"Kau lihat sendiri, kan? Ada yang tidak beres." Seorang pelayan mengatakannya dengan bisikan pada teman sesama pelayan yang ada di sampingnya. Di tangannya terdapat kaligrafi pada selembar kertas yang tertulis apik.
"Benar. Sangat-sangat tidak beres. Ini membuatku merinding. Kaligrafi ini...tidak mungkin." Temannya menjawab dengaan disertai sebuah jeda mengutarakan ketidak percayaannya sambil mengarahkan pandangan matanya pada jendela rumah yang terbuka sekitar 15 meter jauhnya dari mereka.
"Kau pikir, apa yang terjadi padanya?" Pelayan itu kembali bertanya dengan suara yang sedikit lebih pelan.
"Dia hanyalah seorang idiot. Setiap hari yang dia lakukan hanyalah melamun. Orang seperti itu tak mungkin jadi jenius hanya dalam waktu satu malam. Lagipula, aku bahkan tak pernah melihatnya memegang kuas. Aku yakin ini pekerjaan iblis. Apa lagi kalau bukan?" Teman pelayan itu menjawab sambil mengerutkan alisnya.
"Maksudmu dia kerasukan? Aku jadi merasa tidak aman di tempat ini." Pelayan itu mendekapkan kedua lengannya pada tubuhnya dengan memasang ekspresi 30% ketidak percayaan, 30% ketakutan, 40% penasaran.
"Aku juga." Temannya mengangguk setuju.
"Mari kita pergi. Zhou Kuang sialan itu bisa memarahi kita kalau dia sampai tahu kita bermalas-malasan disini. Dengan mengandalkan perlindungan dari nyonya muda ke-2, pelayan kecil seperti kita tak bisa melawannya."
"Kau benar, mari kita segera pergi."
Setelah itu, kedua pelayan yang tak diketahui namanya itu pun pergi meninggalkan bangunan kecil tempat tinggal putri pertama Keluaga Lin.
***
"Kedua orang itu mengatakan bahwa anda kerasukan, nona. Itu sangat tidak sopan. Berani sekali mereka mengatai majikan yang mereka layani sendiri. Apakah semua orang di tempat ini seperti itu?"
Seorang gadis muda berpakaian sederhana melontarkan kata-kata itu dengan raut muka tak suka terpampang jelas di wajahnya. Matanya yang besar berbinar menatap tajam ke arah jendela yang sedikit terbuka. Arah yang sama dengan asal suara yang tadinya dia dengar dari dua orang pelayan.
"Itu bukan masalah. Lagipula mereka sudah cukup lama berada di sini. Tidaklah aneh bagi mereka untuk berasumsi seperti itu setelah melihat perubahanku beberapa hari ini." Timbal seorang gadis muda cantik berumur sekitar lima belas tahunan yang sedang duduk menikmati teh yang juga pemilik dari rumah itu, Lin Xuanyue.
Gadis muda itu bermarga Lin dengan nama pemberian Xuanyue. Dia berumur tepat lima belas tahun hari ini. Meskipun begitu, tak ada perayaan sama sekali terhadap hari jadinya itu. Rumah kecil itu terlihat sepi dan tersisih, lebih terlihat seperti gudang apabila dibandingkan dengan bangunan-bangunan mewah lain di kediaman Keluarga Lin.
Angin yang berhembus secara perlahan dari balik jendela ke dalam rumah menambah suasana sepi di rumah itu yang saat ini hanya memiiki dua orang gadis muda di dalamnya.
"Memangnya, apa yang kau lakukan di sini, Huo Lan?"
Lin Xuanyue bertanya tiba-tiba kepada gadis muda yang tengah duduk di hadapannya itu.
"Ah! Aku baru mengingatnya. Hampir saja!"
Dengan raut muka yang berubah menjadi setengah terkejut dan setengah bersyukur, Huo Lan menepukkan telapak tangan kanannya ke kening.
"Begini, jadikan aku sebagai pelayanmu!"
Kini raut mukanya berubah menjadi sedikit menyeramkan dengan matanya yang melotot ke arah Lin Xuanyue, seolah memaksa gadis yang duduk manis di depannya itu untuk mengatakan sepatah kata 'ya'.
"Huh?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Stunning Smile
Ficção HistóricaDia adalah seorang gadis yang sama sekali tak percaya pada cinta. Karena suatu insiden, terlahir kembali sebagai puteri tertua dari menteri kanan kekaisaran di masa dan dunia yang berbeda. Meski begitu, dia sama sekali tak pernah mendapatkan kasih s...