The Devil's POV
"Sel? DC memanggilmu."
Kata Raven seraya memasuki kamarku.
"What? Whats wrong?"
"I dont know, He said that its important thing."
"Okay, i'll be in the dark place after i finish my homework."
Setelah itu Raven pergi.
As you know, DC. Or i can call him My Dad. Well well even though he is a really terrible dad but I will never be what i am now if its not because of Him.
Tapi untuk apa dia memanggilku sekarang? Seingatku, untuk saat ini tak ada misi penting atau masalah penting yang harus dibicarakan. Well walaupun ada masalah angel, namun DC tidak tau apa apa soal itu. Peter memang sangat cerdik untuk bersembunyi, padahal DC sudah lama mencari keberadaannya. I admit he is one of the best kid here. Tapi karna tingkah konyolnya menyelamatkan angel, aku yang kena imbasnya.
"Selena.."
"Devil!" Teriakku kepada Raven.
Aku gasuka kalo ada yang memanggilku dengan namaku dirumah ini. Even DC call me Devil.
"Well Devil, DC Is waiting for you now in the dark place. Come on, You know the rule, Dont make him wait." Katanya.
"Fine fine." Kataku sambil membereskan pr menyebalkan ini.
"Come on." Kataku.
Aku dan Raven segera pergi keruangan DC, or we like to call it The Dark Place.
Aku dan raven memasuki ruangan itu, seperti biasa ruangan yang begitu gelap tanpa cahaya sedikitpun, bahkan aku sampai tak bisa melihat wajah DC.
"Hey Devil, Nice to see you, baby girl. I forget when was the last time we met." Kata DC.
"Dont call me baby girl or something like that dad, it makes me wanna throw up." Sahutku.
"Thats my evil queen!"
"Jangan membuang buang waktu, dad. Apa hal penting yang ingin kau bicarakan?"
"Follow me Devil, and Raven you can go back to your room."
"Okay, DC. Call me when you guys need me."
Setelah Raven pergi, aku mengikuti daddy. Dia menuntunku kesuatu tempat. Aku tau kita mau kemana. Ruang penelitian, fuck why on earth he bring me here? Gawat gawat, jangan jangan dia telah mengetahui sesuatu soal angel maupun peter? I hope not.
"Look at this Devil."
DC memberiku kertas kertas berisi print-an foto yang diambil dari cctv suatu tempat.
"What is it dad?" tanyaku.
"Look at this woman on the corner, do you notice who is she?"
Aku melihat ketempat yang ditunjuknya, wanita ini punya rambut hitam, sudah jelas bukan angel, lalu siapa ini?
"No, i dont know who is she?"
"Its Anne, Anne Hernandez." Kata DC.
Aku shock seketika. DC has found her. DC telah menemukan aunty Anne, ibunya peter. Ini gawat. Cepat atau lambat Angel pasti akan ditemukan. Apa yang harus kulakukan, God damn it!
"Devil, kenapa kau terlihat sangat khawatir?" Tanya DC.
"No dad, i just shocked! Aunty Anne masih hidup, kupikir semua keluarga hernandez telah tiada. Jadi aku sedikit terkejut." Kataku berbohong.
"Seharusnya memang mereka semua telah dibantai habis. Tapi kau tau, betapa cerdiknya mereka, Mereka dengan mudahnya bersembunyi di berbagai tempat diluar ekspetasi kita Devil, so i wont be that shocked if i found out that one of them still alive."
"You right dad."
"Maka dari itu kita harus lebih cerdik dari mereka, dan aku mempercayaimu, Karna kamu devil, adalah anakku yang paling Licik." Katanya sambil tersenyum jahat.
"Hahahaha obviously dad!"
"Now Devil, ini adalah misi baru yang sangat penting, aku sendiri yang akan mengawasi misi ini."
"NO DAD!"
oh shit! Kenapa aku pake teriak segala. Ini malah membuat DC curiga.
"Whats wrong , Devil?"
"No umm i mean..."
Gawat, kenapa disaat seperti ini aku sulit merangkai kata yang tepat, ughh hell.
DC menatapku heran.
"Well daddy, menurutku kita harus membuat misi ini sebuah misi rahasia. Karena kau tau selain cerdik dan pandai bersembunyi, aku yakin aunty anne punya teman disini yang merupakan sumber informasinya. Jadi lebih baik kita rahasiakan misi ini." Jelasku.
DC terlihat sedang berpikir keras.
"Well that make sense, Devil." Katanya.
"Yeahh so whats the plan? And daddy bolehkah aku mengawasi misi ini? Aku bosan dengan kerjaan sekolah, please, unleash The Devil Daddy." Pintaku dengan ekspresi jahat.
Aku tau DC takkan bisa berkata tidak pada ekspresi ini, dengan kata kata yang selalu kuberikan padanya di setiap misi.
"You are the evilest of them all!" Sahutnya.
"Hahahaha 100% i am. Oh no no maybe if my mom is still alive, She is The evilest." Kataku dengan sarkasnya.
Mom, the evilest and the strongest woman alive.
Ekspresi DC langsung berubah saat aku menyebut mom.
"Whatever you said Devil."
"Hahahaha, good night daddy. Sleep tight." Kataku seraya keluar dari ruang penelitian.
Sambil berjalan kekamarku, aku memikirkan rencana terbaik untuk menyingkirkan aunty anne tanpa menguak soal angel namun juga sambil mencari tau lebih tentang angel.
Oooohhh i need that new guy!
Who's the name of the new guy, btw. Well i have to meet him tomorrow.
***
Keesokan harinya.
"Devil, wake up! Devil!!!"
Siapa sih yang teriak teriak pagi pagi giniiii. Ughhhh
"Shut up!" kataku.
Aku membuka mataku sedikit.
"Wtf Ravenna!" teriakku.
Tiba tiba raven menindihku dan memukuliku dengan bantal.
"Ughhhhh Raven whats your problem?"
Kataku."Wake up Selena! The new guy wants to meet you!"
"Siapa?" tanyaku.
"The new guy."
Aku pun membuka mataku lebar.
"Really Rav? You know what time is it?" Tanyaku terganggu.
"Its seven am."
"Okay, dimana dia sekarang?"
"Disana." Kata Raven sambil menunjuk ke arah ruang Tv kamarku.
Wtf, The new guy is in my room!!!
"Heyyyyy you dumb or what new guy, This is my room!!!" Aku teriak seketika.
Dia pikir dia siapa, bisa seenaknya masuk kekamarku huh.
"Woah woahh calm down Devil." Kata Raven menenangkanku.
"Morning, Ms. O'Conner." Sapanya sambil berbalik badan menghampiriku.
Aku hanya terdiam.
"Morning, New guy." Kataku dengan tatapan tajam.
"New Guy, Huh?"
"Memangnya Siapa namamu? Kenapa tidak tercantum dalam datamu?" Tanya Raven.
"My name?"
"Nicholas Walker,Right?" Kataku tiba tiba.
Entah bagaimana kurasa aku mengenalnya.
"Ohh you notice me, Old Friend."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Behind The Act
Fiksi PenggemarDimanakah kebenaran itu? Kenapa mereka semua menyembunyikannya dariku? Siapa aku? Bahkan akupun tidak tau siapa diriku, Hanya namaku Crystal Hernandez. Selain itu, siapa aku? Aku bahkan tak ingat siapa ayahku dan bagaimana wajahnya. Aku juga tak in...