BTS 8

5.2K 371 1
                                    

Hari ini Fatir sengaja meliburkan diri dari kantornya. Hari ini ia bertekat akan mencari tahu semuanya tentang Keysha yang tak ingat sama sekali dengannya!
Hari ini juga ia akan mencari tahu kebenarannya sendiri.

Setelah mengantarkan Syafa masuk ke dalam kelasnya, kini Fatir sudah melenggang menuju ruangan kepala sekolah. Ia akan menanyakan alamat rumah Ibu Guru Sasa.

"Begini pak, saya datang ke sini karena ingin meminta bantuan pada bapak kepala." kata Fatir dengan ekspresi serius menandang lawan bicaranya.

Kepala sekolah itu sendiri hanya bisa mengagguk siap, "Bantuan apa pak? Insya Allah saya siap membantu Pak Fatir."

Senyum tersungging manis di wajah Fatir. "Saya minta alamat rumah Bu Sasa." kata Fatir yang seketika membuat kepala sekolah mengerutkan dahi. "Saya mohon pak. Ini penting!" sambung Fatir yang kini nada suaranya memohon.

Sementara kepala sekolah itu sudah tak enak memandang seorang yang sudah menyumbangkan dana kepada sekolah taman kanak-kanak itu. Alias donatur sekolah itu sendiri.

Dengan helaan napas berat, "Baiklah pak, saya akan berikan alamat rumah Bu Sasa." kata Pak kepala yang membuat Fatir berterimakasih.

Setelah Pak kepala sekolah itu memberikan alamat rumah Sasa, kini Fatir sudah berlalu setelah mengucapkan beribu-ribu terimakasih karena Pak kepala sekolah, akan sangat membantunya.

Mobil sport mewah itu sudah melaju meninggalkan area parkir sekolah dan langsung menuju alamat yang akan dituju. Hari ini juga ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Keysha.

Selang beberapa menit sampailah mobil mewah Fatir di depan rumah sederhana begitu minimalist dan indah karena depannya penuh tanaman bunga. Fatir pun turun dari mobil setelah menghela napas panjang dan memasuki pagar rumah yang terbuka sedikit.

Kini Fatir sudah berdiri tegap di depan pintu rumah sederhana itu. Tiba-tiba tangannya bergetar saat akan memencet bell rumah, ia harus memberanikan diri mendengar apapun kenyataannya.

Ting Tong!!!

Jari Fatir akhirnya memencet bell hampir tiga kali, lalu ia mencoba menunggu respon dari pihak dalam rumah. Selang beberapa menit muncullah wanita paruh baya membuka pintu rumah.

Terlihat ada raut wajah terkejut menatap siapa yang datang bertamu, pagi-pagi begini.

"Assalamualaikum." salam Fatir dengan senyum khasnya.

"Wa'alaikumsalam." jawab wanita paruh baya itu yang tak lain adalah Mamah Sasa. Tanpa aba-aba Fatir sudah menggapai tangan Mamah Sasa dan mencium punggung tangannya.

Wanita paruh baya itu masih terdiam membisu, tubuhnya seakan bergetar menatap lelaki yang dulu menjadi suami dari putrinya_Keysha.

***

Sementara di sekolah Syafa hanya bisa diam, ia tak bermain dengan teman-temannya. Ia lebih memilih diam sendirian di dalam kelas. Gadis kecil itu tampak murung dan tak bersemangat menjalani hari-harinya. Hati kecil gadis itu masih berharap guru cantiknya itu akan menjadi Ibunya di rumah. Ia masih sangat berharap itu semua terjadi. Kalau memang itu terjadi Syafa akan menjadi anak yang paling bahagia di dunia...

"Aduh!" keluh Syafa memegang kepala saat sebuah bola plastik sedikit besar mengenai kepalanya. Rasanya sedikit sakit walau itu plastik!

"Sakit." rintih Syafa lalu tanpa sadar ia menitikan air mata karena merasakan sakit dikepalanya.

Tak lama datanglah anak lelaki kecil mengambil bola plastik itu. Anak lelaki itu tampak bingung melihat Syafa menangis sendiri, duduk dikursi sambil menunduk dan menangis!

Bahagia Tanpa Syarat  (Complated)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang