakah yang sedang di perhatikan si pirang hingga sebegitu intensnya.

Beberapa kali gadis itu mencoba untuk mengalihkan pandangan Naruto ke arah depan dengan mendelik galak kepadanya. Namun justru, pria ramen itu mengedikkan kedua bahunya dan memperagakan kedua belah bibirnya seperti sedang mencium seorang gadis. Wajah Hinata merona merah, dia meraih buku tebal miliknya dan bergerak mengancam akan melemparnya ke arah Naruto jika pria itu tak menghentikkan tingkah konyolnya.

Pria itu tampak tak peduli, dia kembali memperagakan kedua belah bibirnya seperti sebelumnya. Tak menyadari ketua OSIS yang sedari tadi dia kacangi memandangnya tajam.

Sebuah buku melayang dari arah depan. Mendarat telak di beakang kepala kuning Naruto mengundang gelak tawa dari seantereo kelas, tak terkecuali Hinata.

"Uzumaki Naruto! berhenti bertingkah bodoh dan dengarkan semuanya dengan seksama!"

"Ugh.. baik, senpai." Ringis Naruto, masih mengelus kepalanya yang berdenyut.

Lelaki Uzumaki itu menyempatkan diri melirik ke arah belakang lagi dan melayangkan sebuah kiss-bye ke Hinata sebelum mengalihkan perhatiannya sepenuhnya ke depan kelas.

***

Matahari nyaris tiada. Langit senja muncul dengan indah mewarnai langit sore Konoha. Hinata memasukkan semua buku-buku pelajarannya ke dalam tas kotak hitam miliknya dan segera beranjak meninggalkan ruang kelas yang telah kosong. Jam pelajaran telah berakhir setengah jam yang lalu dan gadis itu memutuskan untuk berdiam di sekolah untuk beberapa waktu untuk membaca novel kesayangannya sebelum pulang ke rumah.

Ketika berada di pekarangan sekolah, gadis Hyuuga itu mendongakkan kepalanya menatap langit yang berwarna oranye. Mengingatkannya kepada seseorang. Seseorang yang menyebalkan namun berhasil mewarnai hari-harinya.

Eh?

Hinata menggelengkan kepalanya cepat. Untuk apa dia memikirkan pria bodoh itu?

Merogoh sakunya sebentar, mengecek pesan yang mungkin dia dapat dari kakak sepupunya di rumah. Kemudian menghela nafas mendapati tak ada apapun dalam history ponselnya.

"Dor,"

"Kyaaaaa!"

Hinata memandang tajam Naruto Uzumaki sembari mengelus dadanya yang berdetak cepat. Pria di belakangnya hanya nyengir watados setelah mengejutkan gadis itu dari belakang. Hinata melayangkan pukulan ringan di bahu laki-laki yang tertawa itu.

"Aku membencimu," geram HInata.

"Tidak," Naruto menjawab ringan seraya merangkul bahu Hinata dan menyeretnya untuk berjalan meninggalkan pekarangan sekolah, "Kau menyukai—tidak, kau mencintaiku."

Hinata memalingkan wajahnya ke arah lain. Tak berani menyangkal. Dia menatap tangan Naruto yang melingkari kedua bahunya erat. Membayangkan jika tangan itu memeluk seluruh tubuhnya sekalian, berhasil membuat kedua pipi pualamnya merona.

UnconqueredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang