"Eh prill lo kok dari tadi gue perhatiin bengong mulu. Sebenarnya lo ngajak gue kesini mau ngapain sih? Ngeliattin lo bengong doang gitu" ucap Itte sebal. karena sedari tadi Prilly datang sampai sekarang ia tidak berbicara sepatah kata pun.
"Ih gue tu lagi mikir, gimana coba supaya perjodohan itu bisa batal"
"Kok dibatalin sih?"
"Ya karna gue rasa gue belum siap tau gak buat nikah sama dia. Ya walaupun dia orangnya baik"
"Cie yang ngakuin dia orangnya baik. Gue lagi gak salah denger kan prill?" Goda Itte.
"Ihh... lo tuh ya bukannya bantuin gue mikirin gimana caranya kek. Ini malah godain gue"
"Emangnya lo tega gitu ngerusak kebahagiaan Mommy sama Daddy lo. Kalau menurut gue pribadi nih ya lo turutin aja deh kemauan bonyok lo itu. Secara mereka enggak pernah minta apa-apa kan selama ini sama lo selain minta lo nikah sama si Ali itu. Benar gak?"
"Iya juga sih mereka gak pernah minta apa-apa sama gue selama ini. Tapi gue tetap gak bisa Itte"
"Jangan aneh-aneh de prill. Pernikahan lo tuh tinggal 2 minggu lagi, terus lo mau batalin gitu aja? Gak usah gila de Prill" marahnya pada Prilly yang seenaknya saja membatalkan pernikahan yang tinggal 2 minggu itu apa kata orang nanti.
"Terus gue harus gimana Te? Gue tetap gak bisa nikah sama Ali"
Gritte menghela napasnya lelah. Dasar keras kepala batin Gritte.
"Gini ya Prill. Mungkin sekarang lo gak cinta atau sayang sama Ali tapi percaya, tuhan gak pernah tidur. tuhan tau mana yang terbaik buat kita dan mana yang enggak baik. Mungkin ini udah takdir dan lo harus menjalankannya. Gue yakin lo bisa ngejalanin ini semua" ucap Itte. Setelah menasehati sahabatnya, Gritte pun memeluk prilly mencoba menenangkan sahabatnya itu.
******
"Woy gila ya lo berdua main ninggalin gue aja tadi" ucap Verrell sambil ngos ngosan karena berlari dari lantai 6 apartement sampai di basement.
"Itu sih derita lo. Sapa suru jalannya lelet banget kayak siput" sahut leo
"Buruan masuk gak usah bengong aja lo di situ. Mau lo kita tinggalin disini" sambung Ali di balik kemudi
"Iya iya ini juga mau masuk" ucap Verrell
Mobil yang di kendarai oleh Ali pun melesat pergi meninggalkan pelataran Basement menuju bandara. Di perjalanan menuju bandara kali ini tidak ada yang membuka pembicaraan karena Ali yang fokus menyetir mobil, Verrell yang sibuk dengan ponsel nya sambil sesekali tersenyum entah apa yang sedang Verrell lakukan dengan ponsel nya itu dan juga Leo yang tidak bisa diam saat duduk di bangku penumpang sampai ia melihat sesuatu di bawah tempat yang ia duduki dan menggambilnya.
"Wow... buset dah ni tas bagus banget. Eh Li ni tas punyanya lo" Tanya Leo yang tak sengaja melihat kantong plastik bermerk salah satu brand terkenal dunia itu.
"Tas? Tas apaan emangnya Le." Kata Ali yang balik bertanya kepada Leo. Sambil melihat kearah kaca yang berada di atas kepalanya. "Ohiya itu kan tas pemberian gue buat Prilly tadi tapi gue lupa kasih sama dia soalnya dia udah buru-buru keluar tadi" ucap Ali saat melihat tas yang ingin ia kasih kepada Prilly tapi Prilly sudah masuk duluan.
Verrell yang mendengarpun beralih dari ponselnya untuk melihat apa yang sedang Ali dan Leo bicarakan tadi
"Eh tunggu deh tu Tas kok kayak gue pernah lihat minggu lalu waktu gue flight ke Paris ya. Waktu itu kalau gak salah di Paris ada pameran tas brand terbaru" ucap Verrell saat melihat tas yang pernah ia lihat di pameran paris minggu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Captain
FanfictionPunya suami Captain pilot? Pasti sangat menakjubkan