The Other Side

1K 78 5
                                    

A NaruHina Fanfiction
Naruto © Masashi Kishimoto
Last Snowflake © LovelyLavender2712

"Oh... Begitu!!"seru Sarada. Ia menatap prihatin ke arah sahabat ayahnya ini.

Naruto mengangguk,"Semuanya memang sudah diatur. Bukan begitu?"tanya Naruto perlahan.

Sarada mengangguk pelan.

"Oh ya, seingatku kau tadi sedang duduk di depanku, melamun kan sesuatu yang mungkin berkaitan dengan pertanyaanmu barusan. Bukan begitu?"tanya Naruto memasang pose seolah sedang berfikir.

Sarada menutupi wajahnya yang sudah merona dengan kedua tangannya. Dan hal itu mengundang tawa Naruto. Tak lama, seorang wanita berambut indigo pendek keluar membawa nampan berisi camilan. Di belakangnya, Ishihara mengikuti sambil memandang ke arah wajah Sarada yang merah padam.

Alasan wajah merah Sarada karena sosok yang berjalan dengan wajah mengantuk di samping Ishihara. Tak lain adalah Boruto, putra Naruto dan wanita berambut pendek itu.

"Ini dia. Masih hangat, cocok untuk camilan di saat dingin,"kata wanita itu lembut.

Naruto tersenyum,"Terimakasih, sayang!"serunya senang.

"Bibi Hinata, duduklah!"kata Sarada menepuk tempat kosong di sampingnya.

Wanita yang dipanggil Hinata itu tersenyum kemudian menggeleng lembut,"Bibi harus masak makan malam. Kalian saja, nikmati camilannya. Bibi masuk dulu. Oh ya, Boruto, jangan lupa antar Sarada ya,"kata wanita itu kemudian membawa nampan masuk ke dalam rumah.

Naruto tersenyum memandangi punggung mungil wanitanya itu.

"Bagaimana Bibi Hinata di sini padahal menurut ceritamu tadi dia sudah mati?"tanya Sarada lancang memotong fantasy Naruto.

Ishihara melotot,"Sarada!"dengannya mengingatkan sang sepupu untuk memperhatikan sopan santun.

"Aku 'kan hanya bertanya!"sewot Sarada.

Ishihara berdecak,"Ya sudah. Aku akan pulang duluan. Kau masih ingin di sini 'kan?"tanya Ishihara cuek. Menarik travelbag hitam di balik tubuhnya.

"Paman, aku akan pulang. Kalau Sarada tidak sopan tarik saja telinganya sekuat mungkin!"kata Ishihara berpamitan.

"Ya, hati-hati!"jawab Naruto.

Pria berambut Hitam itu kemudian mengajak seorang bocah berambut hitam sepertinya untuk pulang dan memasuki mobil mereka.

Naruto memandangi mobil itu hingga menghilang di tikungan jalan.

"Ah, benar juga. Aku harus buang sampah!"seru Boruto kemudian berlari ke belakang rumah.

"Ayah! Ceritakan lagi tentang Ibu!"suara cempreng putrinya membuat Naruto menengok ke arah kursi yang tadinya ditempati Boruto kini telah ditempati putri kesayangannya, Himawari.

Naruto memasang senyuman kemudian menepuk pangkuannya. Himawari dengan riang berpindah duduk di sana. Kemudian, Naruto menyuruh Sarada untuk duduk di sebelahnya.

"Lalu, beberapa minggu setelah kematian Hinata, Nenek mengajak Ayah untuk menghadiri acara penting dari kolega Ayah...

...

Naruto cemberut meski tangannya terus bergerak menyetir mobil hitam itu. Sementara Kushina disampingnya yang tampil cantik sibuk mengoceh dengan tangan yang menekan-nekan layar handphone pintarnya.

Last Snowflake [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang