Classroom; 25

2.9K 359 42
                                    

"Rene, jangan pergi...."

"T-Taehyung."

"Rene, jangan pergi..." ulang Taehyung lagi.

Irene menitikkan air matanya. Baru aja dia dan Taehyung menjalin hubungan tapi mereka harus pisah. Masih banyak yang pengen dia lakuin sama Taehyung. Mengingat kencannya sangat terbatas. Yaiyalah, paling mentok nonton konser Soojung doang. Dia pengen pergi nonton bioskop bareng Taehyung, jalan-jalan di taman kota, belanja di mall, atau ke Namsan Tower buat mengunci cinta mereka. Tapi sayangnya semua itu gak bakal pernah terjadi. Irene sadar dia berasal dari kalangan mana dan Taehyung dari mana. Udah kayak beda alam.

Yoongi dan Jihoon pun meninggalkan mereka berdua.

"Kalo disuruh milih gue juga gak bakal pergi, Tae. Tapi gue gak bisa tinggal di sini. Di sini gue gak bakal punya masa depan yang bagus, apalagi gue harus bisa ngejar cita-cita gue juga." Irene menitikkan air matanya kembali. "Jangan tahan gue, Taehyung," lanjut Irene.

.

.

.

Irene sekali lagi memandang desa yang penuh kenangan untuknya. Dia sangat ingat, bagaimana awal masuk ke desa ini, memulai sekolah di sini, dan bertemu orang-orang di sini. Semua itu gak akan pernah dia lupakan. Irene memasuki mobilnya yang terparkir di lapangan dekat perbatasan, membuka kaca mobil lalu melambaikan tangannya dengan memasang senyum sedih. Dia sedih harus meninggalkan teman-temannya.

Sehabis liburan dari pulau Jeju, Irene sebenarnya hanya memanfaatkan sisa liburannya untuk pulang ke Seoul. Namun semua itu menjadi nasib sial untuknya setelah bertemu dengan bapaknya, bapaknya malah menyuruh Irene untuk kembali ke Seoul. Padahal Irene sedikit gak terima. Perjanjian awal kan, dia tinggal di desa itu selama dua tahun bahkan belum menginjak setahun di sana dan terlebih lagi dia telah menemukan cintanya, dia malah disuruh balik. Baru aja ngerasain bahagia berada di desa itu. Datang lah masalah kampret buat ninggalin, kalau tau gini kan mending dari awal dia nolak aja waktu disuruh pergi ke desa itu. Lebih baik gak tau desa Amboy sama sekali daripada harus ninggalin.

"IRENE, HATI-HATI YA!" teriak Wendy.

"RENE, KALO ADA WAKTU BERKUNJUNG YA!" kini giliran Sehun yang teriak.

Irene mengangguk. Namun, faktanya dia gak bakal bisa berkunjung lagi karena bakal melanjutkan sekolahnya di luar negeri.

"JANGAN SAMPAI LUPA SAMA KITA!" teriak Soojung.

Tiba-tiba Mingyu dan Jimin berlari mendekati mobil Irene.

"Rene, ini hadiah perpisahan gue." Mingyu memberi Irene sate yang dibungkus dengan rapi.

Jimin pun tak mau kalah. "Rene, nih gue kasih tumis kangkung pakai saori saus tiram lumayan buat makan di jalan." Jimin memberikan Irene sekotak bekal, walaupun isinya cuma tumis kangkung doang.

Irene makin terharu dan berusaha menahan air matanya.

"Kok repot-repot sih...." Irene menerimanya dengan senang hati.

Tiba-tiba Seulgi pun ikut memberi Irene sesuatu. Seulgi memberikan Irene rujak buah. "Rene, gue cuma bisa kasih ini," ucap Seulgi.

"Gak papa. Niat lo aja udah baik mau ngasih gue sesuatu, gue bersyukur banget." Lalu Irene menyodorkan Seulgi sebuah tas.

"Ambil buat lo."

Irene memberikan tas miliknya yang selama ini dia pakai sekolah. Tas mahal yang ia beli di paris.

"I-ini beneran buat gue, Rene?" mata Seulgi udah berkaca-kaca.

"Iya ambil aja, maaf dapat bekas gue ya. Jadi lo gak perlu pakai keresek item lagi ke sekolah."

Seulgi nangis meluk Irene walaupun terhalang pintu mobil karena Irene masih di dalam mobil.

"Rene, makasih banyak," ucap Seulgi sambil tersedu-sedu.

"Iya, sama-sama." Irene mengelus-elus punggung Seulgi.

Jimin dan Mingyu menarik Seulgi untuk melepas pelukan mereka.

"Udah, Seul. Irene mau pergi nanti malah ketinggalan pesawat," ucap Mingyu. Seulgi masih seseguknya dipelukan Jimin.

Irene tersenyum sedih kepada teman-temannya lalu melambaikan tangan lagi. Dia semakin gak mau pergi waktu lihat wajah sedih teman-temannya. Selama tinggal di sini Irene gak pernah lihat wajah ini. Mana wajah konyol yang mereka tunjukkan selama ini? Tidak sengaja dia melihat ke arah Taehyung berdiri. Irene berusaha tersenyum tapi gak dibalas oleh Taehyung malah dia pergi menjauh meninggalkan lapangan. Irene ngerti, Taehyung pasti kecewa berat.

Mobil mulai berjalan. Kaca mobil Irene pun sudah tertutup. Namun, Irene enggan untuk melepas pandangannya pada teman-temannya hingga semakin lama, semakin menjauh dan hampir tidak terlihat lagi. Akhirnya tangis Irene pecah yang semenjak tadi dia tahan. Ia menangis kencang sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Gue sayang kalian terutama lo, Taehyung." - Irene.

Bersambung...

Classroom ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang