"Aku bersedia menikah denganmu."
Keysha menatap mata hitam bening itu dengan mantap. Setelah berpikir panjang akhirnya ia memutuskan untuk menerima ajakan menikah dari Afriza. Terdengar helaan napas lega dari seorang lelaki berwajah tampan dan tegas, ia bahagia. Setidaknya ia akan segera memilki Keysha walau ingatannya sudah kembali.
"Aku berjanji akan menjadi suami yang baik untukmu." Fatir mengutarakan niat tulusnya dari hati yang paling dalam. Rasa dendam yang dulu sempat ia tanamkan pada Keysha seketika musnah begitu saja dan berganti dengan benih-benih cinta.
Ia tak menyangka bisa mencintai Keysha begitu dalam,bahkan rasa cintanya pada Keysha lebih besar daripada dengan Shafira dulu. Ia juga tak tahu kenapa? Padahal keduanya sama-sama wanita sholihah.
Kata-kata Afriza barusan begitu menhujam jatungnya. Ia merasa sakit saat mendengar kata-kata itu. Tiba-tiba ia merasa ragu dengan keputusannya sendiri, tapi mau bagaimana lagi? Mungkin ini adalah takdir hidupnya yang harus ia jalani dengan ikhlas.
Kini mereka semua terlihat sedang berbincang-bincang mengenai kapan acara pernikahan dilangsungkan. Hampir setengah jam akhirnya keputusan menikah telah ditemukan.
"Baiklah kita langsungkan acara pernikahan ini dua minggu lagi!" Afriza mengambil keputusan yang begitu membuat Keysha terbelalak tak menyangka, kenapa harus secepat ini?
Mamanya tersenyum manis menghalangi Keysha yang hendak protes. "Mama setuju, lebih cepat lebih baik. Dan Mama yakin, kalau Mama setuju Sasa juga setuju." kata Mama dengan ramah. "Iya kan, nak?" lanjut Mamanya yang kini melirik singkat Sasa.
Keysha hanya mengangguk pasrah. Ia pun pamit ke kamar, ia ingin istirahat sejenak. Baru kemarin ia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, dan kini ia harus menghadapi kenyataan kalau ia akan menikah dengan orang yang sama sekali tak ia cinta. Lelaki itu begitu baik karena mau membayarkan semua hutang Papanya, dan kini saatnya ia membalas budi lelaki itu.
Lalu bagaimana dengan Fatir?
Sementara di tempat lain Fatir masih memikirkan kejadian tempo hari yang lalu. Rasanya ia masih tak percaya kalau hutang-hutang Papa mertunya yang membayar adalah Afriza. Ia membayar itu semua hanya untuk mendapatkan Keysha. Sudahlah Fatir tahu itu semua, dan setelah ia mendapatkan Keysha. Ia sakiti istrinya itu, sebagai bentuk balas dendamnya pada Fatir.
"Ayah!" suara lembut itu langsung membuat Fatir menoleh lalu tersenyum. Wajah cantik putrinya terlihat tersenyum, seolah menguatkan jiwa dan raga Fatir. Tanpa putrinya mungkin ia tak bisa berdiri tegap, tanpa putrinya mungkin ia sudah mati. Hampir lima tahun berlalu, hatinya masih utuk Keysha. Sama sekali tak ada pikiran untuk mencari pengganti Keysha, cukup sekali dalam hidupnya menghianati Keysha demi seorang anak.
Fatir berjongkok lalu memberikan bingkai foto kecil yang ada di meja kerjanya. Ia tak bisa tidur, awalnyaia ingin melanjutkan pekerjaannya dikantor namun ia malah terbayang-bayang kejadian di rumah sakit itu. Hingga akhirnya ia malah memperhatikan bingkai berukuran sedang yang selalu iapajang dimeja kerjanya.
"Ini foto Ayah dan Ibu Sasa?"
Fatir mengangguk lemah. Rasanya sakit jika mengingat masalalunya dulu bersama Keysha. Dari awal menikah hingga kini, Allah selalu memberikan cobaan pada keluarga kecilnya. Entah sampai kapan cobaan itu berakhir dan ia bisa hidup bahagia dengan istri dan anaknya.
"Ibu Sasa cantik." celetuk Syafa begitu saja setelah ia mengamati foto Ayah dan Ibunya itu. Sementara Fatir sudah tersenyum, karena memang dari dulu sampai sekarang Keysha selalu terlihat cantik dan anggun.
***
Hari ini rencananya Afriza dan Keysha akan pergi ke sebuah butik ternama di Jakarta. Mereka akan fitting pakaian pernikahan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia Tanpa Syarat (Complated)
RomanceSEQUEL Jodoh Cerminan Diri. Jika ingin membaca cerita ini SEBAIKNYA bacalah dulu cerita sebelumnya! ------S---E---Q---U---E---L----- Gadis kecil itu siapa? mengapa aku sangat senang bila bersamanya dan kenapa aku merasa mempunyai ikatan batin pada g...