When We Met

1.4K 64 11
                                    

"Bahahaaha, kau tidak bisa mengejarku! Wlee!"

Kedua bocah berbeda gender itu saling ejek. Berkejaran hingga keduanya terjatuh di antara gumpalan salju di pekarangan rumah. Pria tampan bersurai pirang tersenyum tipis menatap keduanya yang masih asyik mengejek sambil melemparkan salju ke wajah satu sama lain.

Di depan pria tampan itu, seorang gadis bersurai hitam dengan wajah manis keturunan mendiang Ayah Ibunya menatap nanar ke depan dengan tangan menopang dagu.

"Paman, apa Paman pernah merasakan jatuh cinta?"tanya gadis itu pada sang pria di belakangnya.

Pria itu meletakkan cangkir teh yang ia seduh,"Tentu saja pernah, Sarada-chan."

"Ceritakan padaku, Paman. Ceritakan!"pinta Sarada manja.

Pria tampan bersurai pirang itu terkekeh,"Kau tidak mau mendengar cerita tentang ayah dan Ibumu lagi?"tanya pria itu menggoda.

Sarada menggeleng,"Ceritakan saja ceritamu, Paman!"

"Baiklah, dengar baik-baik...

A NaruHina fanfiction
Last Snowflake © Lovely Lavender
Naruto © Masashi Kishimoto

Last Snowflake

"Huuft..."helaan nafas pria itu membuat uap hangat keluar dari mulutnya. Surai pirang cepaknya ia usak-usak hingga tak karuan bentuknya. Kembali, mata biru itu memandangi jalanan di bawahnya. Lewat sebuah jendela kaca besar yang membuatnya bisa memandangi langsung keadaan jalan Kota Konoha ini.

Salju kembali turun. Tentu saja! Ini karena awal tahun ini adalah musim dingin. Benda putih lembut itu tentu akan tetap menimpa bumi jika sang waktu belum menunjukkan waktunya musim semi menjemput. Itu yang dipikirkan pria bersurai kuning terang itu. Ketikan jam membuat waktu terasa lebih lama dari yang sebenarnya. Pintu terbuka, menampakkan seorang pria bersurai gelap dengan poni miring menutupi separuh wajahnya. Tampak kelelahan sama seperti pria bersurai kuning itu.

"Hei, Naruto... Aku dan yang lain akan menunggumu di tempat biasa. Datanglah,"kata pria diambang pintu singkat.

Si pria bersurai kuning terang mendongakkan wajahnya. Mengadu biru sapphire seindah samuderanya dengan kelamnya malam onix sang pria di ambang pintu.

"Aku akan usahakan jika pekerjaan sialan ini selesai, Sasuke,"kata pria bernama Naruto Uzumaki itu.

"Baiklah. Aku akan duluan, pastikan kau tidak terlambat!"Kata Sasuke, pria diambang pintu tadi. Tanpa buang waktu, pria bersurai kelam itu meninggalkan Naruto yang kembali berkutat dengan laptop merah di meja kerjanya.

.

.

Waktu cepat berlalu semenjak kepergian sang sahabat dari ruangannya, tak terasa jam bundar di ruangan itu telah menunjukkan pukul 7 tepat. Setelah berbenah dengan ruangannya, Naruto bersiap memenuhi ajakan Sasuke untuk minum di bar malam langganan ia dan sahabatnya. Dengan mobil jaguar t3.0 Convertiblenya Naruto segera meluncur menuju ke bar bernama Mirror Club di kawasan X.

Di jalan, Naruto mengendarai mobilnya santai. Radio mobilnya berbunyi mengeluarkan lagu J-Rock favoritnya. Bibir kecoklatannya bahkan kadang ikut menyenandungkan lagu itu. Tiba-tiba, handphone yang ia letakkan di GPS khusus mobilnya berdering. Setelah mengklik ikon Answer, sebuah hologram muncul.

Last Snowflake [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang