Setelah menempuh seharian penuh perjalanan, sampailah Dika di Purbalingga. Purbalingga merupakan tempat asing baginya. Ia belum pernah mengunjungi tempat ini sebelumnya. Dika yang baru tiba di terminal hanya bisa melamun melihat-lihat orang yang ada di sekitarnya. Ia terlihat seperti sosok yang kebingungan, ditambah lagi ia sekarang sendirian, tanpa Arif maupun Erin. Ia berjalan menyusuri peron terminal dengan wajah kebingungan. Ia keluar dari terminal dan berjalan di trotoar ke arah yang tak pasti. Tujuanya adalah mencari bukit tertinggi di kota tersebut. Namun sejauh mata memandang hanya ada gedung dan bangunan di tepi jalan. Dika yang mulai lapar memutuskan untuk mampir sejenak di warung angkringan pinggir jalan. Ia makan dan minum dengan lahap, setelah selesai makan, ia berbincang-bincang dengan penjualnya.
"Enak mas daganganya" kata Dika.
"Hehe, nggih matur nuwun" jawab si pedagang.
"Mas sudah berapa lama jualan beginian?" tanya Dika.
"Ya lumayan lama mas, 15 tahun kalo nggak salah. Dulu saya mulai jualan pas saya berhenti STM, awalnya cuma bantu bapak saya, habis beliau udah nggak ada, saya deh yang lanjutin" kata si pedagang.
"Oh gitu ya mas. O iya, saya mau numpang tanya. Kalo disini, bukit yang paling tinggi itu di mana ya mas?" tanya Dika.
"Waduh, saya nggak pernah ngukur mas" kata si pedagang.
"Hahaha, mas ini. Ya udah, kalo dari sini meu ke arah gunungnya lewat mana ya mas?" tanya Dika.
"Kalo itu baru saya tau, mas ikutin jalan depan itu ke kiri, ke utara mas. Mas lurus terus aja, atau nggak pake angkot yang ke utara sana mas" kata si pedagang.
"Oh.. ya udah terima kasih banyak ya mas. Ini ditotal mas berapa?" tanya Dika.
"Semuanya jadi 12 ribu mas" kata si pedagang.
Dika pun menyerahkan uangnya kepada si pedagang. Kemudian ia berjalan menuju utara seperti apa yang diberitahu oleh si pedagang. Ia berjalan sendirian selama kurang lebih 1 jam. Sampailah ia di depan hamparan sawah yang luas. Di sana ia bisa melihat banyak bukit-bukit yang ada di sebrang sawah tersebut. Ia pun mulai mencari dimanakah letak bukit tertinggi yang ia ingin tuju. Sesaat Dika terpesona oleh pemandangan sawah hijau yang luas bersamaan dengan matahari terbenam di sisi kirinya. Hari mulai malam, matahari mulai terbenam.
Dika sudah menemukan bukit yang ia cari. Karena jaraknya yang jauh, ia mulai mencari tumpangan. Ia akhirnya menumpang sebuah mobil pick up yang membawa kambing-kambing yang akan disembelih. Setelah setengah jam perjalanan, ia diturunkan di tepi bukit yang ia tuju. Di situ Dika berpikir sejenak untuk memutuskan apakah ia akan mendakinya sekarang atau besok ketika matahari sudah muncul kembali. Dika pun memutuskan untuk mendakinya saat itu juga dengan alat seadanya. Medan di bukit tersebut awalna landai dengan alas rumput sehingga mudah didaki. Setengah jam berlalu, medan mulai bertambah sulit, bebatuan terjal dan curam harus ia daki demi mencapai puncaknya. Tiba saatnya dimana Dika harus menyebrangi sebuah jurang yang terlihat landai namun dalam. Ia mulai melangkahkan kainya ke tepi jurang yang ada di depanya. Dengan berpegangan sebuah dahan pohon, Dika menarik kakinya yang lain. Namun tanpa disangka dahan tempat ia berpegangan patah. Dika yang belum mendapat keseimbangan pun jatuh berguling. Badanya berguling-guling beberapa kali sampai akhirnya terhenti oleh pohon yang terhantam oleh punggungnya. Kepalanya pun mendarat di sebuah atu. Dika tak sadarkan diri.
Keesokan harinya, Dika terbangun lemas di sebuah ranjang kayu. Kepalanya yang masih pusing belum mampu berpikir jernih saat itu. Satu-satunya hal yang bisa ia lihat adalah kamar berdinding bamboo yang sedang ia tempati. Dika yang mulai pulih mengangkat badanya untuk duduk. Kakinya memijak latai tanah. Tiba-tiba datang seorang pria tua mengenakan sarung dan kaos bergambar salah satu produk bibit jagung. Pria itu terlihat kurus dan berambut putih. Duduklah ia di samping Dika. Ditepuknya pundak Dika sembari berkata.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Treasure
AventuraSinopsis : Dika Martaputra, seorang mahasiswa kurang mampu yang ditempa musibah Ibunya sakit parah dan butuh uang segera untuk membiayai operasi Ibunya menerima bantuan berupa secarik kertas dari tukang becak yang menuntunya ke petualangan luar bia...