Bagian 7•Amanda Hilang

496 47 6
                                    

Dalam beberapa menit setelah terjadinya insiden perang kecil antara Ali dan Meme, seluruh anggota keluarga papa Husen tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing; Papa Husen berbincang dengan sang supir sekaligus pemandu wisata, Meme yang heboh dengan kamera Vlog nya, Ali yang fokus mengabadikan suasana padang pasir disekitar gunung bromo, dan Amanda yang bermain Cooking mama di ponsel miliknya.

Mobil Jeep yang mereka sewa telah berhenti di antara banyaknya mobil jeep yang juga terparkir dengan rapi. Posisi para mobil Jeep berhenti cukup jauh dari pos pendakian untuk menuju tangga yang menghubung ke puncak kawah bromo. Untuk mencapai Puncak Kawah Bromo dari parkiran Jeep, bisa dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 2 Km atau dengan menunggang kuda.

"Pa, kita naik kuda?" tanya Amanda.

"Pak, saya tunggu sini ya" ucap si supir jeep, "kita ada waktu sampai jam satu siang untuk melanjutkan ke wisata sebelumnya, pak. Semoga bapak menyukai kota kami"

"Zya mau naik kuda?" balas papa Husen sebelum berpaling menjawab pernyataan dari pemandu wisata, "kenapa nggak ikut juga mas? Gak papa nunggu disini?"

"Sudah biasa pak" jawab si pemandu sekaligus supir mobil jeep itu tersenyum.

"Naik ke kawah bromo enggak papa pakai kuda pak?" tanya Ali.

"Enggak papa, Mas. Biasanya seratus ribu per orang, nanti turunnya di tangga yang akan menuju puncak kawah. tapi kalau jalan kaki sekitar 2km dari sini terus bisa lewat tangga pendakian. Sekitar 250 anak tangga untuk sampai ke kawah."

"250 ANAK TANGGA?!!!" teriak Meme, kaget.

"Iya, mbak, pasti bakal menguras tenaga dan energi untuk sampai ke atas. Tapi kalau udah sampai diatas, pasti bakal suka kok mbak, pemandangannya bagus"

"Alah, sok kaget. Jalan! jangan manja" hardik Ali, "papa kuat jalan jauh?"

"Jalan pelan-pelan aja pak, asal sampai dengan selamat. Waktunya juga masih lama" ucap si supir lagi.

"Jalan atau naik kuda?" terang papa Husen tegas.

"Jalan kaki"

"Naik kuda"

"Zya gimana, nak?"

Amanda menatap abangnya, lalu beralih menatap papanya, "papa gimana? Kuat jalan? Zya ikut keputusan papa aja"

"Yaudah, ayo jalan. Meskipun panas juga suasananya tetep adem" putus papa Husen lalu berjalan mendahului para anak muda.

📖📖📖

"Ayo, Me" seru Manda menyemangati sahabatnya itu. Sepanjang perjalanan dari parkiran Jeep hingga Pura Poten Bromo, Meme masih sangat girang dengan kamera Vlog yang dibawanya. Menari, menyanyi, mengeluh, dan berlari-lari kesana-kemari dengan kamera miliknya. Dipertengahan anak tangga menuju kawah gunung bromo, semangat Meme sudah tidak lagi seratus persen seperti sebelumnya. bahkan kamera Vlog yang sejak tadi dibawa sudah tidak lagi terlihat, peluh keringat mulai mengucur di dahi Meme. Dipendakian kali ini, Ali-lah yang memimpin, disusul oleh Amanda lalu Meme yang terengah-engah dan papa Husen yang game over saat tiba di pura Poten. Beliau lebih memilih untuk beristirahat di warung.

Entah sejak kapan Ali sudah berdiri dengan tegap di atas puncak kawah gunung bromo itu, tampilannya yang tampan mengundang perhatian dari setiap pengunjung yang berada di sekeliling kawah bromo dan Amanda menyadari itu dari beberapa anak tangga lagi yang sangat dekat dengan puncak, gadis itu hampir saja sampai.

Sedangkan Meme, ia tengah duduk di salah satu anak tangga, "duluan aja,Zy. Gue, hah, hah, hah Nyusul" ucap Meme dengan nafas yang belum teratur.

Amanda yang mendengar itu segera melanjutkan pendakiannya yang hampir saja selesai. Dengan semangat menggebu-gebu, ia menatap takjub dengan keindahan di puncak gunung bromo itu. Suara gemuruh yang sangat besar melebihi suara pesawat terbang itu menggambarkan bahwa kawah dari gunung bromo ini masih aktif dan bisa meletus kapan saja. Tapi dari dalam diri Amanda tidak ada rasa takut sedikitpun, keteguhan iman yang ia punya terhadap sang pemilik alam semesta lebih kuat dari pada ketakutannya untuk mati.

KAMUWo Geschichten leben. Entdecke jetzt