Kidnapped

638 38 0
                                    

A NaruHina Fanfict
Last Snowflake © Lovely Lavender
Naruto © Masashi Kishimoto

Hinata membuka matanya. Ia sudah tak tahu berapa hari dia tak sadarkan diri. Yang ia ingat, hanyalah seorang tamu misterius yang datang, dan tamu itu memasukkannya ke dalam karung.

Hinata mencoba mengedarkan pandangannya. Hanya ruangan gelap dan pengap. Tak ada apapun yang terlihat. Hanya gelap dari setiap sudut. Bau ikan busuk menyeruak dari ruangan ini dan itu menjijikkan. Hinata mencoba menggerakkan tangannya. Namun, tangannya serasa menyatu dan perih saat di gerakkan.

Hinata mencoba menciptakan sebuah cahaya. Ia fokuskan kekuatannya ke kakinya. Ia menatap ke arah depannya. Sebuah jendela kecil yang menjadi akses masuk cahaya itu.

Hinata mencoba menggerakkan salah satu tangannya.

Duarst!

Sebuah sinar dari es yang sengaja dipendarkan muncul. Hinata bisa melihat ruangan ini. Sebuah ruangan kecil dengan satu pintu yang terkunci dari luar. Satu jendela yang terlalu tinggi dan kecil. Di salah satu sudutnya tumpukan ikan busuk menggunung.

Hinata mencoba menggerakkan tangannya. Setelah salah satunya dapat bergerak, Hinata menciptakan sebuah es yang padat dan tajam. Perlahan, ia memotong tali yang mengungkung tangannya.

Srat!

"Huuft, terimakasih, Tuhan!"gumam Hinata. Gadis itu segera bangkit dari duduknya.

Ia mencoba meraih jendela itu, ia melompat agak tinggi dan berpegangan pada jendela yang dipasangi besi itu.

Mata bening Hinata bergerak mengamati daerah luar. Laut berombak menjadi pemandangan bagi mata jernih gadis itu. Ia mengamati sebuah pulau.

"Kenapa mereka menculikku?"gumam Hinata.

Gadis itu menatap pintu kayu yang tampak bergerak-gerak itu. Tak lama pintu terbuka dengan lebarnya. Seorang sosok tegap memasuki ruangan. Membawa sebuah nampan. Hinata segera membiarkan dirinya terapung ke atas hingga menempel erat dengan langit-langit.

"Makanan!"kata pria itu.

Hinata menatap jalan keluar. Gadis itu pun menapaki tanah dan tanpa suara meninggalkan ruangan itu.

"Jangan remehkan aku!"teriak Hinata membanting pintu dengan keras dan menyentuh tangkai pintu hingga dipenuhi bunga es. Dan sudah pasti, tak akan bisa dibuka dari luar maupun dalam. Ini es abadi yang khusus Hinata buat jika ada keadaan mendesak.

Gadis itu melenggang menyusuri lorong.

"Aku ada di dalam sebuah kapal. Dan aku bisa kendalikan air!"seru Hinata ingat akan kemampuannya,"Oke..."

Gadis itu berjongkok di lantai kayu alas koridor itu. Tangannya ia tempelkan erat pada lantai. Mencoba bersentuhan langsung dengan air laut di bawah.

"Kumohon!"Hinata memejamkan matanya, ia berkomat-kamit. Dan tak lama, laut serasa bergejolak.

Ombak laut mulai mengganas. Angin pun menderu kencang. Salju-salju beterbangan dari dalam kapal itu.

Dari ruang kendali, beberapa orang pria yang memegang kendali mengernyit bingung.

"Pantau ruang tahanan!"perintah pria bertubuh paling besar.

Last Snowflake [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang