Classroom; 10

3.2K 435 42
                                    

Masa Taehyung berenangnya pakai kacamata renang terus di punggungnya ada tabung oksigen buat nyelam. Emang mau ngeliat apa? Orang airnya kuning gini kok.

Ya Tuhan.

Sungguh terganggu jiwa anak ini.

"Tae, lo ngapain?" tanya Irene.

"Berenanglah. Mau ikut gak? Batu-batu yang ada di dalam bagus-bagus, Rene."

Dikira terumbu karang kali. Irene nunjukin muka males gitu. "Gak ah. Gue gak bisa berenang," tolak Irene.

"Yah kecewa. Lo mau ke mana?" tanya Taehyung.

"Mau keliling aja kok. Mau ikut?"

Taehyung terlihat berpikir sebentar. "Boleh deh."

"Yaudah, ayo naik!"

"Gak, gue berenang aja."

Irene nunjukin wajah kesalnya. "Ntar lo capek. Mana bawa tabung oksigen kayak bawa tabung gas 60 kg. Kaga pegel lo?"

Taehyung senyum-senyum terus nenggelamin dirinya bentar lalu nongol lagi. Curiganya Taehyung lagi salah tingkah gara-gara diperhatiin Irene. "Iya sayang, aku nurut kok."

Namjoon apa kabar?

Irene lalu mengulurkan tangannya memberi bantuan pada Taehyung buat naik ke perahu. Sesudahnya Taehyung naik, dia lalu membuang tabung oksigennya ke air banjir. "Lah, Tae kenapa dibuang?" tanya Irene bingung.

"Gak ada isinya kok."

"Terus ngapain dipakai?"

"Buat gaya-gaya aja."

Ingin rasanya Irene berkata kasar. "Kenapa gak sekalian kacamatanya juga dibuang," kesal Irene. Kini perahunya kembali jalan.

"Jangan...yang ini gue minjem."

"Ya ya tae bodo amatlah. Lama-lama gue tenggelamin juga lo di sini."

Mereka akhirnya keliling desa sambil bercanda gurau. Sekarang mereka sudah lumayan dekat, walaupun Irene baru seminggu pindah ke desa ini. Mereka juga saling berbagi cerita. Irene bercerita tentang dia yang masih tinggal di Seoul. Dia juga gak nutupin kalau dia sebenarnya kaya. Taehyung pun gak kaget. Kalau Taehyung, dia cerita tentang kehidupannya di desa selama ini. Ternyata dia belum pernah pacaran gaes. Kesempatan emas buat Irene ini.

"Rene, besok malam lo sibuk gak?" tanya Taehyung tiba-tiba.

"Gak kok kenapa?" jawab Irene santai.

Taehyung lalu melirik bang Namjoon sebentar, rada kasian sih sama bang Namjoon yang ngenes gitu, gak ada ngomong sama sekali lagi. Gak enak hati, Taehyung berniat berbisik aja sama Irene.

"Jalan yuk..." bisik Taehyung pelan. Iya lah pelan namanya juga berbisik.

"Ke mana?" seumur-umur baru kali ini Irene diajak jalan sama cowok yang idiot macam Taehyung.

"Ke konsernya Soojung, besok malam dia ngadain konser di jalan buntu ujung sana." Taehyung ngomong sambil nunjukin tempatnya.

"Lah Soojung artis desa ternyata. Masuk agensi mana tuh?" batin Irene.

"Boleh deh, jemput gue ya. Kita naik apa?"

Taehyung langsung cengong. Dikiranya Taehyung orang kaya yang bisa pilih kendaraan. "Lo maunya naik apa?"

"Hmm.... motor deh, kayaknya asik tuh."

"Oke, kita jalan kaki."

Wajah Irene berubah cemberut. Dia lupa kalau Taehyung itu rakjel. Jahatnya Irene.

Keheningan pun melanda ketiganya.

Please... Bang namjoon jangan ditanya.

Irene sama Taehyung cuma liatin banjir doang kayaknya kehabisan topik buat dibicarain sih hingga Irene bosan.

"Bang, anterin gue pulang ya. udah capek, udah mulai panas juga," pinta Irene pada abang Namjoon.

"Iya, Neng"

Lalu sampailah Irene di depan rumah. Taehyung membantu Irene untuk turun dari perahu.

"Tae, mau mampir?"

Taehyung berpikir sebentar. "Gak deh. Gue pulang aja. Jangan lupa besok malam ya," ujar Taehyung lalu mengedipkan matanya. Genit ah.

Irene nundukin kepalanya malu-malu gitu.

"Gue pulang ya," pamit Taehyung.

Irene nganggukin kepalanya. Bang Namjoon pun membawa Taehyung pergi.

Irene masih senyum-senyum sambil mandangin Taehyung. Gak tau kenapa, perasaan Irene bahagia aja gitu.

"Hm... ada yang lagi dilanda asmara nih," goda Yoongi di depan pintu sambil menyilangkan tangannya di dada.

"Asmara mata lo. Dilanda banjir sih iya." - Irene.

"Apaan sih. Tumben lo gak tidur?" Irene penasaran.

"Rumput-rumput lagi pada tenggelam. Gimana mau tidur? padahal ngantuk sih." Sedikit curhatan Yoongi.

Irene mengangguk paham tiba-tiba ia ingat sesuatu. "Tunggu bentar ya. Ntar gue balik lagi," ucap Irene kepada Yoongi lalu masuk ke dalam rumahnya.

Yoongi nurut aja. Gak lama, lalu Irene keluar lagi dengan membawa seikat kangkung. "Nih buat lo tidur."

Yoongi menerima dengan senang hati. Di hadiahin obat tidur gimana gak seneng. "Beneran nih, buat gue?"

"Iya ambil aja. Emak gue punya banyak kok."

"Makasih ya, Rene. Akhirnya gue bisa tidur dengan tenang. Tapi... Kayaknya gue tau nih yang jual kangkung siapa...."

"Iya Jimin. Kata emak gue dia maksa banget minta dibeliin kangkungnya."

"Goblok emang si jimin. Yaudah Rene gue tidur ya udah gak tahan nih." Yoongi langsung masuk ke rumahnya.

Irene kembali merasakan kebahagiaan. Membantu orang lain itu sangat menyenangkan. Dia berniat untuk masuk juga ke dalam rumah. Namun, belum juga sempat masuk. Jihoon udah teriak-teriak gak jelas manggil Irene.

"Kak! Kak!"

Irene kaget terus menoleh kepada Jihoon. "Kenapa dek?"

"Nih, Kak." Jihoon ngembaliin seikat kangkung.

"Loh bukannya ini kangkung yang gue kasih. Napa dibalikin?"

"Loh dek ini kan--"

"Kakak kok ngasih abang kangkung sih. Ntar dia tidur mulu kak. Gak baik buat kesehatan abang. Pokoknya kakak jangan ngasih abang yang bisa bikin abang tidur. Gak ku restuin ntar kakak sama abang!" Ceritanya Irene lagi kena marah Jihoon. Adek Yoongi kok serem sih. "Direstuin apaan? Sembarangan banget kamu ngomong dek. Emang gue punya hubungan apa sama abang lo," gedek banget dah si Irene.

"Kakak jangan sedih ya... Jihoon udah balikin hadiah kakak buat abang." Habis ngomong gitu Jihoon masuk ke rumahnya.

Kok bisa jadi salah paham gini sih.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Classroom ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang