~ Saatnya Pembalasan ~

167 7 8
                                    

Anton mengendarai mobil dengan sangat cepat. Bisa dibilang ia mengemudikanya dengan ugal-ugalan. Sahrul, Eddy, Arif dan Dika pun berpegangan dengan sangat kencang pada setiap bagian mobil yang bisa mereka jadikan pegangan. Setelah beberapa menit memacu mobilnya. Mereka melihat rombongan mobil-mobil si pria kekar di kejauhan.

"Liat! Itu mereka!" seru Sahrul.

"Oh iya itu mereka!" seru Arif.

"Ayo mas Anton, kita bisa kejar mereka" kata Dika.

"Oke! Pegangan!" seru Anton.

Setelah mempercepat laju mobilnya, tibalah mobil mereka di rombongan paling belakang. Di sana terdapat sebuah mobil van besar. Mobil yang dikendarai Anton pun mulai mendekatinya.

"Mas, liat van itu?" tanya Dika.

"Iya mas Dika. Jelas!" kata Anton.

"Tolong mas Anton deketin saya ke pintu belakang mobil itu" kata Dika.

"Siap!" seru Anton.

"Rip, lu nanti yang buka pintunya, biar gue yang masuk" kata Dika.

"Beneran lu? Kalo lo mati gimana? Lo kan belum beliin tiket teather JKT buat gue" kata Arif.

"Gila lu ya! Keadaan genting gini masih mikirin yang gituan! Udah doain aja semoga gue selamet!" kata Dika.

"Amin!" seru Arif.

"Mas Dika udah siap?" tanya Anton.

"Oke yok! Rip lu maju duluan buka pintunya!" kata Dika.

"Siap!" seru Arif.

Kemudian Anton mengemudikan mobilnya sangat dekat dengan bagian belakang van tersebut. Arif yang sudah berada di depan mobilpun dengan mudah meraih pintu belakang van tersebut. Tetapi tiba-tiba mobil van tersebut melintasi lubang yang cukup dalam. Anton yang kaget langsung membanting setirnya ke kiri supaya tidak ikut masuk ke dalam lubang. Namun, hal tersebut membuat Arif kaget dan melepas pijakanya dari mobil Anton. Arif pun bergelantungan di pintu mobil van tadi.

"Ariiif!" teriak Dika.

"HAAAA! Diiiik!! Ngeri!!!!" teriak Arif.

"Mas Anton, deketin lagi mobilnya ke sana! Cepet!" seru Dika.

Anton pun mengemudikan mobilnya kembali mendekati bagian belakang van tersebut. Namun tiba-tiba van tersebut mengerem mendadak, sehingga tanpa sengaja mobil Anton menabrak badan Arif yang masih bergelantungan di pintu van. Dika yang panic langsung maju ke kap depan mobil Anton.

"AAAAAAAAA!" teriak Arif.

"Lo ngga papa Rip?" tanya Dika.

"AAAA! Kaki gue!!" teriak Arif.

"Sekarang sini tangan lo!!" seru Dika.

"AAAAAA! Sakiiiiit!" teriak Arif.

"Kasih tangan lo!! Gue bakalan narik lo Rip!! Cepetan!!" kata Dika.

"AAH!" teriak Arif sembari memegang erat tangan Dika.

"Mas Sahrul! Mas Eddy! Tarik aku!" teriak Dika.

Kemudian Sahrul dan Eddi menarik badan Dika. Bersamaan dengan itu Dika juga menarik Arif kembali ke atas mobil Anton. Sahrul dan Eddy membopong Arif dan meletakanya di kursi belakang mobil Anton. Dika pun menghampiri Arif yang sedang terluka.

"Rip! Kaki lo nggak papa Rip?" tanya Dika dengan nada panik.

"A.. a... aduu..aduuh! Sakit Dik aa!" kata Arif.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Lost TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang